Spoiler for Surat:
Untukmu, L
🌷
Hai, apa kabar ?
Baik-baik saja ? Kuharap
Aku tak tahu lagi harus bagaimana menjelaskannya, hanya dengan surat inilah aku bisa mengungkapkan segala sesuatu yang kurasakan sejak lama.
Aku sungguh tidak bisa lagi melawan perasaan ini, tetapi aku masih takut untuk membiarkannya mengalir. Berawal dari persahabatan kita dulu, perasaan ini kini telah semakin tumbuh dengan kuat, dan aku berharap memiliki kekuatan untuk menunjukkannya padamu secara langsung, tapi ternyata tidak.
Aku bilang pada diriku sendiri bahwa aku tidak bisa terus menerus melawan perasaan ini, tidak ada alasan bagiku untuk takut karena aku merasa begitu nyaman saat kita bersama, kau seperti memberi arah pada hidupku, dan yang membuat segalanya begitu jelas.
Bahkan saat aku sedang berkelana jauh darimu, aku terus saja melihat bayang-bayangmu, karena kau bagaikan lilin di jendela yang memberi kehangatan pada malam yang dingin di musim hujan, serta memberi cahaya saat gelap. Dan aku merasa semakin dekat denganmu daripada yang pernah kukira.
Tidak bisa lagi kulawan perasaan ini, mungkin aku telah lupa apa yang dulu kuperjuangkan begitu lama, inilah saatnya untuk membawa kapal ini menepi, membawanya berlabuh dan berhenti untuk selamanya di hatimu.
Karena aku tak bisa lagi melawan perasaan ini dan aku telah lupa apa yang dulu telah kuperjuangkan. Andai aku harus merangkak di lantai dan hancur luluh di depan pintu hatimu, kasih, tak bisa lagi kulawan perasaan ini.
Hidupku bagaikan angin puting beliung sejak berjumpa denganmu, aku seperti berlari berputar-putar di pikiranku sendiri. Dan selalu saja aku seakan terus mengikutimu, karena kau selalu bisa membawaku ke tempat-tempat yang tidak akan pernah kutemukan bila seorang diri.
Kuharap kau mengerti.
Dari,
A
🌷
A
🌷