Dengan ekspansi tingkat internasional yang cepat dan juga bertambahnya profitabilitas esports, kebutuhan untuk melindungi sebuah brand dan juga hak milik intelektualnya menjadi semakin penting. Ini adalah hal yang penting bagi para pelaku di industri esports untuk memastikan bahwa mereka telah menyadari pentingnya merek dagang beserta hak perlindungannya sejak awal karir mereka untuk dapat mengutilisasi dan memonetisasi produk dan layanan mereka dalam industri ini.

Trademarks dapat digunakan untuk menunjukkan suatu layanan (misalnya, berpartisipasi di suatu kompetisi, layanan manajemen talent). Pada konteks industri esports, ini menandakan bahwa ada banyak merek dagang untuk masing-masing atribut dari sebuah entitas, dimana masing-masing atribut tersebut juga membutuhkan lamaran yang berbeda-beda, seperti untuk nama tim, logo tim, dan username.



Meskipun biaya awal yang harus dikeluarkan untuk mempersiapkan dan mendaftarkan merek dagang tersebut dapat terlihat mahal, manfaat yang didapat jelas sepadan dengan biayanya. Sumber penghasilan para pemain esports datang dari berbagai sisi, mulai dari situs web resmi perusahaan esports, penjualan suvenir, hingga situs media sosial, seperti Twitter, Facebook, Twitch, Instagram dan Youtube. Mengingat hal tersebut, sangatlah krusial untuk pertama-tama mendaftarkan merek dagang sebelum mengembangkannya lebih jauh.

Di samping itu, juga terdapat manfaat tambahan dari hasil registrasi sah suatu nick atau handle atau username gamer. Trademarks memberi perlindungan untuk mencegah orang lain untuk ‘mencuri’ ataupun meniru para gamer yang sudah mapan.

Sebagai contoh, jika “Deejayjustin” adalah sebuah nick yang telah mendapat perlindungan dan dimiliki oleh seorang pemain hebat League of Legends (LoL), maka jika suatu hari nanti terdapat seorang peniru yang menggunakan nick “Deejayjustin1” di Youtube dan secara kebetulan menayangkan konten-konten yang berhubungan dengan permainan LoL, kejadian tersebut sangat berpotensi untuk menimbulkan suatu kebingungan di kalangan penggemar asli “Deejayjustin”. Trademarks juga memanfaatkan pendaftaran yang sah sebagai dasar pengajuan klaim terhadap kasus cybersquatting, yang dibantu oleh ICANN untuk mendapatkan kembali nama domain yang dilanggar.

Eksistensi dari suatu merek dagang yang sah untuk suatu nick, nama tim ataupun logo, dapat memberi manfaat bagi sang pemilik untuk dapat melisensi ataupun menjual properti tersebut. Ini telah menjadi suatu tren dimana banyak tim profesional yang kini menjual lisensi mereka untuk bekerja sama dengan pihak ketiga yang menjual suvenir official dari brand mereka. Sebagai contoh, sebuah tim esports asal Amerika, Fnatic, memiliki sebuah merek dagang terdaftar yang memfasilitasi mereka untuk dapat melakukan perjanjian perizinan dengan pihak ketiga tanpa perlu mengkhawatirkan apa kewajiban mereka.

"Meskipun manfaat dari perlindungan merek dagang telah banyak terdengar, masih banyak tim profesional yang tidak melindungi kekayaan intelektual mereka dengan baik."

Sebagai tambahan, tim atau pemain yang tidak melalukan pendaftaran trademark dapat menyebabkan kebingungan dan juga perselisihan hukum mengenai siapa pemilik sesungguhnya dari nama tersebut. Contohnya, suatu tim dapat mengklaim hak mereka atas nick pemainnya; Akan tetapi, pemain juga dapat menghindari hal ini jika mereka telah terlebih dahulu mendaftarkan nick mereka. Pemain dapat memilih untuk mengecualikan hak atas namanya di tim tempat dia berada. Jika tidak dilindungi, maka pengguna asli tidak memiliki daya hukum dan bisa kehilangan haknya.



Meskipun manfaat dari perlindungan merek dagang telah banyak terdengar, masih banyak tim profesional yang tidak melindungi kekayaan intelektual mereka dengan baik. Akan tetapi, beberapa juga telah mulai mengambil langkah untuk melindungi aset mereka. Sebagai contoh, tim profesional Evil Geniuses telah mendaftarkan nama tim atau word-mark dan juga logonya dengan nomor registrasi A.S. 4,568,877 dan 4,568,878. Seorang atlet esports, Jonathan Wendel juga telah menerima perlindungan atas nick-nya “FATAL1TY” dengan nomor seri 3,149,347.

Menurut United States Patent and Trademark Office, terdapat berbagai kelas perlindungan yang dapat diajukan oleh suatu tim atau seorang individu. Beberapa dari kelas tersebut adalah:

• Kelas 041 untuk “pengorganisiran dan pelaksanaan permainan kompetitif maupun non-kompetitif di bidang video game,” “layanan hiburan, yakni partisipasi di kompetisi video game.”
  
• Kelas 009 untuk peralatan komputer, yang meliputi barang-barang seperti perangkat keras komputer, papan tuts komputer, komputer, monitor komputer, tetikus komputer, dan alas tetikus.
  
• Kelas 025 yang mencakup berbagai barang dari pakaian dan suvenir lainnya, seperti kaus, celana, dan topi.

Pada akhirnya, kepemilikan trademarks esports dapat berpotensi untuk diutilisasi untuk mengejar pihak sponsor ataupun tournament organizer yang gagal untuk melakukan pembayaran terhadap pemain ataupun tim. Ketika entitas yang terlibat tidak dapat menyediakan sarana negosiasi untuk melakukan kompensasi atas pelanggaran yang dilakukan, pendaftaran trademarks dapat dimanfaatkan oleh pihak yang dirugikan untuk menuntut biaya reparasi atas kerusakan yang terjadi. Manfaat lain bagi pemilik trademarks tidak lain adalah bahwa trademarks ini juga dapat diuangkan jika sedang terlilit hutang.

Sebagai kesimpulan, banyak franchise esports dan juga beberapa gamer papan atas yang telah mendaftarkan dan juga secara rutin mempraktekkan hak mereka yang didapat dari pendaftaran trademarks yang sah. Di siis lain, banyak aktor industri esports yang masih belum melakukannya. Ada banyak kelebihan yang didapat dari status registered trademarks, khususnya untuk menghindari ‘lubang’ yang bisa secara tiba-tiba muncul.

Sumber : venture.ninja

Baca juga thread lainnya di venture.ninja