- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Singkat Mutiara Hati


TS
musangmalam19
Kisah Singkat Mutiara Hati


Quote:
Pagi ini dia terlambat untuk masuk kelas, padahal sekarang ada jadwal Dosen yang galak, disepanjang jalan hatinya sudah berdebar-debar karena merasa takut, dan dia sudah terlambat 15 menit, entah apa yang akan dia dapatkan nantinya, biasanya tidak boleh masuk kelas.
“Aku harus bagaimana ini? Aku takut kepada Bu Hafi, dia adalah salah satu Dosen kejam yang aku takuti selama ini” pikirnya dalam hati sambil membawa motor dengan kencang.
Dan benar saja dia telat, Bu Hafi sudah memulai kelas sejak 30 menit yang lalu. “Assalamualaikum? Bu maaf saya telat, apa saya masih boleh ikut kelas hari ini?” Sidqi mengucapkan kata-kata itu dengan ketakutan, biasanya jika sudah telat tidak boleh ikut kelas.
“Cepat sana duduk” jawabnya dengan ketus.
“Alhamdulillah sekali, ini adalah nikmat Allah yang paling nyata” pikirnya dalam hati. Setelah selesai jam kuliahnya selesai Sidqi langsung pergi ke cafe belakang kampus tempat biasa dia menumpahkan semua masalah yang dia rasakan, termasuk juga tempat dia berkumpul dengan dua sahabatnya yaitu Ferly dan Gea, mereka menjalin hubungan persahabatan sejak awal Ospek kampus, ya meskipun mereka bertiga beda jurusan, Sidqi jurusan Akutansi, Ferly jurusan kedokteran dan Gea jurusan Matematika.
***
Sidqi tidak hanya seorang mahasiswi tetapi juga santri pondok pesantren Tahfidzul Qur’an ternama di Malang, dia memutuskan untuk kuliah sambil masuk Pesantren karena ibunya tidak memberikan ijin jika Sidqi hanya kuliah dan menjadi anak kos dikota orang. Jadi Sidqi mencari cara bagaimana dia bisa berkuliah di Malang dengan restu ibunya. Sidqi sudah tidak mempunyai ayah, ayahnya telah berpulang kepada sang pencipta sejak Sidqi kelas 6 SD. Dia mempunyai seorang kakak laki-laki yang saat ini menjadi guru Sekolah Dasar.
***
Sidqi sudah sejak lama memendam rasa kepada Ketua Panitia Ospek dulu, Mas Anas adalah favorit semua wanita yang ada dikampusnya termasuk Sidqi juga fans beratnya. Dan saat Sidqi sedang berada dicafe belakang kampus untuk menikmati secangkir capuccino dan menatap senja yang membuat pelupuk matanya berisi sejuta buih-buih kenyamanan. dia bertemu dengan Mas Anas, hatinya berdegub kencang saat Mas Anas menghampirinya, wajahnya memerah, sepertinya dia sedang jatuh cinta kepada Ketua Panitia Ospek itu. “Dik apa Mas boleh duduk disebelahmu? Karena kursi lain sudah penuh dan Mas akan mengerjakan tugas kuliah” Mata Sidqi terbelalak dan Sidqi tak menyangka jika dia akan duduk bersebelahan dengan Idolanya.
Mas Anas memulai percakapan dengan Sidqi, Tetapi Sidqi tetap saja bungkam karena memang dia canggung, malu bahkan sulit untuk menjawab pertanyaan Mas Anas. Dari perbincangan singkat itulah Sidqi dan Mas Anas mulai mengenal lebih dekat lagi, Mas Anas memang sudah sejak lama menyukai Sidqi, tak heran jika Mas Anas menyukainya karena Sidqi adalah Mahasiswi terkenal dikampusnya. Mas Anas dan Sidqi saling menyukai satu sama lain, akan tetapi Sidqi tak mau diajak pacaran, dia takut Hafalannya hilang jika dia bermaksiat, bahkan pacaran saja tidak ada dalam islam.
***
Aku harus tetap fokus pada kuliah dan setoran hafalan Al-qur’an ku, boleh saja aku mengagumi Mas Anas tetapi aku harus ingat, tujuanku datang ke Malang adalah menuntut ilmu, kasian ibu dan kakak dirumah yang sudah bersusah payah membiayaiku disini, dan jika mereka tau kalau aku hanya bermain-main saja disini pasti mereka berdua sangat kecewa padaku” ucapnya dalam hati. Sidqi dan Mas Anas tetap menjaga hubungan baik dalam status pertemanan tetapi mereka berdua saling menjaga hati, mereka saling mengetahui jika satu sama lain saling mencintai. Hingga pada akhirnya Mas Anas menjadi lulusan terbaik, dan menjelang hari spesial Sidqia yaitu hari dimana Sidqia diwisuda, Ibu dan kakak Sidqi datang dan menginap di Pesantren Sidqi, dan pada akhirnya Mas Anas datang menemui ibu dan kakak Sidqi untuk melamar dan menjalin hubungan resmi yang diridhoi oleh Allah swt dan keluarga Sidqi. Ternyata ibu dan kakak Sidqi tidak menerima lamaran Mas Anas dengan alasan karena Sidqi masih akan melanjutkan kuliahnya. Hati Sidqi hancur saat mendengar jawaban ibunya, dan Mas Anas hanya tersenyum dan langsung berpamitan untuk segera pulang. Sidqi menangis dan bertanya kepada ibunya “ibu kenapa begitu tega kepada Sidqi? Apa ibu tidak ingin melihat Sidqi bahagia? Apa harus Sidqi selalu menderita? Mas Anas itu orang baik bu, ibu harus tau itu dan Sidqi sangat mencintai Mas Anas, jujur Sidqi sangat ingin dihari bahagia Sidqi Mas Anas juga bisa hadir bu” ucapnya sambil menangis. Dan ibunya berkata “maaf nak, ibu tidak ingin kamu salah memilih lelaki untuk calon imammu kelak, ibu juga ingin yang terbaik untuk putri kesayangan ibu” Sidqi terdiam dan langsung kembali kedalam kamarnya untuk menunaikan sholat agar hatinya lebih tenang.
