IKAN cupang memang enak dilihat. Tapi jika ada cupang di leher suami, bagaimana istri tak mengkap-mengkap jadinya. Itulah yang dialami Ny. Sundari, 35, dari Pasuruan. Yakin bahwa suaminya, Jumingan, 40, selama ini jadi praktisi selingkuh, mendingan bercerai saja. “Anak-anak biar saya yang ngurus.” Katanya.

Ikan cupang memang ikan hias yang sangat menarik. Dengan pakai jumbai-jumbai pada siripnya, berseliweran dalam bebatuan akuarium, sungguh indah dilihat. Tapi bagaimana pula dengan cupang yang menghias di leher pasangan, istri atau suami cap apapun pasti marah, karena itu tanda awal sebuah perselingkuhan. Leher saja disosor, bagaimana wilayah lain tak dibumi-hanguskan?

Biarpun namanya kelihatan ndeso, tapi Jumingan adalah sosok lelaki yang sangat banyak menarik lawan jenis. Dia termasuk ganteng di kelasnya. Perempuan yang menatap wajah Mas Jumingan suka membatin, “Tongkrongannya saja begitu, apa lagi “tangkringan”-nya ya?”

Boleh saja kaum hawa berkhayal tentang Jumingan, tapi Jumingan sendiri sudah menjadi milik mutlak Ny. Sundari, warga Bangil Kabupaten Pasuruan, Jatim. Mereka juga sudah punya beberapa anak. Mereka terlihat suka jalan bersama keluarga. Nampak serasi benar mereka, sehingga layak jadi proyek percontohan keluarga sakinah dengan pembantunya bernama Sukinah.

Tapi itu nampak luarnya saja. Bagaimana dalamnya, yang tahu persis ya Sundari seorang. Dia suka kesal pada suami. Mentang-mentang jadi lelaki ganteng, lalu suka memanfaatkan kegantengan itu untuk memikat lawan jenisnya. Maka yang terjadi kemudian, meski di rumah ada anak istri, Jumingan masih suka akrab dengan wanita-wanita berusia di bawahnya.

Ketika HP semakin canggih seperti sekarang ini, Jumingan semakin dimudahkan berburu cewek yang akan dijadikan selingan indah tapi keluarga tetap utuh (selingkuh). Hanya main WA dia langsung tambah banyak chanel. Bila sudah main WA, woo…..di rumah Jumingan jadi lupa anak istri. Layar HP itu selalu ditarik ke aras, kebawah kemudian dijembeng (dilebarkan) atau di kuncupkan. Nampaknya asyik sekali.

Pernah Sundari sampai melabrak perempuan yang dekat sekali pada suaminya. Tapi semua berklarifikasi, itu hanya teman biasa, tidak ada tendensi apa-apa. Katanya sekedar berbagi cerita, bukan cinta. “Percayalah Mbak, kami takkan mengganggu suamimu. Peken kabeh ya wuk ya…..” kata perempuan itu malah menirukan lagu Entit.

Tapi faktanya, Jumingan tak menghargai perasaan istri. Dia terus saja berburu cewek lewat HP canggihnya itu. Sampai kemudian belum lama ini ditemukan cupang di leher suami. Makin curiga saja ketika Jumingan berkelit bahwa tidak tahu ada cupang di lehernya. Padahal bagi Sundari, cupang itu sekedar bukti awal belaka. Selebihnya pasti lebih seru. Jika cupang sebagai pembuka, pasti ada gong dan penutupnya.

Tak tahan lagi makan hati bersama Jumingan, akhirnya Sundari menentukan sikap, harus pecah kongsi sekarang juga. Karenanya dia mendatangi Pengadilan Agama Pasuruan, minta diproses gugatan perceraiannya. Tapi hasilnya malah dinasihati, cupang kan belum tentu bukti perselingkuhan. “Jangan-jangan itu bekas kerokan.” Kata pegawai Pengadilan Agama.
Jumangin tak pernah masuk angin, cuma angin-anginan. (JPNN/Gunarso TS)

Parah kau Jumingan

Ilustrasi si Jumingan



Mulus si Sundari












Mulus Teman teman si Jumingan