Perayaan Tahun Baru China cukup menampung warga Yogya. Mereka tumplek blek di sepanjang jalan Malioboro sampai Alun-Alun Utara menanti kirab budaya perayaan Imlek, Sabtu (24/2) sakit sampai malam.



Kirab budaya ini mulai buka Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) 2018. Agenda rutin tahunan yang telah menginjak tahun ke-13. Kirab dengan tema Harmoni Budaya Nusantara ini menampilkan beragam kreasi. Tidak hanya Barongsai dan juga sosok-sosok figur dalam cerita Tiongkok yang selama ini dikenal masyarakat.



Wayang Potehi yang selalu dimainkan di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY). Salah satu upaya mengenalkan budaya Tionghoa kepada masyarakat. (Foto-foto; Panitia PBTY)

Salah satu yang menarik adalah rombongan Sun Go Kong atau Kera Sakti dari Paguyuban Fu Qing Yogyakarta. Seperti dalam kisah "Catatan Perjalanan Ke Barat" Sun Go Kong juga hadir bersama Chu Pa Chie (Cu Pat Kai) yang berkepala babi dan Wu Ching. 



Kirab yang berakhir di Alun-Alun Utara ini melengkapi Sultan Hamengku Buwono X di atas panggung. Kirab ini hanya rangkaian pembuka dari PBTY 2018. PBTY 2018 berlangsung 24 Februari sampai 2 Maret 2018.



Hasil acara menarik lebih dari PBTY ini. Mulai dari stan kuliner khas Tiongkok, pertunjukan wayang Potehi sampai yang baru di tahun ini Imlek Light Festival (ILF). ILF menampilkan berbagai bentuk lampion di daerah seluas 2.000 M2 di kawasan Ketandan. (*)




baca selengkapnya di : https://www.timesindonesia.co.id/rea...ni-suasananya/