- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Separuh Lebih Perusahaan Jepang Tak Ingin Naikkan Gaji


TS
gilbertagung
Separuh Lebih Perusahaan Jepang Tak Ingin Naikkan Gaji
Separuh Lebih Perusahaan Jepang Tak Ingin Naikkan Gaji
Reuters, CNN Indonesia
Selasa, 20/02/2018 10:02

Lebih dari setengah perusahaan Jepang tidak berencana untuk menaikkan gaji pokok tahun ini, sebuah kemunduran untuk Perdana Menteri Shinzo Abe. (REUTERS/Lee Jae-Won)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari setengah perusahaan Jepang tidak berencana untuk menaikkan gaji pokok tahun ini, sebuah kemunduran untuk perdana menteri dan lobi bisnis utama negara tersebut yang meminta kenaikan upah 3 persen untuk memicu kebangkitan ekonomi.
Dalam Survei Perusahaan Reuters bulanan, hanya kurang dari setengah perusahaan mengatakan bahwa mereka akan menaikkan gaji dan sebagian besar di kelompok ini mengatakan kenaikannya akan sama dengan tingkat tahun lalu, sekitar 2 persen.
Perdana Menteri Shinzo Abe dan kelompok bisnis Keidanren telah mengupayakan kenaikan upah 3 persen untuk mendorong konsumsi dan inflasi, yang menjadi elemen kunci upaya Abe untuk mengalahkan deflasi.
Kenaikan PDB kuartal keempat yang dilaporkan pada pekan lalu menandai ekspansi ekonomi terpanjang Jepang sejak tahun 1980-an, namun kenaikan upah yang signifikan tetap sulit dipahami meskipun pasar tenaga kerja paling ketat dalam waktu sekitar empat dekade.
Dalam empat tahun terakhir, perusahaan besar sepakat untuk menaikkan upah sekitar 2 persen pada negosiasi upah tahunan dengan serikat pekerja, sebuah patokan yang menentukan nada untuk perundingan di seluruh negeri.
Sebagian besar itu kenaikan sebesar sekitar 1,8 persen yang datang secara otomatis di bawah sistem kerja berbasis senioritas Jepang.
Tetapi banyak perusahaan yang mewaspadai kenaikan gaji karena mereka harus menerapkannya pada biaya personil yang lebih tinggi, jadi mereka lebih memilih untuk membayar bonus satu kali saja.
Survei dilakukan antara 31 Januari dan 14 Februari atas nama Reuters oleh Nikkei Research. Dari sekitar 240 perusahaan yang merespons, 52 persen mengatakan bahwa mereka tidak akan menaikkan gaji pokok.
"Ini akan membuat beban ketika lingkungan bisnis berubah menjadi lebih buruk," tulis seorang manajer di sebuah pabrik peralatan transportasi dalam survei tersebut, dikutip Selasa (20/2).
Sisanya 48 persen mengatakan mereka berniat menaikkan gaji pokok, tapi 76 persen dari kelompok ini mengatakan kenaikannya akan sama seperti tahun lalu. Sekitar 14 persen melihat kenaikan gaji melebihi tahun lalu.
Perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan upah tercatat melakukannya dengan mengembalikan sebagian keuntungan kepada karyawan dan memotivasi pekerja.
"Kami tidak punya pilihan selain menaikkan gaji pokok karena kebijakan pemerintah dan Keidanren," tulis seorang manajer perusahaan peralatan transportasi lain. (gir)
Sumber
Sebenarnya, faktor utama deflasi itu karena harga barang di Jepang dari dulu mahal jadinya orang lebih suka menabung daripada mengonsumsi. Kalau pernah melihat keadaan Jepang tahun 1973 pasti mengerti.
Reuters, CNN Indonesia
Selasa, 20/02/2018 10:02

Lebih dari setengah perusahaan Jepang tidak berencana untuk menaikkan gaji pokok tahun ini, sebuah kemunduran untuk Perdana Menteri Shinzo Abe. (REUTERS/Lee Jae-Won)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari setengah perusahaan Jepang tidak berencana untuk menaikkan gaji pokok tahun ini, sebuah kemunduran untuk perdana menteri dan lobi bisnis utama negara tersebut yang meminta kenaikan upah 3 persen untuk memicu kebangkitan ekonomi.
Dalam Survei Perusahaan Reuters bulanan, hanya kurang dari setengah perusahaan mengatakan bahwa mereka akan menaikkan gaji dan sebagian besar di kelompok ini mengatakan kenaikannya akan sama dengan tingkat tahun lalu, sekitar 2 persen.
Perdana Menteri Shinzo Abe dan kelompok bisnis Keidanren telah mengupayakan kenaikan upah 3 persen untuk mendorong konsumsi dan inflasi, yang menjadi elemen kunci upaya Abe untuk mengalahkan deflasi.
Kenaikan PDB kuartal keempat yang dilaporkan pada pekan lalu menandai ekspansi ekonomi terpanjang Jepang sejak tahun 1980-an, namun kenaikan upah yang signifikan tetap sulit dipahami meskipun pasar tenaga kerja paling ketat dalam waktu sekitar empat dekade.
Dalam empat tahun terakhir, perusahaan besar sepakat untuk menaikkan upah sekitar 2 persen pada negosiasi upah tahunan dengan serikat pekerja, sebuah patokan yang menentukan nada untuk perundingan di seluruh negeri.
Sebagian besar itu kenaikan sebesar sekitar 1,8 persen yang datang secara otomatis di bawah sistem kerja berbasis senioritas Jepang.
Tetapi banyak perusahaan yang mewaspadai kenaikan gaji karena mereka harus menerapkannya pada biaya personil yang lebih tinggi, jadi mereka lebih memilih untuk membayar bonus satu kali saja.
Survei dilakukan antara 31 Januari dan 14 Februari atas nama Reuters oleh Nikkei Research. Dari sekitar 240 perusahaan yang merespons, 52 persen mengatakan bahwa mereka tidak akan menaikkan gaji pokok.
"Ini akan membuat beban ketika lingkungan bisnis berubah menjadi lebih buruk," tulis seorang manajer di sebuah pabrik peralatan transportasi dalam survei tersebut, dikutip Selasa (20/2).
Sisanya 48 persen mengatakan mereka berniat menaikkan gaji pokok, tapi 76 persen dari kelompok ini mengatakan kenaikannya akan sama seperti tahun lalu. Sekitar 14 persen melihat kenaikan gaji melebihi tahun lalu.
Perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan upah tercatat melakukannya dengan mengembalikan sebagian keuntungan kepada karyawan dan memotivasi pekerja.
"Kami tidak punya pilihan selain menaikkan gaji pokok karena kebijakan pemerintah dan Keidanren," tulis seorang manajer perusahaan peralatan transportasi lain. (gir)
Sumber
Sebenarnya, faktor utama deflasi itu karena harga barang di Jepang dari dulu mahal jadinya orang lebih suka menabung daripada mengonsumsi. Kalau pernah melihat keadaan Jepang tahun 1973 pasti mengerti.
Diubah oleh gilbertagung 20-02-2018 11:01




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
569
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan