Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Sejenak Cinta #SFTHChallenge Terinspirasi dari Kisah di 1 Kampus Jakarta
Sejenak Cinta #SFTHChallenge Terinspirasi dari Kisah di 1 Kampus Jakarta


Sejenak Cinta


Bulan tersaput awan. Sinar perak membias lemah. Angin mendesir. Menerbangkan daun-daun kering di bawah kaki seorang gadis. Tubuh berbalut rok panjang hitam, jaket legam, terayun pelan. Sendiri berteman sepi, serangga malam enggan bernyanyi. Matanya nanar mengingat saat yang sama beberapa waktu lalu.

Sejenak Cinta #SFTHChallenge Terinspirasi dari Kisah di 1 Kampus Jakarta


“Kita menikah saja. Untuk sementara. Biar tak ada dosa bila dimabuk asmara,” ajak lelaki seraya bersimpuh. Ada harap yang sangat dalam pintanya.

Gadis menatap lelakinya. Mencari jawaban di bening kelopak indah, di hidung mencuat gagah, di bibir kumis tipis dan janggut menyemut. Gadis membuang muka. Menatap tanah. Mengamati daun-daun kering berserakan dan rumput-rumput yang mulai basah.

“Aku berjanji tak akan mengalirkan benih ke dalam tubuhmu. Kita jaga keutuhan cinta kita. Biar pecah di malam ikrar resmi. Banyak cara menikmati asmara tanpa menumpahkan darah. Kita nikmati surga dunia dengan cara yang berbeda.”

Gadis masih tak berkata-kata. Ia tahu. Ada sebuah upacara sederhana yang bisa mengikat dan menghalalkan insan menikmati cinta sesungguhnya. Mereka bisa bertukar cairan asmara. Lelaki dapat menyemai bibit di ladangnya. Tapi ia belum siap menimang buah cinta dan mendengar tangis di kegelapan. Ia belum mau dipanggil ibu.

“Percayalah padaku. Aku mencintaimu. Aku tak tahan lagi terus sendiri. aku ingin selalu bersamamu. Memelukmu. Membelaimu dan menghabiskan malam selalu bersamamu. Tidakkah kau merasakan hal yang sama ?”

Gadis tetap diam memandang lelakinya. Mereka berkomunikasi tanpa kata-kata. Ia ingin lelakinya mencari sendiri di bening bolanya. Menyelami lensa mata menuju dasar hati dan memungut jawab di sana. Ia ingin. Sangat ingin. Berada di naungan lelaki adalah impian. Harapan.

“Kenapa tidak untuk selamanya ? Mengapa sejenak saja?”

Lelaki mendekatkan wajah. Satu hasta kini jarak mereka.

“Jalan kita masih panjang, sayang. Dua tahun lagi toga kita sandang. Paling lambat setahun kemudian mandiri mencari nafkah. Saat itupun belum terlalu mapan menapak masa depan. Namun aku berjanji, saat gelar mengekor nama kita, akan kusebarluaskan kabar gembira ke seluruh negeri. Kita adalah cinta abadi.” Lelaki menyakinkan gadis.

Berjuta kesungguhan ia tancapkan. “Kau mutiara yang paling kuinginkan, sayang,” ucapnya lirih. Ia menunduk, mengecup jari-jemari gadis. Air mata jatuh di kulit sawo matang tanpa noda. Mengalir pelan hingga menyentuh kulit punggung tangan halus lembut.

Gadis trenyuh. Tiga tahun mengenal lelakinya. Mengail ilmu di atap yang sama, melahap dogma di lahan yang tak beda, membiarkan ayat-ayat Tuhan bergaung di ruang serupa. Lelakinya adalah batu karang, macan lapangan yang membelah angkasa dengan auman lantang hancurkan kezaliman. Ia tak akan menangis untuk sesuatu yang remeh temeh. Air mata adalah bukti, sepenuh jiwa ia menginginkan gadis.

“Baiklah...” ucap si gadis akhirnya, “... kita genapkan cinta kita segera.”

Lelaki mengangkat wajah yang basah. Suka cita membuncah di dada.

“Tapi, seperti katamu tadi, kita harus menjaga agar jangan ada darah. Kita nikmati asmara dengan cara berbeda,” ingat gadis.
Kembali mereka bertatapan. Lama. Senyum terukir di wajah masing-masing. Lampu-lampu taman menjadi saksi. Dua keturunan adam-hawa mengucap janji. Sebuah ikrar yang tak biasa. Menjalin ikatan untuk sementara.

