- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Apa yang Sebenarnya Terjadi Selama Terapi Seks?


TS
bpln.leader
Apa yang Sebenarnya Terjadi Selama Terapi Seks?

Terapi seks dapat membantu mengatasi berbagai masalah seksual, mulai dari disfungsi seksual seperti impotensi dan anorgasmia (sulit/tidak bisa orgasme), libido rendah, hingga kecanduan seks. Saat ini banyak orang masih yang beranggapan negatif ketika mendengar kata terapi seks. Tidak jarang juga yang mengaitkannya dengan kegiatan cabul atau iklan prostitusi. Padahal, yang terjadi selama terapi tersebut tidak seperti apa yang kita bayangkan. Nah, apa yang terjadi selama terapi ini? Jalannya terapi seks tidak jauh berbeda dengan konsultasi dengan psikolog untuk masalah psikologis pada umumnya. Pada saat konseling psikologis, terapis atau konselor biasanya akan menanyakan beberapa pertanyaan ringan untuk mengenal kamu lebih dekat.
Mulai dari apa yang sedang terjadi dalam hidupmu, apa yang membuat kamu pergi terapi, apa yang mengganggu, dan apa tujuan yang ingin dicapai. Terapis juga dapat menanyakan seputar riwayat kehidupan seks secara rinci, mungkin termasuk seberapa sering kamu berhubungan seks dan apa yang kamu rasa menjadi masalah dalam urusan ranjang. Pasalnya, kebanyakan masalah atau gangguan seksual umumnya berakar dari masalah psikologis, seperti stres, depresi, dan kecemasan. Orang yang mengalami masalah seks karena kondisi medis tertentu, kecelakaan, atau operasi juga bisa dikonsultasikan dengan terapis seks. Pada dasarnya, terapi seks sama dengan jenis terapi lainnya yang mengharuskan orang untuk membuka diri lewat sesi curhat supaya terapis bisa mendeteksi akar masalahnya untuk membantu mengelola emosi dan pandangan soal akar masalah tersebut. Setelahnya, baru ia akan membantu mencari jalan keluar. Baik itu dengan cara mengubah diri, menjauhkan diri dari sumber masalah, atau belajar teknik baru untuk mengendalikan emosi. Yang perlu dipahami, terapi ini tidak bisa menyembuhkan atau mengobati keterbatasan dan masalah fisik yang menyebabkan disfungsi seksual
Dalam banyak kasus, terapi seks hanya bisa membantu masalah seksual yang berakar dari masalah mental atau emosional. Satu sesi terapi seks biasanya berlangsung selama satu jam setiap minggu, dan umumnya dilakukan untuk 5-20 sesi tergantung kesepakatan. Setiap terapis, konselor, atau psikolog pasti punya cara yang berbeda untuk menangani masalah kliennya. Selama sesi tersebut, terapis akan memberi ‘PR’ kepada pasien untuk dilakukan di rumah. Beberapa tugas yang umum diberikan oleh terapis seperti: Membaca buku yang berkaitan tentang organ reproduksi dan fungsinya, hingga seksualitas Belajar untuk rileks dan menghilangkan stres serta gangguan saat berhubungan seksual Mempraktikkan kemampuan komunikasi dengan pasangan menggunakan cara yang positif Latihan teknik menyentuh non-seksual, yaitu latihan yang dirancang untuk membantu menghilangkan tekanan saat berhubungan seks dengan pasangan. Latihan ini biasanya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan menyentuh atau membelai bagian tubuh pasangan, kecuali di area-area genitalnya..
Tujuannya adalah untuk membantu kedua pasangan memahami bagaimana mengenali dan menyampaikan preferensi seksual mereka dibanding mencoba untuk mencapai orgasme. Anda dibolehkan membawa pasangan Pada kebanyakan kasus, masalah seksual justru bersumber dari apa yang terjadi di sekitar kit, bukan dari penyakit atau kondisi medis tertentu. Entah itu stres harian hingga konflik atau masalah komunikasi dengan pasangan yang akhirnya menurunkan gairah. Karenanya, terapis mungkin akan menyarankan kamu untuk membawa pasangan saat sesi konseling selanjutnya. Bicaralah yang jujur pada terapis tentang apa yang terjadi di antara kamu dan pasangan. Misalnya, terapi seks mungkin berguna untuk membantu penyembuhan disfungsi ereksi yang disebabkan karena stres akibat masalah pekerjaan, finansial, konflik hubungan, serta komunikasi yang buruk. t.
Terapis tentunya akan senang hati mendengarkan keluh kesah serta membantu memberikan jalan keluar untuk masalah kamu berdua. Namun kamu juga bisa menyelesaikan masalah pribadi terlebih dahulu bersama terapis sebelum membawa pasangan. Tidak akan diminta untuk buka baju Satu hal yang pasti, tidak ada konseling mana pun yang menyuruh pasiennya untuk membuka baju di kantor terapis. Apalagi diminta untuk menunjukkan alat kelamin atau melakukan aktivitas/posisi seks apapun. Yvonne K. Fulbright, PhD, seorang seks edukator dan profesor seksualitas di American University, dikutip dari laman Everyday Health, mengatakan bahwa hal tersebut seharusnya tidak boleh terjadi. Jika kamu diminta untuk melakukannya, segeralah pergi dari tempat itu dan cari bantuan hukum.http://lifestyle.kompas.com/read/201...ma-terapi-seks.




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.8K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan