PKL Berspanduk OK OCE: Yang Dilarang Kan Jualan di Trotoar Kelas I
TS
aghilfath
PKL Berspanduk OK OCE: Yang Dilarang Kan Jualan di Trotoar Kelas I
Spoiler for PKL Berspanduk OK OCE: Yang Dilarang Kan Jualan di Trotoar Kelas I:
Quote:
Jakarta - Pedagang kaki lima (PKL) berspanduk OKE OCE berdagang di sepanjang trotoar di wilayah Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mereka mengaku selama ini aman-aman saja berjualan di trotoar.
Puluhan PKL memenuhi trotoar di sepanjang Jalan Aditiawarman I hingga Jalan Sunan Ampel, Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2018). Lokasinya dekat dengan sejumlah perkantoran termasuk Kantor Pusat PT PLN.
"Ya pangsanya karyawan sini lah, emang mau ke mana, kalau nggak ada karyawan juga kita nggak jualan," kata Syamsul salah seorang PKL yang menjajakan ikat pinggang dan dompet di trotoar tersebut.
Syamsul mengaku sudah dari 'tahun jebot' atau sudah lama berjualan di wilayah itu. Dia menyebut sekitar 15 tahun. Ada pedangang yang menyebut Syamsul sebagai salah satu koordinator PKL, namun dia membantah saat ditanya.
Spoiler for PKL Berspanduk OK OCE Buka Lapak di Trotoar Jaksel:
PKL Berspanduk OK OCE Buka Lapak di Trotoar Jaksel Foto: Dyah Paramita Saraswati/detikcom
Keberadaan PKL di trotoar ini menghalangi pejalan kaki. Para pejalan kaki harus melewati badan jalan untuk melintas. Saat ditanya soal ini, Syamsul menyebut tidak ada pejalan kaki yang terganggu.
"Nggak ada. Kalo pejalan kaki nggak ada. Ini kan cuma kantor PLN aja," katanya.
Dia menyebut para PKL berjualan di hari kerja dari pagi hingga sekitar pukul 13.00 WIB. PKL tidak berjualan di hari Sabtu-Minggu. Menurut Syamsul, tidak ada larangan mereka berjualan di trotoar itu karena tidak menetap.
"Nggak dilarang lah. Yang dilarang itu kan jalan trotoar yang kelas satu, kelas dua. Kalau di sini kan lagipula kita nggak netap. Bukan permanen. Kan nggak menetap. Istilahnya apa ya, kita kalau diusir pindah," ujarnya.
Syamsul menyebut tidak pernah diusir berdagang di trotoar tersebut. Saat ditanya apa ada pihak yang mengizinkan, dia tidak mau membahas.
"Nggak ada cerita mengizinkan. Ya kita kalau diusir pindah lah. Nggak ada. Itu sama aja lah, di seluruh dunia juga ada kaki lima. Mau apa? Kalo cuma mau goreng-goreng doang kebijakan gubernur ya percuma. Nggak ada di dunia, di dunia manapun ada kaki lima. Kalo cuma diadu domba-adu domba buat apa? Jangan diadu lah rakyat kecil dengan pemerintahan," katanya ketus.