Kaskus

News

stealth.modeAvatar border
TS
stealth.mode
Dukung Toleransi, Yogyakarta Diklaim Sebagai Serambi Madinah
Dukung Toleransi, Yogyakarta Diklaim Sebagai Serambi Madinah
Yogyakarta, Gatra.com - Sejumlah tokoh masyarakat Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta mengatakan, aksi penyerangan Gereja Santa Lidwina tak memecah persatuan masyarakat. Warga Yogyakarta siap melawan aksi intoleran yang mengancam kedamaian kota budaya ini.

“Kalau ada orang luar membuat kegaduhan di Yogyakarta dan menyebabkan kekacauan serta merusak kehidupan sosial masyarakat, kamu salah, kamu keliru,” kata Wakil Uskup (Vikaris Espiskopal) DI Yogyakarta Pastor Harto Subono, Rabu (14/2), usai ‘Deklarasi Jogja Damai’ di kantor Gubernur di Kepatihan, Yogyakarta.

Pastor Harto mengatakan rasa persaudaraan dan toleransi masyarakat DI Yogyakarta masih kuat. Kedamaian DI Yogyakarta tidak mudah retak.

Sebagai buktinya, usai aksi penyerangan Gereja Santa Lidwina, seluruh elemen masyarakat memberi perhatian pada gereja tersebut yang didasari sikap cinta kasih dan persaudaraan.“Anda lihat sendiri, masyarakat hadir tanpa diminta bersama-sama membersihkan gereja agar bisa digunakan beribadah lagi,” katanya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DI Yogyakarta, Thoha Abdurahman mengatakan hal senada. Menurut Thoha, umat Islam telah menyatakan dukungan untuk menjaga toleransi dan persaudaraan sesama umat beragama di DI Yogyakarta. Bahkan, Thoha mengklaim, umat Islam sepakat menjadikan DI Yogyakarta sebagai ‘Serambi Madinah’. 

Toha menjelaskan, ‘Serambi Madinah’ tidak ada hubungannya dengan penerapan perda syariah seperti  daerah lain. Namun akan menonjolkan persatuan antarumat beragama. “Madinah adalah kota pertama umat Islam dan umat beragama lain mengikat persaudaraan. Kami ingin Yogyakarta menjadi kota yang warganya saling menjaga dan menghormati,” ujarnya. 

Adapun Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) DI Yogyakarta Faried Jayen Soepardjan mengatakan seluruh elemen masyarakat sepakat tidak akan ada lagi aksi barbar berbau SARA atau diskriminasi agama.“Warga DI Yogyakarta tidak mempan diadu domba. Jangan sekali-sekali kotori Yogyakarta. Kami warga DI Yogyakarta sudah nyaman hidup bersaudara,” ujarnya.

Bahkan PP mengintruksikan seluruh kader  memantau kawasan masing-masing dari orang asing yang dicurigai mengganggu keamanan

Sumber
0
2.7K
48
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan