hamizan77Avatar border
TS
hamizan77
Layanan Internet Diminta Putus Saat Nyepi Agar Tidak Ada Yang Selfie
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR  – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali sudah meminta kepada Kementrian Informasi dan Komunikasi (kominfo) untuk memutus layanan internet saat Hari raya Nyepi.

Hal ini untuk mengantisipasi agar momen Nyepi tidak dipakai untuk selfie-selfie.

Ketua PHDI Provinsi Bali yang juga menjabat Rektor IHDN Denpasar, Prof I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan sudah mengantisipasi kebiasaan selfie saat Hari Raya Nyepi Saka 1940 pada Sabtu (17/3/2018).
Berdasarkan hasil rapat PHDI berkaitan dengan fenomena ini, pihaknya telah melakukan beberapa langkah.

Langkah pertama, PHDI telah meminta kepada Kementrian Informasi dan Komunikasi supaya dalam pelaksanaan Nyepi layanan internet untuk daerah Bali dihentikan selama pelaksanaan Catur Brata penyepian berlangsung. 

"Oleh karena itu, mereka yang selfie dan mengunggah ke media sosial kan otomatis tidak bisa," kata Sudiana, Minggu (4/3).



Langkah kedua, sejak pelaksanaan Nyepi sebelumnya, pihaknya telah menghimbau supaya tidak ada lagi warga yang tinggal di Bali selama Nyepi berlangsung berfoto di jalan.

Selain itu, bagi mereka yang akan menerima tamu di hotel dihimbau untuk tidak menggunakan televisi atau hiburan lainnya.

"Bahkan ada juga film internasional yang mau syuting saat Nyepi saya tidak kasih. Biar dah dia marah-marah pokoknya tetap tidak saya kasih," imbuhnya. 

Sementaras itu, ada yang unik dalam Hari Raya Nyepi tahun 2018 ini, karena berbarengan dengan Hari Raya Saraswati yaitu Saniscara Kliwon Watugunung.

Oleh karena itu, melalui keputusan Pesamuhan Sabha Pandita Parisadha Hindu Dharma Indonesia dengan nomor: 07/KEP/SP/PHDI/XII/2017 dikeluarkanlah pedoman pelaksanaan Hari Suci Nyepi dan Hari Suci Saraswati.

Berdasarkan surat keputusan tersebut, pelaksanaan Hari Suci Nyepi dilakukan Catur Brata Penyepian yaitu amati karya, amati gni, amati lelungan, dan amati lelanguan.

Upacara Hari Suci Saraswati tetap dilaksanakan dengan upacara unsur karya, unsur gni, unsur lelungan, dan unsur lelanguan.

Oleh karena itu perayaan Saraswati dan upakara-yadnya dilakukan patut sudah selesai pada pukul 06.00 waktu setempat pada hari Sabtu, 17 Maret 2018.

Dalam pelaksanaan Puja Saraswati dan upacara Tawur Sasih Kesanga sehari sebelum Nyepi, setiap desa atau panitia wajib melibatkan para pandita atau sadhaka di wilayah provinsi, kabupaten, kecamatan, atau desa bersangkutan secara proporsional.

Pelaksanaan Catur Brata Penyepian dimulai tanggal 17 Maret 2018 pukul 06.00 waktu setempat hingga 18 Maret 2018 pukul 06.00 Wita waktu setempat.



Jangan Sampai Berikan Contoh Buruk

Dalam pelaksanaan Nyepi ini Ketua PHDI Provinsi Bali I Gusti Ngurah Sudiana menyatakan secara tegas supaya tidak ada istilah ngembak saat penyepian masih berlangsung dengan alasan apapun. 

"Tidak boleh seperti itu. Kita sudah tekankan kepada seluruh prajuru adat baik dalam rapat maupun lewat surat edaran. Kalau mau ngasih makan ternak kasih paginya sebelum Nyepi. Tidak apa ternak dikasih makan banyak paginya. Besoknya pas Ngembak Geni baru bisa memberi makan ternak lagi," kata Sudiana.

Ia juga menambahkan prajuru adat harus tegas dalam pelaksanaan Nyepi ini, jangan sampai memberikan contoh yang tidak baik kepada umat lain.
"Jangan sampai begitu. Orang lain kita ketatkan tapi kita sendiri tidak mau mengerti," tutupnya. 

Maraknya postingan foto-foto selfie krama Bali di jalan raya pada saat Hari Raya Nyepi membuat miris para netizen, khususnya yang merupakan warga Bali.
Bahkan muncul usulan agar data center seperti Google, Facebook, Instagram, BlackBerry Mesengasr, WhatsApp dimatikan khusus di Bali saat Nyepi.
Usulan tersebut disampaikan netizen saat mengomentari postingan berita di tribun-bali.com, Jumat (11/3/2016).
Usulan agak ekstrim ini disampaikan pemilik akun Wayan Purnata dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Triatma Mulya.
"Kalau bisa di hari raya Nyepi data center (google, facebook dll) khusus di Bali aja di-shutdown! biar ngak ada yang ngauplod foto2 di saat nyepi!"
Sementara ungkapan keprihatinan ditulis pemilik akun As Tuty yang tinggal di New Zealand, yang menyayangkan sejumlah umat Hindu yang tidak menghargai agamanya sendiri.
"Nggak perlu pecalang kalau ada niat buat melaksanakan brate. Tiang aja yang tinggal di New Zealand cuma berdiam diri di kamar aja. Dan suami tiang bule juga ikut Nyepi disini. Tergantung kita bagaimana menghargai agama kita sendiri," tulis As Tuty.
Adapun pemilik akun Ketut Suweta dari Kota Denpasar mengaku sangat malu.
"Maaf ..tyang mace & mebalih gambar di FB gen tyang be jeg lek (Maaf..saya baca dan lihat gambar di FB saja saya sampun malu).
Senada dengan akun atas nama Robert Sang Sniper dari Universitas Padjadjaran Bandung.
"Miris dan kecewa. Walaupun anda tidak bisa melakukan catur brata penyepian minimal janganlah mempertontonkan kemaluan anda di umum kalau memang anda merasa jenuh menjalankan nyepi di rumah janganlah sampai photo dan upload. Medsos dilihat dunia dimana rasa malu anda ketika semua fasilitas umum airport hotel restaurant pada tutup tapi anda sebagai warga bali melecehkannya. Triliunan pecalangpun akan percuma kalau anda tidak sadar." (*)

sumur 

yang minoritas harap menghormati yang mayoritas. Lagian, apa tahan warga bali gak internetan 24 jam? udah tanpa listrik, tanpa tv dan radio, sekarang ditambah tanpa internet emoticon-Big Grin. kalo bisa tahan, salut dua jempol. berarti catur brata pennyepiannya benar2 diamalkan
0
2.3K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan