Kudus misalnya... Bagi orang "Kudus Kulon", sukses itu jika sudah bisa mengamalkan GusJiGang...Bisa berdagang, atau menjadi pedagang kelas wahid, mempunyai akhlak yang bagus, dan bisa mengaji Kitab... Salah satu parameter tersebut tidak tercapai, belum bisa dikatakan sukses orang tersebut... Kaya raya, dagangnya level Asia, tapi ga bisa ngaji, ya belum sukses...

Parameter ini berbeda dengan sukses menurut warga Kudus di belahan wilayah lainnya... Wilayah tempat gw tinggal misalnya... Gw tinggal di wilayah yang masuk kawasan Non Kudus Kulon... Dimana industri dan agraris adalah penopang utamanya... Pabrik-pabrik raksasa, ada di sekitar tempat tinggal gw, dipadu dengan hijaunya hamparan sawah... Ini jelas berbeda dengan lingkungan Kudus Kulon yang agamis, dan religius...


Standar sukses seperti itu, sebenarnya lebih rendah dari standar sukses yang diajarkan Papa kepada gw... Standar sukses menurut Papa itu, bukan dilihat berapa gajinya... Tapi seberapa penting gw membawa manfaat bagi masyarakat... Orang membawa manfaat buat orang lain, pasti sudah membawa manfaat bagi diri sendiri...Artinya mapan dulu sebelum menjadi bermanfaat...

Karena itulah, cita-cita gw sewaktu SMP adalah menjadi seorang perwira TNI... Gw lihat profil seorang perwira itu sudah memenuhi kriteria orang sukses... Gaji tetap yang menjamin hidup, bisa nabung untuk membangun rumah, dan tidak sulit rasanya seorang perwira mencari calon pendamping hidup, atau istri...

Seiring berjalannya waktu, cita-cita itu pun berganti... Lulus SMA, gw menganggap sukses itu adalah menjadi pengusaha... Di mana gw menjadi boss bagi banyak orang... Menjadi leader dan membantu rumah tangga orang lain... Mantab sekali, dan sukses yang luar biasa jika memang bisa... Dan gw memang bisa menjangkau itu... Gw buka usaha property, mempunyai banyak anak buah, dan bisa menggaji mereka semua... Rumah??? Sudah pasti terbangun... Istri??? Kalo bisa, gw pengen lebih dari 1 #eh... Senang??? Pasti, tapi...


Yah... Hari ini parameter sukses gw adalah menjadi manusia... Menjadi Manusia, itu berarti menghilangkan semua hal negatif yang bersumber dari nafsu... Marah, sakit hati, dendam, iri, dengki, sombong, tamak, serakah, kejam, tidak mau mengalah, pokoknya semua sifat yang jelek harus dihilangkan...

Sebagai gantinya, sifat dan sikap baik yang ditonjolkan... Ramah, sayang, cinta, kasih, kepada siapapun yang ada di bumi ini... Tidak peduli latar belakangnya apa, Agama nya apa, suku nya apa, latar belakang nya bagaimana, semua NOL... Melihat manusia lain dari sisi baiknya saja... Abaikan sisi jahatnya...

Mau diperlakukan jahat, Alhamdulillah... Diperlakukan baik Alhamdulillah... Dapat rezeki banyak, disyukuri... Dapat sedikit, dinikmati... Tidak ada mengeluh, tidak ada rasa sakit, tidak ada rasa benci... Yang ada adalah, senang, bahagia, gembira... Itulah hakekat manusia...

Inilah yang gw kejar, dan itulah parameter sukses hidup gw... Masih jauh jalan gw untuk sampai pada kesuksesan... Karena gw masih tertarik untuk berdebat hal yang remeh temeh... Hal ga penting yang sebenarnya jauh dari esensi hidup ini... Tapi gapapa, namanya orang sukses itu kan berproses...

Seperti dulu, gw sukses menurut lingkungan gw karena bisa bekerja, bisa bangun rumah, dan bisa punya istri... Jadi apa salahnya jika hari ini, gw kejar sukses versi gw... Sukses yang bisa gw wujudkan, andai gw bisa manunggal dengan sifat-sifat-Nya... Manunggaling Kawulo Kelawan Gusti...

Bukan menganggap diri sendiri Tuhan, tapi menyerapsifat-sifatnya Tuhan ke dalam diri... Tuhan Maha Pengasih, kenapa kita harus jadi pemarah??? Tuhan maha penyayang, kenapa kita harus jadi pembenci... Jika gw bisa seperti ini, jika gw sudah manunggal, gw kira, itulah sukses yang sebenarnya... Karena saat itu, gw ga kenal kurang... Yang ada di hati gw hanya bahagia, tenang, senang yang hakiki, bukan imitasi... Semoga bisa...


Ciooo...

Sumber: pemikiran sendiri... Tanpa efek gambar, hanya narasi...