Kaskus

Story

tafakoerAvatar border
TS
tafakoer
Selamat Tinggal Sayang.. (Sekuel Aku dan Kenanganku)
Quote:



Selamat Tinggal Sayang.. (Sekuel Aku dan Kenanganku)


Malam yang begitu dingin..

Aku kembali ke kafe ini, kafe yang penuh kenangan bersama nina dulu. Awal kisah cinta dan sekaligus akhir jalinanku dengannya. Beruntung sekali malam ini kafe tak terlalu ramai, jadi bisa memilih tempat duduk yang pas.

Berbagai kenangan mulai bermunculan kembali, semua terasa mengiris hati, apa yang telah aku punya dulu kini tak bisa aku miliki. Sudah dua tahun berlalu semenjak aku putus dengan nina, dan kini aku sudah move on dan mempunyai pacar lain yang bernama linda. Aku sudah melangkah jauh, tapi saat aku mengingat kembali kenangan itu rasa sakit itu masih begitu terasa di dalam hati.

"Hai..." sapanya

Orang yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga, wajahnya tidak jauh berubah dan masih sama seperti dulu saat awal mengenalnya.

"Hai nin.. ayo duduk sini.." ajakku

Nina, dia orang yang aku tunggu untuk duduk di kafe bersama malam ini, terus terang setelah sekian lama tanpa komunikasi aku diam-diam mencoba menghubunginya via media sosial, awalnya dia tidak membalas pesan yang aku kirim via inbox namun setelah sekian lama dia ada membalas pesan dan menanyakan kabarku

"Maaf aku baru bisa balas pesanmu,  aku butuh waktu untuk menenangkan diriku, terus terang butuh waktu yang tidak sebentar untuk melupakan luka di dalam hati ini..
Btw bagaimana kabarmu? "

Sontak aku girang kala itu kala dia ada membalas pesanku

"Kabarku baik, bagaimana kabarmu disana?" Tanyaku kembali padanya

"Kabarku juga baik.. Boleh aku meminta padamu?" Jawab nina sembari meminta sesuatu

Meminta? Apa maksudnya? Aku termenung sejenak membaca kembali pesan darinya, mungkinkah dia mengajak balikan lagi seperti dulu?

" Ah gak mungkin..." ucapku dalam hati

akupun mengirimkan inbox lagi padanya untuk menuntaskan rasa penasaranku

"Apa memang permintaannya?" Tanyaku padanya

" Aku ingin kita menjadi sahabat meski  pun kita tidak ada hubungan spesial lagi seperti dulu" jawabnya

Aku hanya menghela nafas panjang, ada sedikit rasa kecewa dalam hati, apa yang selama ini aku harapkan seperti bertepuk sebelah tangan.

"Siap.." balasku di inbox

Jujur aku mengakui dalam hati kecil ini aku masih ada rasa mengharapkannya kembali lagi seperti dulu, ingin rasanya aku balas pesan itu dengan apa yang terpendam hati namun jari jemari ini enggan mengetikkan semua itu, hanya hati yang terucap

"Bukan... aku bukan berharap seperti ini, aku ingin kita kembali seperti dahulu lagi.."



*****




Waktu pun semakin berlalu, aku dan nina bersahabatan dan mengobrol via pesan  media sosial seperti biasa meski dalam hati masih ada memendam sisa rasa cinta di hati. Aku telah membuka hati dengan lain, sosok Linda kini telah mengisi hari-hariku. Begitu juga nina juga katanya dia sudah menemukan sosok penggantiku dalam hidupnya. Aku dan dirinya kini telah berada di jalan berbeda, hidup dengan dunianya masing-masing.

Beberapa hari yang lalu dia mengirim pesan ke hpku

"Besok aku mau ke daerahmu dan menginap beberapa waktu disana, aku ingin berjumpa denganmu lagi meski hanya untuk sekali saja, bolehkah? "

Begitulah pesan dari nina, membaca pesannya membuat ku bertanya-tanya, apakah dia masih merindukanku?

"Boleh.. tapi pacarmu tak marah nih?" Kataku

"Aku gak ngasih tau pacarku, lagian dia juga gak ikut kesini. besok malam bisa gak?" Jawabnya sembari bertanya

"Bisa.. tapi dimana?" Ucapku lagi

"Di kafe yang dulu biasa kita disana.." Jawab nina lagi

"Oke.." Tanggapku.



*****




"Heh.. kenapa kamu bengong aja?"
 
Ucapan nina tiba-tiba mengagetkanku dari lamunan, melihat wajah nina yang sekian lama tak aku jumpai membuatku terhanyut dalam lamunan

" Sedang memikirkan linda ya? Cie.. kapan nih akan segera menikah?" Kata nina bercanda memojokkanku

"Ah.. ada-ada aja kamu nin, buruan cepat pesan minumannya, aku sudah pesan nih hehe.." kataku dengan sedikit tertawa.

Ku lihat dia mulai memesan makanan, aku hanya melihatnya sebentar dan memalingkan perhatianku pada yang lain. Entah rasanya dalam hati ini muncul rasa bahagia, bahagia karena bisa berjumpa lagi dengan nina? Entahlah..

