WONOSOBO - Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 1, Ganjar Pranowo blusukan di Pasar Kertek, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Rabu (7/3/2018) pagi.

Ganjar mengunjungi pasar tradisional itu sekadar sarapan pagi bareng tim pemenangan.

Kala berjalan di muka pasar, Ganjar dicegat seorang pria paruh baya.

Pria itu menyodorkan dua bawang putih ke Ganjar.

"Pak, di sini bawang putihnya impor banyak diminati dibanding lokal," katanya.

Mereka berdialog singkat, kemudian Ganjar lanjut berjalan ke warung makan dalam pasar.

"Saya semalam menginap di Dusun Butuh, Kecamatan Kaliangkrik (Kabupaten Magelang). Di sana pernah ada kejayaan, tahun 80-an, sumber bawang putih," kata Ganjar lalu meletakkan sendok makannya.

Menurutnya, Jawa Tengah harus memperbaiki politik bawang putih. Itu mutlak.

Daulat pangan harus dikembalikan lagi.

Caranya, pertama mendata dari sisi hulu. Perlu diketahui jumlah petani yang setia menanam bawang putih, lokasi penanaman, luasan tanah dan kondisi panen dan pembinaan petani.

"Di sisi hilir sebenarnya kita bisa menghitung kebutuhan bawang putih di Jawa Tengah berapa sih? Kenapa harus impor? Masak gak bisa kita penuhi sendiri?" ujar dia.

"Ini pasti ada yang tidak benar, harus diberesi. Masukan ini membuat saya sempat berpikir tadi," imbuh Ganjar.

Politikus PDI Perjuangan itu menyimpulkan banyak petani yang tidak menginformasikan komoditas yang ditanam kepada pemerintah provinsi.

Ganjar meyakinkan pemerintah siap mendorong para petani naik kelas, melalui pendataan.

Sehingga apa yang dibutuhkan petani dapat dipantau dan dibantu pemerintah.

"Dengan adanya peran pemerintah, komoditas yang berlebihan dan menyebabkan harga anjlok dapat ditanggulangi. Caranya, dengan menjual ke daerah yang kekurangan melalui MoU," bebernya.

http://jateng.tribunnews.com/2018/03...ereskan?page=2

Mboten Korupsi