Kamis, 22 Februari 2018 23:18 WIB


Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam survei jelang Pilpres 2019 yang dikeluarkan lembaga Median hari ini, Kamis (22/2/2018) tercatat Joko Widodo justru kalah elektabilitasnya dibandingkan kandidat lain dalam segmen pemilih yang menggunakan media sosial.

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun memaparkan data hasil survei di segmen masyarakat yang memiliki media sosial Jokowi hanya mengumpulkan suara 29,4 persen dan kalah dari Prabowo Subianto dengan angka 30,5 persen.

Sementara kandidat lain yaitu Gatot Nurmantyo memperoleh 5,9 persen suara diikuti Anies Baswedan dengan 4,5 persen serta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 1,6 persen.

Survei itu sendiri dilakukan terhadap 1000 orang sampel dengan margin error sekitar 3,1 persen serta pada tingkat kepercayaan 95 persen.

“Jokowi justru unggul di segmen masyarakat yang tidak memiliki medsos yaitu 39,8 persen melawan 14 persen milik Prabowo Subianto,” terang Rico di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2018).

Menurut Rico pencitraan yang termasuk juga dilakukan di media sosial sudah tidak mendorong masyarakat untuk memilih calon petahana.

Pasalnya yang ditunggu masyarakat dari petahanan adalah solusi untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat.

“Pencitraan terutama di medsos sudah tidak mendukung bagi masyarakat karena yang ditunggu penyelesaian masalah substantif yang harus dilakukan. Dan itu dibutuhkan oleh masyarakat dengan latar belakang pendidikan tinggi dan dalam usia produktif yang tengah mengalami permasalahan yang terjadi,” tegas Rico.

Hasil survei Media juga menunjukkan Jokowi lemah di segmen pemilih usia produktif dan berpendidikan tinggi sebagai segmen masyarakat terbanyak pengguna media sosial.

Tercatat hanya 26,7 persen pemilih Jokowi berasal dari usia 20-29 tahun dan 25,6 persen dari usia 30-39 tahun.

Selain itu pemilih Jokowi yang berasal dari kalangan usia di bawah 20 tahun sebesar 44,2 persen; 32,7 persen dari usia 40-49 tahun; 50,6 persen dari 50-59 tahun; dan 43,6 persen dari pemilih usia 60 tahun ke atas.

Persentase suara Jokowi tersebut dibandingkan dengan empat kandidat lain yaitu Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Berarti ada 73,3 persen dari pemilih usia 20-29 tahun menginginkan pemimpin alternatif selain Jokowi dan 74,4 persen dari usia 30-39 tahun. Bahkan di kelompok usia 20-29 tahun elektabilitas Jokowi dikalahkan Prabowo dengan suara 29,4 persen,” ungkap Rico Marbun.

Kondisi yang sama juga terlihat ketika menilik latar belakang pendidikan para pemilih di mana untuk kelompok tamatan pendidikan S2/S3 hanya 10 persen masyarakat yang memilih Jokowi dan kalah jauh dibandingkan Prabowo yang meraih suara 40 persen.

“Begitu pula pada tamatan S1 Jokowi hanya memperoleh suara 13,7 persen kalah dari Prabowo dengan suara 34 persen. Jokowi mulai mengungguli Prabowo di kalangan tamatan SMU/SMK (27 persen melawan 25,1 persen), tamatan SMP (37,4 persen melawan 22,8 persen), tamatan SD (39 persen melawan 21 persen), dan tidak tamat SD (40,9 persen melawan 13,7 persen),” imbuh Rico.

Median juga mengungkapkan dua hal yang paling meresahkan masyarakat Indonesia saat ini yaitu di masa pemerintahan Jokowi yaitu kesenjangan ekonomi (15,6 persen) dan harga kebutuhan pokok yang tinggi (13,1 persen).

“Kalau tidak segera diperbaiki itu bisa menjadi lampu merah bagi elektabilitas petahana,” pungkas Rico.

http://m.tribunnews.com/amp/nasional...i-media-sosial



Lembaga survey yg direktur eksekutifnya caleg DPRI RI dari PKS 2009-2014 dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara 03 Nomor Urut 7 emang bisa dipercaya ya?

https://pksmadina.wordpress.com/daft...2014-sumbagut/