Menurut Wikipedia, Di Bawah Lindungan Ka'bahadalah sastra klasik Indonesia yang ditulis oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah, alias Hamka. Novel ini pertama kali diterbitkan tahun 1938 oleh Balai Pustaka.

Secara garis besar, novel ini menceritakan romantika percintaan antara tokoh yang bernama Hamid dan Zainab. Keduanya saling mencintai, namun terpisah oleh perbedaan strata sosial. Akhirnya Zainab disuruh ibunya menikah dengan laki-laki lain yang dipilihkan oleh ibunya. Mengetahui hal itu, Hamid sakit hati, lalu berangkat ke tanah suci Mekkah. Di hadapan Ka’bah, Hamid terus beribadah, dan akhirnya wafat di sana, setelah mengetahui bahwa Zainab juga sudah wafat.

Novel ini telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama pada tahun 1981 dan 2011 lalu.

Dalam novel yang relatif tipis ini, yakni kurang dari 100 halaman, banyak terdapat kata-kata mutiara yang romantis. Meski kata-kata itu terkesan sederhana dan biasa, namun tidak alay dan murahan. Kalimatnya mengandung makna yang dalam dan nilai filosofis yang tinggi.

Berikut adalah kutipan kata-kata mutiara yang TS ambil dari novel tersebut:


Pertama:

Maksudnya, cinta itu jika tidak dibentengi dengan agama, maka sangat mudah orang yang saling mencintai itu melakukan hal-hal yang merusak kesucian cinta. Misalnya melakukan pergaulan bebas, dan akhirnya hamil di luar nikah.


Kedua:

Maksudnya, jika benar jika mencintai dan menyayangi seseorang, maka kita akan dapat merasakan apa yang dirasakan sang kekasih. Dalam cerita sufikstik sering diceritakan, seseorang mengetahui sahabatnya sedang kelaparan, karena tiba-tiba saja ia merasa lapar, padahal barusan makan. Begitulah keuatan cinta, bukan hanya menyatukan hati, tapi juga rasa.


Ketiga:

Maksudnya, akan kujaga amanah itu dengan sekuat tenaga, meski nyawaku sendiri yang taruhannya. Sebuah kepercayaan yang diberikan, adalah amanah yang besar, yang harus dijaga degan sepenuh hati.


Keempat:

Maksudnya, semoga saja orang-orang yang kasihan kepadaku setelah mendengar cerita penderitaan hidupku, ia akan segera mendoakanku, sehingga aku mendapat rahmat karena doa-doa itu.


Kelima:

Ungkapan ini bukan meniadakan kemungkinan cinta itu bisa bersatu antara orang yang berbeda status sosial. Tapi ini semacam ungkapan kekhawatiran dan kepesimisan, namun bisa juga sebagai keoptimisan, bahwa cinta akan menyatukan semua perbedaan.


Dan inilah kata-kata mutiara yang lain. Silakan Agan/Sista hayati dan pahami sendiri maknanya:

"Aku tidak pernah memintamu berhenti percaya. Tapi pada akhirnya bukan kita yang menentukan jalan hidup kita sendiri. Tetapi..." (Hamid)

"Apa pun alasan kau di situ, sama dengan alasan aku di sini." (Hamid)

"Apapun yang terjadi, ingatlah! Bahwa ketika kau tak punya siapa-siapa selain Allah, Allah itu lebih dari cukup." (Ibu Hamid)

"Biarlah surat itu menempuh takdirnya sendiri." (Zainab)

"Do'akan aku agar menikah dengan lelaki yang aku cintai." (Zainab)

"Emak selalu berdo'a semoga almarhum ayahmu tidak kecewa melihat bagaimana emak membesarkanmu." (Ibu Hamid)

"Hadiah terbesar yang Dia berikan kepadaku, yaitu cinta seorang ibu." (Hamid)

"Jangan mengukur dari apa yang tak tampak. Apa yang tak tampak berasal dari apa yang tak tampak." (Hamid)

"Jika dunia ini terlalu sempit untuk kita, biarlah Allah membukakan pintu untuk kita ke tempat di mana segala sesuatunya menjadi abadi." (Zainab)

"Jika kelak impian kau terwujud, kutitipkan do'aku bersamamu." (Zainab)

"Jika suatu saat aku bosan, apakah kau akan menjemput aku keluar dari pulau ini?" (Zainab)

"Ketika dunia tidak merestui cinta kita, kita punya Allah yang akan merestuinya." (Zainab)

"Kubawa jiwamu, cintamu, dan cinta-Nya menuju jalan terindah." (Hamid)

"Makin tinggi harapan, makin jatuh sakitnya." (Ibu Hamid)

"Sampai kapan pun, emas tak akan setara dengan loyang. Dan sutra tak sebangsa dengan benang." (Ibu Hamid)

"Untuk melewati badai, kita harus terus berjalan, bukan berhenti. Dan untuk terus berjalan, ada dua hal yang terus kita bawa, keyakinan dan cinta." (Hamid)
*************