"Makasih lho udah datang kesini.. aku tadi hampir gak jadi kesini karena ragu-ragu cuacanya seperti kurang bagus malam ini" Ucap nina

" Tahu cuacana kurang bagus dari mana nin? Ini kan malam.. hehe" Candaku

Nina sedikit manyun dan berkata "Ya dengan melihat bintang-bintang di langit lah.. biasanya kalau bintang-bintang tak terlihat di malam hari cuacanya sedang mendung"

"Mas.. ini pesanannya" tiba-tiba resepsionis datang menghampiri meja tempatku dan nina duduk sembari membawa pesananku.

"Punya mbak belum.." tambah sang resepsionis.

Terus terang aku masih sedikit canggung berbicara dengan nina setelah sekian lama tak berjumpa. Mataku tertuju pada wajahnya, masih cantik seperti dulu, tatapan matanya masih tetap meluluhkan hatiku.

"Lho kok minumannya tak langsung kamu minum?" Tanya nina padaku dengan heran

"Gak enak duluan.. nunggu bareng aja hehe" jawabku sembari melempar senyum padanya.

"Ngomong-ngomong kamu kapan akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang serius dengannya?" Tanyaku pada nina.

Nina terlihat terdiam sejenak, kulihat matanya sedikit berkaca-kaca

"Aku sudah tunangan dengannya dan sebulan lagi aku akan menikah dengannya.." ucapnya dengan sedikit pelan sembari memperlihatkan cincin pertunangannya padaku.

Aku menghela nafas panjang, terus terang aku kaget ternyata hubungannya sudah sejauh itu

"Serius?" Ucapku seakan tak percaya

"Iya serius.." kata nina

Ku tatap wajahnya, ku lihat mata nina berkaca-kaca

"Nin kamu kenapa?" Tanyaku padanya

"Aku gak apa apa kok.." ucapnya seperti menyembunyikan sesuatu.

"Mbak.. ini pesanannya.." resepsionis kembali menghampiri meja di mana tempat aku dan nina duduk, kali ini membawa pesanannya nina.

Tak lama kemudian resepsionis pun pergi. Ku lihat nina mulai meminum minumannya, akupun meminum minuman yang aku pesan tadi. Memori kenangan manis itu bersama nina di waktu lampau kembali berputar dalam pikiranku, mengalir seperti minuman manis ini yang aku teguk dengan nikmat.

"Nin.. kamu kenapa?" Ucapku bertanya pada nina yang ku lihat tiba-tiba menangis.

Nina hanya terdiam membisu

"Nin.. tolong jawab kamu kenapa?" Tanyaku lagi

"Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu, ada alasan kenapa aku ingin bertemu lagi denganmu" jawab nina dengan sedikit terisak.

"Alasan apa memang?" Tanyaku dengan heran

"Sebenarnya aku masih suka padamu.." ucapnya dengan lirih

Aku terkaget seakan tak percaya, jadi selama ini dia menjauh hanya untuk bisa melupakanku?

"Kenapa dulu kamu menjauh dariku bila masih sayang?" Aku mengajukan pertanyaan lagi padanya.

Nina masih menangis, sementara di luar hujan turun dengan derasnya, seperti deras air mata yang turun dari sela-sela mata nina.

"Maaf aku terlalu egois mengambil keputusan dan kini aku hanya bisa menyesalinya.. " ucapnya perlahan disertai isak tangis.

"Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku tak terlalu mencintainya, jika saja waktu bisa terulang kembali aku takkan pernah berpisah darimu, kaulah yang terbaik dalam hidupku..." tambahnya lagi.

Mataku hanya terkaca-kaca mendengarkan penuturannya, ingin sekali membelai rambutnya untuk sekedar meredakan tangisnya, namun apalah daya aku tak berani karena dia bukanlah siapa-siapa aku lagi. Hujan di luar kafe masih mengalir dengan deras, menambah suasana haru dan sedih antara aku dan nina

"Sudahlah.. yang lalu biarlah berlalu, jalani saja kehidupan kita masing-masing yang baru. Seberapa daya usaha yang kita lakukan bila kita tak jodoh harus apa lagi? Yang pasti aku bangga pernah memilikimu.." ucapku berusaha menenangkan dirinya.

Tak ada kata lagi yang terucap setelah itu antara aku dan nina. Suasana me jadi agak hening, hanya suara hujan yang mulai mereda dan suara orang-orang yang berada di dalam kafe yang terdengar.

Beberapa saat berlalu, nina akhirnya berhenti menangis dan berkata padaku

"Terima kasih pernah menemaniku selama ini.." ucapnya

"Sama-sama.. makasih juga untukmu atas selama ini, mohon maaf jika aku banyak salah padamu" tanggapku

Nina hanya mengangguk

Hujan di luar telah reda, aku dan nina membayar ke kasir dan bergegas pergi keluar.

"Aku duluan ya.." ucapnya

Nina pun beranjak dari tempat ini menaiki kendaraan motor yang di bawanya, sesaat sebelum dia pergi, dia melambaikan tangannya padaku dan akupun membalas lambaian tangannya.

Mataku terkaca-kaca menatap dia pergi menjauh perlahan demi perlahan mulai hilang dalam pandangan. Ada sesak dalam dada, ada kata yang tak sempat aku ucapkan, aku tak berani mengutarakannya padanya, seakan aku masih tak rela dengan semua ini namun apa hendak dikata, takdir tetaplah takdir, aku dan nina tak berjodoh.

"Selamat tinggal sayang.."

Ucapku perlahan.


TAMAT



Diubah oleh tafakoer 24-02-2018 08:36
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
5.3K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan