Kaskus

Story

dragonfly1212Avatar border
TS
dragonfly1212
What Should I Do
Part 1

Kinal dan kawan kawannya memantapkan posisi mereka saat ini, Keringat sudahlah tidak aneh dengan mereka, kini suatu prioritas yang mereka butuhkan saat ini adalah Fokus. Mereka harus fokus dengan gerakan gerakan yang baru saja dipelajari dan dihafal berulang ulang untuk kompetisi besar itu.

Suara dari speaker yang ukurannnya sebalok radio itu berbunyi cukup keras, Kinal dengan fokusnya menajamkan penglihatannya. Ini sudah ke7 kalinya gerakan ketukan 1 hingga delapan itu diulang ulang.

Jika dari mereka tak bisa menguasai gerakan secuil apapun, Kinal tetap akan menyuruh mereka mengulanginya hingga mampu!. Ya begitulah ia dilahirkan, segala sesuatu yang sudah dimulai dari Nol, tak akan ia bongkar. Ia akan terus melanjutkannya hingga kata sempurna itu terngiang

"Sekali lagi yah guys, masih banyak yang salah soalnya" Ia menarik lengannya dan melihat sesuatu yang melingkar di sana. "Udah malem juga, usaha ya, sampai bisa, habis ini kita pulang." Kinal memberi senyum gingsulnya kepada mereka
Jika sudah masuk ekskul Nari, maka tak ada boleh mengeluh jika hasilnya ingin maksimal.
Akhirnya mereka mengakhiri latihan hari ini dengan sangat maksimal. Kinal mengusap peluh yang bercucuran. Senyumnya mengembang. Apa lagi? kalau bukan karena menari adalsh jiwanya. Kinal sampai tidak bisa membayangkan jika hidupnya tanpa Menari dan Lagu. membuka tas resletingnya, niatnya ingin mengambil air mineral. Namun, gerakannya terti ketika melihat hapenya bergetar.


Setelah tau telepon dari siapa, Kinal segera berlari keluar dari Aula (pokoknya sampai musik yang sedang mereka bunyinya tidak terdengar sedikitpun) setelah memastikan keadaan sudah sepi. Ia kembali mengatur napasnya agar terdengar normal dan segera mengangkat telepon
"Iya Mi?"

"Kinal, kamu kenapa susah sekali mami hubungi? Kamu lagi apa? mami khawatir tau sama kamu, kamu gak bandel kan, sayang?"

"Astaggaa Mami, aku bukan lagi anak kecil loh-_- ngapain bandel bandel juga?"
"Kinal, kamu belum jawab pertanyaan mami yang sebelumnya"
"E-eh? Iya mi.. Kinal sedang telepon dengan mami"
"Yang akurat!"
"Kinal sedang berbicara dengan mami!"
"Kinal! Maksud mami bukan itu, kamu lagi dimana, coba ngomong sama mami cepet! Kamu sudah pulang kan, Nak?"
"Ngomong sama mami!"

"Kinal, Mami serius"

"Tapi mami suruh aku ngomong sama mami"

"Kinal..." Seketika Kinal bergidik ngeri ketika omongan mami terdengar lebih menyeramkan.
"I-iya mi. Maaf,"
"Kamu sedang apa, Nak?"

"Aku lagi dikamar aja mi" Kinal terpaksa harus berbohong, karena untuk jujur saja saat ini tidak akan nyatu dengan situasi "Aku tau mami pasti sibuk, udah sebulan kita enggak ketemu. Kinal kangen sama mami, mami gak perlu telepon aku setiap hari seperti ini.

Aku hanya ingin ketemu sama mami" Entah demi apa kata kata serius yang tumben tumbenan dari Kinal itu membuat seseorang diujung telepon sana merasa tersayat hatinya hingga berdarah darah

Tatapan matanya menjadi sayu, entah keberanian dari mana Kinal dapat berbicara seperti itu, mungkin karena sudah terlalu kesal dengan siempunya, memang bukan hanya sekali duakali mereka seperti ini. Bahkkan bisa dihitung dengan jari berapa hari mereka bertemu dalam sebulan. Dan kali pertama inilah, Kinal melewati satu bulan penuh tanpa mami.
"Maaf sayang, maafin mami..."
"Gak papa mi,"
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan