Ini dongeng lagi, gan.
Lumayan bagus lah, kalau menurut saya.
Spoiler for Dongeng Guru Silat:
Saya istirahat di bawah pohon setelah mengajarkan jurus Tendangan Tanpa Makna kepada murid saya.
Sejurus kemudian, datang seorang wanita yang mengenakan gaun panjang sampai menutupi mata kakinya. Seluruh bagian gaunnya itu dipenuhi tulisan seperti sehelai kertas yaitu surat kabar.
Dia berkata, "Orang-orang itu," dia membetulkan posisi gaunnya, kemudian melanjutkan, "pada aktif membela Sang Raja di seluruh jagat dunia maya kan karena memang mereka dibayar untuk melakukan hal itu. Mereka digaji untuk melakukan hal itu. Itu karir mereka."
Wanita bergaun motif helai surat kabar ini suaranya lembut. Anggun. Tampak sekali bahwa ia tidak mengeluarkan tenaga ketika berbicara.
"Mereka itu para kacung yang bidang kerjanya memang hanya sebatas layar komputer atau ponsel." Wanita itu terus berbicara tanpa menoleh ke arah saya.
Sesaat wanita ini tersenyum seperti tengah memikirkan hal yang lucu, kemudian melanjutkan bicara.
"Lalu kamu? Kamu mau ikut-ikutan menghina, mencela, memojokkan, serta menjelek-jelekkan orang yang mengajukan bentuk isyarat protes kepada Sang Raja?
Kamu 'kan tidak pernah ditugasi atau disuruh buat melakukan hal itu.
Tidak ada orang yang menggaji kamu buat melakukan hal yang terlalu jauh seperti itu.
Tahu diri sedikit.
Jangan terlalu bodoh. Kita ini cuma penonton."
Kemudian wanita yang corak gaunnya seperti surat kabar yang berisi berita jujur itu pun berlalu dengan langkah sopan.
Terlihat sekali dia adalah orang yang tahu bedanya antara hal yang menjadi urusan baginya dengan hal-hal, baik kecil maupun besar, yang bukan lah bagian dari urusannya.