Sejenak Cinta #SFTHChallenge Terinspirasi dari Kisah di 1 Kampus Jakarta


emoticon-heart


Hari berikutnya di sebuah kamar sewa, keduanya duduk khusuk. Tak banyak tamu. Hanya beberapa saksi mata. Tak terlihat upacara formal sebagaimana mestinya.

Suara lirih dari mulut lelaki “Saya nikahi kamu dengan mas kimpoi seratus ribu rupiah,” tegasnya. Meluncur tanpa ragu meminta balas. Gadis dengan suara sama pelannya menimpali “Saya terima nikah anda dengan mahar yang telah disebut.” Usai mengucapkan kata-kata itu keduanya bersalaman. Gadis mencium tangan lelaki.

Ketika tinggal mereka berdua di kamar sempit, lelaki meredupkan cahaya. Temaram menyamarkan tubuh. Lelaki menuntun gadis ke atas gumpalan empuk tanpa kaki. Kain usang menjadi selubung. Satu bantal. Satu guling di atasnya. Lelaki sudah menyingkirkan meja di sisi peraduan ke sudut lain. Ia merapikan kertas dan buku-buku, menumpuk sekedarnya. Biar leluasa menatap setiap inci kecantikan gadis.

“Kau ingat janjimu, kan ? Kau tak akan membuatku berdarah!”

“Ya, sayang. Aku tahu. Aku ingat. Tapi kau harus membantuku meraih nikmat surgaw. Aku kubuat kau melayang juga. Kita nikmati cinta dengan cara tak biasa.”

“Baiklah. Apa yang harus kulakukan untukmu.”

Si lelaki berbisik.

Gadis menyimak, tak berisik.

Selimut tipis menutupi tubuh kedua anak manusia itu. Kamar menjadi panas. Keduanya mandi uap.

Sejenak Cinta #SFTHChallenge Terinspirasi dari Kisah di 1 Kampus Jakarta


emoticon-heart


Setelah malam itu mereka tak ragu lagi saling bermanja. Setiap ada kesempatan mereka bercakap pelan, napas memburu, tubuh berpeluh.

“Kau menikmati percintaan ini, sayang?” tanya si lelaki setelah hasratnya terpuaskan.

“Ya. “

“Pasti rasanya akan lebih nikmat jika kita melakukan sebagaimana mestinya,” bisik mesra lelaki di telinga gadis.

“Ingat janji kita!”

“Ya, ya. Aku tak akan ingkar janji.”

Mereka saling melingkarkan tangan lagi. Mandi keringat sendiri.

emoticon-heart


Tak ada yang berubah setelah mereka mengucap janji. Duduk di bangku mendengarkan petuah guru. Lelaki tetap turun ke jalan berteriak lantang. Gadis mengendalikan massa dan membagikan selembaran. Mereka tetap menjaga jarak di keramaian, namun melekat erat di pekat malam. Rupiah selalu mengalir dari tanah seberang. Kabar baik-baik saja terucap sebagai balasan. Tinggal di atap berbeda, namun ada malam-malam panjang dimana jiwa raga menjadi satu. Membuat tubuh harus basah tanpa kecuali di pagi hari. Dan mereka tetap menjaga jangan sampai selaput itu pecah. Memerah.

Namun, suatu malam lelaki lupa. Gadis terlena. Mereka mabuk di langit ketujuh. Membiarkan dua kutub bertemu. Lelaki memuntahkan pasukan mikroskopis di liang kehidupan. Keduanya menikmati sensani surga hingga tak sadar kokok ayam mengundang matahari.
Si gadis menjerit tertahan saat menyadari semua telah terjadi.

“Kau menaburkan benih di ladangku!” jeritnya tertahan.

Lelaki tercekat, berusaha menguasai keadaan.

“Maaf, sayang aku khilaf. Tapi tenanglah. Tak semua benih bertunas mekar. Kita tunggu beberapa bulan. Kita lihat. Jika terjadi sesuatu di luar harapan, langkah cerdas kita ambil.” Lelaki membelai gadis, salurkan kekuatan, kehangatan.

Si gadis terisak pelan.

