Balikpapan,sebuah kota di pinggir pantai dan terkenal dengan sebutan kota minyak karna tempat pabrik pengolahan minyak terbesar .
Balikpapan juga punya tempat2 wisata yang menarik,dari penangkaran buaya di teritip hingga kampung atas air di kampung baru.
Walau begitu ada satu kawasan wisata yang legenda banget dan slalu di kunjungi warga balikpapan secara turun temurun,silih berganti generasi anak muda balikpapan ttp menjadikan kawasan ini tempat nongkrong mereka.
Kawasan tersebut yaitu kawasan melawai,tempat nongkrongnya anak muda balikpapan dari generasi ke generasi.
Dengan view laut yang masih natural jadi apabila kita kesana,berasa tidak ada yg berbeda walau lama tak berkunjung untuk kondisi pantai lautnya.
Dengan view 2 pulau yaitu pulau babi dan pulau tukung, ini kawasan sangat menakjubkan pemandangannya kala pagi hari atau kala senja datang.
Namun di balik keindahan kawasan tersebut banyak mitos2 berseliweran dgn keberadaan pulau tersebut,kali ini ane akan membahas salah satu mitos tersebut gan.
Spoiler for Makam syarifah maryam:
Makam pulau Tukung merupakan salah satu makam di Balikpapan yang dikenal sebagai makam keramat oleh beberapa masyarakat.
Peziarah yang datang ke makam yang dikenal keramat ini, tidak hanya berasal dari Balikpapan namun juga dari luar Balikpapan.
Bagi mereka yang mengerti, mereka datang untuk ber-tawassul(salah satu cara berdo'a kepada Allah) agar hajat-hajat mereka di kabulkan dan mengharapkan keberkahan (istilah syariat : tabarruk).
Makam tersebut merupakan makam seorang ulama perempuan yang masih termasuk dzurriyyah Nabi Muhammad SAW bernama Syarifah Maryam.
Penjaga makam bernama Hajjah Mastia, setelah sebelumnya di jaga oleh almarhum Habib Gasim bin Haji Ungkuk.
Dulunya makam tersebut berada di tengah laut, namun kemudian di pindah ke daratan karena diperlukan untuk pembangunan pelabuhan.
Sebenarnya di pulau tukung tersebut masih tersimpan satu makam namun makam tersebut makam kosong.
Menurut Habib Agus, makam yang ada di dalam rumah bercat hijau adalah yang asli.
Makam yang ada di pulau karang sebenarnya kosong, tidak ada makamnya.
Awalnya dibuat-buat oleh orang yang bernama Pak Dirman, orang jawa yang suka semedi / tirakat. Dia membuat tempat di pulau tersebut untuk meditasi, di hari ke 40 melihat ular besar dengan kepala mengangga hingga dia lari ketakutan.
Karena penasaran, dia kembali ke tempat tersebut dan menandainya seperti kuburan. “Pak Dirman itu orangnya antik,” kata Habib Agus, orang yang tidak tahu mengira itu kuburan betulan dan bahkan dibangun seperti sekarang.
Menurut Habib Agus beliau tahu karena mengalami sendiri dan kenal dekat dengan pak Dirman.
Menurut cerita yang disampaikan dari penjaga-penjaga sebelumnya, Belanda pernah ingin menghancurkan makam tersebut namun upayanya selalu gagal.
Pernah seorang prajurit Belanda akan menggeranat makam tersebut, namun tiba-tiba prajurit tersebut meninggal.
Oleh sebab itu makam tersebut dibiarkan ditempatnya hingga sekarang.
Konon pelabuhan semayang yang berseberang jalan dengan keramat makam pulau tukung adalah titik awal dari pemukiman saat itu.
Para pedagang dari Banjarmasin, Samarinda, dan kota-kota lain bersandar untuk berdagang dan mengisi logistik kapal mereka, termasuk air.
Hingga saat ini mata air tempat para awak kapal mengisi persediaan air mereka masih ada, tak jauh dari makam.