Credit: economy.okezone.com

Tahun baru Imlek merupakan perayaan terpenting untuk orang Tiongkok. Namun, selain merayakan tahun baru, ada makna di balik perayaan Imlek.

Menurut legenda, dahulu ada seorang raksasa pemakan manusia bernama Nian, yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak, bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri, penduduk desa menaruh makanan di depan pintu mereka, dengan maksud Nian memakannya dan takhirnya tidak jadi memakan hasil panen, ternak, dan manusia.

Warna merah tersendiri di pilih sebagai pakaian khas saat Imlek karena menurut legenda, penduduk desa waktu itu melihat Nian lari ketakutan saat bertemu anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah. Karena hal itu, penduduk desa percaya bahwa Nian takut dengan warna merah, sehingga saat awal tahun, penduduk desa menaruh lentera di depan rumah dan memakai pakaian merah. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian.

Tradisi pengusiran Nian inilah yang berkembang menjadi perayaan tahun baru. Guo Nian, yang berarti "menyambut tahun baru" secara harfiah dapat diartikan "mengusir Nian". Jadi, intinya makna tahun baru Imlek adalah berdoa agar dijauhkan dari Nian atau hal buruk selama setahun ke depan.

Credit: indonesia-heritage.com

Jika Imlek adalah perayaan tahun baru untuk orang Tiongkok dan pemeluk agama Konghucu, Nyepi sendiri adalah perayaan tahun baru untuk umat Hindu.

Tidak seperti perayaan tahun baru masehi yang terkesan heboh, tahun baru Nyepi dimulai dengan menyepi. Tidak hanya tidak ada orang yang beraktivitas, tapi pelayanan umum ditutup, bandara internasional pun ditutup, namun pengecualian untuk rumah sakit. Tujuan utama hari raya Nyepi adalah memohon kepada Tuhan untuk menyucikan Bhuana Alit (Alam Manusia) dan Buana Agung (Alam Semesta).

Tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan penyucian sarana sembahyang yang ada di Pura dengan mengaraknya ke laut, karena laut atau danau adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa menyucikan segala leteh (kotoran) di dalam diri manusia dan dalam.

Sehari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan penyucian dengan mengadakan upacara Melasti, Tawur (Pacuruan) dan Pengrupukan. Secara singkat, ketiga upacara itu ditujukan untuk Sang Buta Raja, Buta Kala, dan Butara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak menganggu umat. Di upacara inilah biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama, yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar.

Selama menyepi, suasana seperti mati. Pada hari ini Umat Hindu tidak boleh menghidupkan api, tidak bekerja, tidak bepergian, dan tidak mendengarkan hiburan.

Rangakaian terakhir dari tahun baru Nyepi atau tahun baru Saka adalah Ngembak Geni. Pada hari ini umat Hindu melakukan Dharma Shanti dengan keluarga besar atau tetangga, mengucap syukur dan saling maaf memaafkan untuk memulai lembaran tahun baru yang bersih dan hidup selalu dalam kerukunan dan kedamaian.

Credit: harnas.co

Waisak atau Waisaka merupakan hari suci umat Buddha. Waisak sendiri dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan purnama untuk memperingati tiga peristiwa penting, yaitu:

1. Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 SM
2. Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 SM
3. Buddha Gautama parinibbana atau wafat di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 SMS.

Tiga peristiwa itu dinamakan Trisuci Waisak. Dan makna yang tergandung di dalamnya adalah bahwa setiap manusia dapat merenungi segala perbuatannya dan setiap saat selalu hidup dengan rasa cinta kasih tanpa kebencian.

Credit: cnnindonesia.com

Natal berasal dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran". Hari raya umat Kristiani ini diperingati setiap tahun pada tanggal 25 Desember untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam dua waktu, yaitu kebaktian malam pada malam 24 Desember, serta kebaktian pagi pada pagi 25 Desember. Namun ada beberapa gereja Ortodoks yang merayakan Natal pada tanggal 6 Januari.

Banyak makna yang terkandung dalam hari raya Natal, tapi makna natal yang terbesar adalah rasa pengorbanan karena kasih-Nya kepada manusia yang berdosa, Bapa rela mengorbankan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, agar manusia terbebas dari dosanya.

Credit: tribunnews.com

Idul Fitri adalah puncak dari pelaksanaan ibadah puasa untuk umat Islam. Makna yang terkandung di dalam Idul Fitri adalah kembali ke asal kejadian, atau kembali suci. Bagi umat Islam yang telah (lulus) melaksanakan puasa di bulan Ramadan akan diampuni dosanya sehingga suci seperti bayi yang baru lahir.

Kata Lebaran sendiri berasal dari bahasa jawa yang bermakna labar, lebur, luber, labur. Lebar artinya jauh dari kemaksiatan, lebur berarti meleburkan dosa, luber berarti penuh dengan pahala, dan rahmat Allah SWT, dan labur berarti putih atau disucikan dari dosa.

Idul Adha sendiri adalah peringatan hari Nabi Ibrahim yang mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan anaknya, Nabi Ismail. Makna yang terkandung di dalam peristiwa itu adalah ketakwaan, yaitu bagaimana Nabi Ibrahim rela mengorbankan anak kandungnya sendiri jika itu perintah dari Allah SWT. Kemudian memperkuat rasa empati kepada sesama manusia dengan berkorban, khususnya untuk orang-orang yang kurang beruntung agar manusia senantiasa tidak mementingkan diri sendiri dan jatuh ke dalam keserakahan.