Selamat siang gan. Belakangan ini pengguna transportasi di indonesia d manjakan dengan kehadiran transportasi online seperti uber, gojek, dan grab
Namun ternyata Beberapa driver nakal mencoba berbagai hal agar mereka mendapatkan keuntungan maksimal dengan cara menipu sehingga perusahaan seperti grab merugi hingga 600 juta seperti tindakan pelaku?
Bagaimana Kronologis kejadiannya
1. Ternyata ada sindikat yang membantu membuat akun tuyul
Quote:
Dilansir dari
KompasAA (24), pelaku modifikasi aplikasi ponsel milik para pengemudi ojek dan taksi online, kini mendekam di balik jeruji besi. AA membuat aplikasi GPS palsu dan order fiktif untuk para pengemudi online.
Aplikasi ini disebut "tuyul" karena pengemudi online seolah-olah mendapatkan penumpang, lalu mengantarkan sampai ke tempat tujuan. Padahal, pengemudi ojek online yang curang tersebut hanya diam di tempat.
Kepada polisi, AA mengaku mendapatkan keahlian memodifikasi aplikasi ponsel tersebut dari media sosial.
Menurut AA, caranya sangat mudah dipelajari dan hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk membuat "tuyul" pada ponsel tersebut beroperasi.
"AA memasang tarif Rp 100.000 untuk sekali oprek," ujar Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Antonius Agus Rahmanto kepada Kompas.com
Dengan aplikasi tuyul buatan pelaku bahkan driver tetap mendapat menumpang meskipun sang pelaku hanya diam ditempat.
2. Pelanggan pelaku bekerja secara berkelompok
Quote:
Foto Tersangka
AA menggabungkan dua aplikasi pada ponsel pengemudi online.
"Jadi, mereka menggunakan fake GPS untuk menentukan lokasi awal, lalu ponsel di-oprek dengan tuyul itu untuk membuat seolah-olah pengemudi benar-benar melayani penumpang," kata dia.
pelanggan AA biasanya bekerja secara berkelompok. Satu orang memiliki 10 hingga 15 ponsel yang mereka gunakan bersama-sama.
"Seperti pelanggan AA yang kami tangkap di Kembangan, kemarin. Mereka punya satu kontrakan untuk berkumpul. Di sana ada 10 mitra ojek online yang tergabung dan terkumpul 170 ponsel yang mereka gunakan bergantian,
banyaknya ponsel yang dimiliki para mitra bertujuan mengelabuhi perusahaan.
"Biar pelanggan yang terdeteksi enggak terkesan itu-itu saja. Sebab, satu ponsel bisa untuk dua akun. Bayangkan berapa banyak pelanggan palsu yang bisa mereka mainkan," ucapnya.
Menurut dia, hal inilah yang menyebabkan peringkat para mitra sempurna walaupun tidak benar-benar mengangkut penumpang.hal inilah yang menyebabkan peringkat para mitra sempurna walaupun tidak benar-benar mengangkut penumpang.
kalau begini, kan, mereka dapat bonus dari perusahaannya banyak, rugi kan perusahaan. Mereka tidak kerja, hanya duduk dan seolah-olah tengah melayani pelanggan, tetapi perusahaan tetap mentransfer upah dan bonus mereka," sebutnya.
"Mereka itu (mitra ojek online) cuma duduk saja, nih, enggak perlu ke mana-mana sudah bisa dapat duit," lanjut Agus.
Selain itu, ada seorang wanita bernama MCL (34) yang bertugas menjadi marketing. Dia memasarkan jasa oprek ponsel kepada para mitra ojek online.
Agus mengatakan, para pengguna tuyul ini biasanya merupakan mitra resmi perusahaan ojek online.FA, salah satu pengemudi taksi online yang menggunakan aplikasi "tuyul", mengaku mendapat keuntungan besar tanpa harus repot-repot mengantarkan penumpang dengan menggunakan aplikasi tersebut.
FA mengatakan, dengan menggunakan aplikasi tuyul itu, dalam sehari, ia dapat membuat lima hingga enam order fiktif dalam rentang waktu pukul 14.00 hingga pukul 16.00, artinya hanya butuh waktu dua jam.
"Sebulan saya bisa dapat Rp 10 juta," ujar FA ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya.
Dengan menggunakan aplikasi tuyul, para sopir taksi online ini tak perlu repot-repot melayani pelanggan. Mereka tinggal membuat order fiktif, lalu order tersebut diterima dirinya sendiri dengan akun lain dan secara otomatis kendaraan yang terlihat pada GPS di aplikasi bergerak seolah-olah tengah melayani penumpang.
3. Akibat kasus ini grab rugi 600 juta
Quote:
Kasus ini telah dilporkan salah satu perusahaan ojek online, Grab.
Menurut Grab, belakangan ini pihaknya sering menemui mitranya yang memiliki peringkat sempurna dalam aplikasi. Grab mengatakan, keadaan ini sangat tak wajar. Sebab, untuk mendapatkan peringkat sempurna, seorang mitra tak boleh sedikit pun melakukan kesalahan. Padahal, menurut Grab, kesalahan teknis pasti terjadi saat berada di lapangan.
"Atas dasar itu, kami melakukan penyelidikan. Ternyata, ada yang menawarkan jasa oprek ponsel yang memungkinkan mitra itu mengorder sendiri, lalu menerima orderan sendiri, tetapi di aplikasi seolah-olah kendaraan mereka jalan mengantarkan penumpang, padahal mereka hanya duduk," lanjut Agus.
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, penggunaan aplikasi tuyul oleh pengemudi yang nakal menyebabkan perusahaan mengalami kerugian hingga
Rp 600 juta dalam jangka waktu tiga bulan terakhir.
Ridzki menegaskan, pihaknya kini bisa mendeteksi mitra ojek dan taksi online yang curang.
Soal tuyul, untuk teknis mendeteksinya kami enggak bisa share secara detail, kan, bagian dari penyelidikan kami bersama polisi, tetapi memang sistem kami sekarang sudah bisa mengidentifikasi jika mitra itu memainkan atau mencurangi," ujarnya
Demikian trit ane gan kesimpulan dnga canggih nya teknologi
Selalu ada berbagai cara untuk merugikan orang lain
Sumber : 1. Google image
2. Kompas.com