“Jangan sedih. Kenang saja indahnya. Kau juga melambung saat itu, kan?”

Si gadis tak menjawab. Teringat saat darah bergolak, ujung-ujung syaraf meletup.

“Kau menikmatinya, kan?” tanya lelaki lagi.

Gadis mengangguk pelan. Coba tersenyum. Getir. Khawatir.

“Aku janji tak akan terulang lagi. Aku lupa. Kau terlena. Kita terbang. Berdoa saja tak terjadi apa-apa. Apa yang kita lakukan bukan dosa. Kita sudah terikat. Kita tak melakukannya hanya untuk menjaga. Tapi kita tak bisa menahan naluri kita. Itu fitrah, Sayang. Jangan kau sesali. Ingat saja manisnya.”

Gadis mengangguk. Mereka membiarkan pagi semakin tua. Mereka akan terus menikmati kehangatan jika jam dinding tak mengingatkan. Ada kursi penguasa yang harus digoyang tengah hari nanti.

emoticon-heart


Hari berganti. Gadis dan lelaki tetap menikmati masa dalam asmara. Menjalin cinta dengan cara tak biasa. Mereka sempat pulang ke kampung halaman. Bertingkah laku seolah rindu pada wajah tua dan sanak saudara. Orang tua tetap melihat mereka anak manis, anak kebanggan keluarga. Tak ada perubahan yang berarti pada keduanya. Hanya mereka yang tahu, ada aroma lain di tubuh.

Dua minggu tak saling menatap, kerinduan menyergap. Lelaki ingin bertemu dengan gadis, dan mereka berjanji bertemu di tempat biasa. Gadis datang membawa gundah, segudang resah.

“Tamuku tak datang sebagaimana biasa. Aku takut, aku...” gadis terisak.

Lelaki membelai, menenangkan.

Lelaki menyuruh gadis menyisakan cairan pesing di gelas kecil. Ia mencelupkan kertas panjang seukuran telunjuk. Lelaki melihat tanda di kertas. Terperanjat!

“Kita pastikan di klinik depan, “ ajaknya sambil membuang gelas dan kertas. Was-was melingkupi hatinya.

Ucapan laki-laki berkalung stetoskop membuatnya terkejut untuk yang kedua kali “Selamat, Anda akan segera menjadi ayah.”

Keduanya melangkah lesu melewati pintu klinik. Tangan bergandengan lemah. Tak erat lagi. Keduanya menuju taman di mana dulu lelaki mengucap janji.

“Apa yang kita takutkan akhirnya terjadi,” ucap si gadis lirih. Keduanya duduk berdampingan di bangku taman.

“Jangan khawatir, sayang. Pasti ada jalan keluar.”

Mereka diam. Sibuk dalam pikiran. Harusnya mereka bahagia. Semaian cinta akhirnya berbuah. Gadis akan menjadi bunda. Lelaki akan dipanggil Ayah. Dan mereka melakukannya tanpa merasa berdosa. Sadar mereguk nikmat. Namun jika harus menimang, apa kata orang tua nanti. Mereka pasti kecewa. Tertampar. Anak kebanggaan menjalin ikatan diam-diam.

“Aku cari minuman. Kau tunggu di sini dulu. Aku tak lama,” pinta si lelaki seraya menunjuk bangunan bercahaya di ujung jalan.

Gadis mengangguk. Ia pindah ke atas bilah papan, terayun-ayun oleh jalinan rantai. Permainan bocah ketika kanak-kanak dulu.

Gadis menghentakkan kaki pelan. Membuat badan bergoyang-goyang. Bulan tersaput awan. Sinar perak membias lemah. Angin mendesir. Menerbangkan daun-daun kering di bawah kakinya. Sendiri berteman sepi. Serangga malam enggan bernyanyi. Alam pikirnya mengembara. Menduga-duga masa depan.

Sejenak Cinta #SFTHChallenge Terinspirasi dari Kisah di 1 Kampus Jakarta


Si lelaki tak pernah menuju bangunan bercahaya. Ia menapak jalan lain, entah ke mana.


TAMAT


Sumber ilustrasi
scoopwhoop.com, shutterstock.com, thestutio.com.

anasabilaAvatar border
trifatoyahAvatar border
husnamutiaAvatar border
husnamutia dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1K
4
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan