tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
'Papi' Ini Jual 6 Cewek Manado Lewat Bee Talk, Ini Foto-fotonya


TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Polda Sulut membongkar sindikat prostitusi online di Kota Manado.

Tujuh perempuan dan dua lelaki diamankan Tim Cyber Crime dan Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus).

Adalah S (20), D (25), L (17), A (20) P (20), C (19), dan seorang ‘papi’ berinisial F (30).

Mereka tertangkap tangan sedang mempraktikan kejahatan prostitusi, Kamis (22/2/2018). Beberapa jam kemudian, Tim Cyber Crime juga menciduk dua wanita muda dan seorang 'papi'.

"Kita lakukan penangkapan sore hari. Yang kita tangkap lima perempuan sebagai pemberi jasa dan satu papi yang membantu memasarkan," ujar Kasubdit Dua Cyber Crime dan Perbankan Ditreskrimsus Polda Sulut AKBP Iwan Permadi kepada tribunmanado.co.id, Kamis malam.

Baca: Menelusuri Isu Jual Beli Mayat untuk Bahan Pratikum Mahasiswa di Semarang

Lanjut Iwan, ia yang langsung memimpin penangkapan. "Kita memang mendapat informasi dari berita yang dimuat Tribun Manado. Kita kemudian bergerak. Download aplikasi (BeeTalk) dan melakukan transaksi," ujar perwira menenengah Polri ini.

Tim dari Subdit Dua Cyber Crime dan Perbankan Ditreskrimsus yang terdiri atas lima orang kemudian melakukan penyamaran sebagai tamu (pelanggan).


Polda Sulut tangkap pelaku prostitusi berbasis online pada Kamis (22/2/2018). (TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW)"Kita lakukan penyamaran sebagai penyewa jasa. Mereka (pemberi jasa) tunggu di kamar. Kemudian kami masuk dan langsung bertransaksi. Setelah dibayar, saya perintahkan anggota untuk masuk. Kita kemudian langsung membawa mereka ke Mapolda Sulut. Kita amankan barang bukti di antaranya handphone, kondom, uang tunai, dan bukti percakapan," ujar Kasubdit.

Iwan mengatakan, untuk kasus ini masih akan terus dikembangkan. "Biasanya mereka ini (pemberi jasa) memasang tarif Rp 1 juta," ujar dia.

"Kalau saya memang biasanya (dibayar) Rp 1 juta," ujar D. "Saya juga begitu Rp 1 juta," tambah L.

"Ancaman hukuman enam tahun penjara. Mereka diancam dengan pasal 29 jo pasal 4 UU Pornografi, pasal 30 jo pasal 4 UU Pornografi, pasal 45 ayat (1) jo pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE)," ujar Kasubdit.


Polda Sulut tangkap pelaku prostitusi berbasis online pada Kamis (22/2/2018). (TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW)Pemerhati masalah sosial, Goinpeace Tumbel mengatakan, prositusi online itu operasi senyap. Tak terlihat tapi ada. Semua tahu bisnis ini terus beroperasi, namun yang ada semua acuh tak acuh.

"Jangan ada pembiaran, jangan beri kelonggaran padahal sudah tahu," kata dia.

Ada semacam toleran dalam tanda kutip. Padahal semua menyadari masalah penyakit sosial ini sangat mengganggu sendi kehidupan.

Baca: Pengakuan Seorang PSK di Manado

"Masalah ini mempengaruhi sosial, moral, etika, spritual," kata dia.

Makin dibiarkan makin berkembang. Anak-anak generasi muda bangsa ini terancam, daya tarik 'uang gampang' bisa menjerumuskan ke dunia hitam. Tanpa menyadari mereka (generasi muda) sedang terjebak di dalamnya menikmati kesenangan gelimangan harta semu.

Kata dia, mengatasi persoalan ini, harus semua pihak. Pemerintah, aparat hukum, organisasi masyarakat, organisasi gereja dan masyarakat sendiri. Mulai dari aparat hukum dan pemerintahan, tidak tegas para pelaku.


Polda Sulut tangkap pelaku prostitusi berbasis online pada Kamis (22/2/2018). (TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW)Misalnya bisnis ini lancar dengan adanya topangan jasa hotel sebagai tempat pemuas syahwat. "Pelaku banyak yang kerja sama pihak hotel, cenderung memuluskan bisnis ini, tindak tegas, harus ditertibkan," kata dia.

Masyarakat pun jangan tutup mata ketika mengetahui, laporkan ke aparat penegak hukum. Lanjut dia, memang jika ketahuan, anak terjerumus ke prositusi online, cenderung orangtua tak mau membawa kasus ini ke kepolisian. Padahal sebaliknya kasus ini harus diusut tuntas mencari siapa pelaku dan yang menjerumuskan.

Harus diakui sejak peradaban manusia, bisnis prostitusi tak pernah mati. Tapi bukan berarti harus tutup mata. Setidaknya bisa diminimalisir dampaknya. "Jangan dibiarkan semakin masif dampaknya," ujar dia.

Motif prositusi online saat ini sudah bergeser dari sekadar masalah mengisi perut tapi lebih ke gaya hedonis.

"Bersifat hedonis demi kesenangan hidup kemudian melacurkan diri. Ini penyakit sosial di masyarakat," ungkapnya. Semua harus terlibat. Tidak hanya lembaga keagamaan, pendidikan, semua elemen masyarakat bersinergi.

"Semua menjadikan pemecahan harus booming, jangan hanya parsial. Hanya ke pemerintah, elite, tokoh agama. Tidak bisa. Ini masalah bersama," kata dia. (dik/ryo)


Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2...i-foto-fotonya

---

Baca Juga :

- Pengakuan Seorang PSK di Manado

- Prostitusi Online di Surabaya, Ini medsos yang Paling Digemari Para Mucikari Tawarkan 'Dagangan'

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
4.9K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan