Tuntutan pekerjaan membuat Raffi, seorang pekerja kantoran di Jakarta, menyebabkan Ia tidak bisa mudik saat Lebaran tahun itu.  Hal ini cukup membuat Raffi sedih, terutama saat mengabarkan rencana mudiknya yang gagal kepada ibunya.  Esoknya, tanpa disangka, setelah menyelesaikan kerja lemburnya, kedua sahabat Raffi sudah menunggunya di luar tempat kerja, mata Raffi terlihat bingung, kedua sahabatnya tak basa-basi, langsung mengajaknya mudik bersama menggunakan mobil Raffi.  Senyum bahagia terpancar dari wajah Raffi saat itu.

Dalam perjalanan mudik, tak lupa mengisi bahan bakar, mereka bersenda gurau sambil menikmati perjalanan.  Sahabat yang menyetir mobil Raffi sempat terkagum memuji tarikan mobil Raffi yang mantap, Raffi dengan senyum sumringahnya mengatakan bahwa  mobilnya menyimpan banyak kenangan, terutama dengan ayahnya, yang selalu mengingatkan untuk menggunakan pelumas yang tepat agar mesinnya tidak mogok dan tarikannya tetap mantap.  Oleh karena itu, Raffi bersikeras tidak ingin menjual mobilnya sampai kapanpun. Esoknya, mereka sampai di rumah Raffi, ibu Raffi sempat terkejut bercampur senang melihat Raffi dan sahabat-sahabatnya tiba di rumah.

Hari demi hari berlanjut, keluarga Raffi membutuhkan uang lebih untuk pengobatan ayah Raffi yang sedang sakit.  Raffi tampak keberatan untuk menjual mobil itu, dengan berjanji kepada ibunya untuk berusaha mencari jalan lain.  Kesedihan Raffi muncul, menatap mobilnya yang penuh kenangan masa kecil bersama ayahnya, asik bernostalgia didalam mobil, mengenang tahun-tahun bersama ayahnya, dari kecil sampai sekarang.  Ayahnya sempat mengatakan bahwa semangat orang tua akan tetap muda seperti dulu, berkat anak2 yang menjadi asupan untuk jiwa orangtuanya. Sama halnya dengan kendaraan, performanya akan tetap bagus jika mendapat asupan yang baik.

Rezeki sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, siapa sangka ketika Raffi baru saja menempelkan sebuah kertas bertuliskan “For Sale” pada kaca depan mobilnya, seorang wanita muda lewat depan rumahnya, seperti tertarik untuk membeli mobil Raffi itu.

Masa-masa Lebaran sudah selesai, aktivitas bekerja kembali menyambut hiruk-pikuk kota Jakarta, Raffi tampak mengendarai mobil barunya ke bengkel untuk diservis dan diganti oli.  Senyum ramah pekerja bengkel menyambut kedatangan Raffi, seperti biasa.  Pandangan Raffi terpaku pada sebuah mobil yang sepertinya tak asing untuknya, sedang di servis juga di bengkel itu.  Ia pun masuk ke ruang tunggu, seseorang sedang menunggu di ruangan itu, tampak Shanti, wanita yang dulu membeli mobil lama Raffi.  Perbincangan basa-basi pun tak bisa dihindari, bertanya kabar. Shanti mengemukakan kesenangannya terhadap mobil lama Raffi mengenai tarikan mesinnya yang mantap. Raffi pun tak mengelak bahwa servis yang rutin membuat kendaraan lebih optimal dan mantap.

Jodoh memang tak kemana, mulai hari itu, mereka semakin dekat satu dengan lainnya.  Raffi mengenalkan Shanti kepada orangtuanya.  Seperti pasangan lainnya, Raffi mengajak Shanti untuk dinner di sebuah resto yang suasananya cukup romantis.   Raffi memberikan kejutan yang tak bisa ditolak Shanti saat itu, lamaran.  Just married dan hidup bersama, dengan mengendarai mobil lama Raffi yang menyimpan banyak kenangan sekaligus akan menciptakan kenangan yang akan datang