SURABAYA - Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang diketaui Syifa'urosidin menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara kepada dua oknum bonek Mochammad Tiyok Dewi Septian dan Mochammad Ja'far.

Keduanya terbukti melanggar Pasal 170 KUHP. Akibat tindakan mereka, dua orang anggota PSHT Eko Ristianto (25) warga Kepuh Baru, Bojonegoro meninggal dunia dan Aris, warga Simorejosari mengalami luka luka, akibat pukulan benda tumpul.

Dalam amar putusan tersebut, Hakim Syifa'urosidin mengatakan, hal yang memberatkan terdakwa adalah perbuatan terdakwa mengakibatkan korban kehilangan nyawa.

"Perbuatan terdakwa juga menimbulkan kesedihan yang mendalam terhadap keluarga korban," ujar hakim Syifa'urosidin, Kamis (1/3/2018).

Vonis yang diberikan pada kedua terdakwa ini sama dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjung Perak yaitu 10 tahun penjara.

Sementara itu, di luar Gedung PN Surabaya, Jalan Arjuno, Surabaya sempat bersitegang antara massa bonek dan massa PSHT. Suasana menjadi semakin memanas, sedangkan aparat kepolisian yang dipimpin langsung Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan berusaha mengatasinya.

Polisi berupaya menjauhkan kedua massa sehingga tidak saling bertemu karena khawatir bisa berujung bentrok. Polisi mendorong bonek ke arah selatan dan sebaliknya massa PSHT juga didorong ke arah utara agar keduanya menjauh.

Upaya polisi memukul mundur dan membubarkan kedua massa berhasil. Dalam waktu tak begitu lama, kedua massa sudah membubarkan diri. Kondisi di Jalan Arjuna kembali normal setelah sebelumnya ditutup total.

Selain menjatuhan putusan kepada dua oknum bonek tersebut, Majelis Hakim juga menjatuhkan hukuman 4 tahun 6 bulan kepada Jhonerly Simanjutak dan Slamet Sunardi dituntut 2 tahun penjara. Mereka dijerat dengan Pasal 45A Ayat (2) UU RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pelanggaran UU ITE.

sumber