***
Hari yang spesial untuk Sidqi telah tiba, tetapi Sidqi tak memunculkan wajah bahagia, yang ada hanya wajah kecewa yang mendalam, setelah selesai diwisuda akhirnya ibu dan kakaknya pulang, Sidqi tetap melanjutkan program Tahfidznya di Pesantren. Sejak hari itu Sidqi berkeinginan untuk tidak lagi mengenal lelaki, karena menurutnya Mas Anas adalah lelaki pertama yang mampu membuat hidupnya lebih bermakna, “jujur Mas aku sangat mencintaimu, aku tak ingin berpisah denganmu, kamulah cinta pertamaku, maafkan aku, maafkan ibuku, yakinlah bahwa Mas Anas akan mendapatkan perempuan yang jauh lebih baik dariku, maafkan aku, aku harus melepasmu Mas” Sidqi selalu saja berusaha untuk menguatkan hatinya. Dan dari kejadian itu Sidqi lebih lama lagi menikmati senja dibelakang kampusnya karena awal pertemuannya dengan Mas Anas adalah saat Sidqi menatap senja dengan garis senyuman dibibir manisnya. Sidqi tetap saja membiarkan hatinya hampa karena Sidqi masih menyimpan hatinya untuk Mas Anas, cinta pertamanya.
***
Sidqi melanjutkan kuliah S2 nya di Malang karena mendapat pembiayaan khusus dari Pesantren, setelah dia menyelesaikan study nya selama 2 tahun, Sidqi tetap saja membiarkan hatinya kosong, dia masih tidak ingin mengisi hatinya dengan hati yang baru, meskipun banyak sekali lelaki yang datang ingin melamarnya, Sidqi tetap saja menolaknya.
***
Hari ini adalah penyambutan Putra Kyai pertama yang menetap di Mesir selama 13 tahun, dengan nama asli Aqil Zidan Hasbullah, dan Sidqi pun tak pernah tau wajah Gus Aqil sebelumnya, hanya melihatnya lewat foto yang ada di dinding ruang tamunya.
Semua santriwan dan satriwati berdandan dan menggunakan pakaian terbagus yang pernah mereka punya. Tetapi tidak dengan Sidqi, dia hanya berpakaian biasa tanpa make up apapun karena menurutnya ini bukan hal penting dalam sejarah, nanti pun tidak akan bertemu dengannya, hanya santriwan saja yang mampu berjabat tangan dan melihat wajah Gus Aqil. Dan tak lama kemudian setelah penyambutan itu selesai Semua santriwati diminta untuk berkumpul diaula Pesantren dan bertemu langsung dengan Gus Aqil, “subhanallah ciptaanmu tuhan, ini Nabi Yusuf atau Gus Aqil? Tidak-tidak tetap saja Mas Anas lebih keren dari pada Gus Aqil” pikirnya dalam hati.
Setelah kegiatan itu selesai, Sidqi diminta untuk tidak meninggalkan aula karena ada yang harus dibicarakan dengan Kyai besar. “astagfirullah aku kenapa? Kenapa aku ditahan disini, aku berbuat dosa apa hari ini” pikirannya tak karuan dan Ummi membuka percakapan dengan Sidqi, Sidqi terkejut dan menunduk “maaf ada apa ummi? Maafkan saya jika saya melakukan dosa hari ini, maafkan saya ummi, saya siap dihukum apa saja oleh ummi dan Kyai besar” tanya Sidqi dengan ketakutan, “tidak Qi kamu tidak melakukan dosa apa-apa hanya saja Aba akan berbicara hal yang cukup serius dengan kamu. Sekarang putra pertama Aba sudah datang dan Aba mempunyai rencana untuk menjodohkanmu dengan putra Aba, apa kamu bersedia?” Sidqi terkejut dan hujan pun jatuh dari pelupuk matanya yang indah, Sidqi tak menyangka jika dia akan dijodohkan dengan putra Kyai besar. Sidqi tetap saja diam tanpa. “kamu tidak perlu memikirkan segala sesuatunya, nanti ibu dan kakakmu akan datang kemari, semua sudah kami siapkan dari mulai penghulu, makanan, tukang rias dan semuanya sudah siap” kata ummi sambil tersenyum manis kepada Sidqi.
Pukul 13.00 WIB ibu dan kakak Sidqi datang dan dia segera menemui ibu dan kakaknya untuk mempertanyakan ini semua. “kenapa ibu tidak bicara dari awal kepada Sidqi bu?” tanya Sidqi sedikit memaksa. “maafkan ibu nak, ibu tidak jujur, sudah sejak lama Kyai besar dan ibu membicarakan hal ini, Kyai besar sangat ingin kamu menjadi menantunya dan ibu tidak bisa menolak nak, dan ibu yakin kamu bisa bahagia jika hidup bersama Gus Aqil, jauh sebelum Mas Anas berbicara kepada ibu sudah lebih dulu Kyai besar dan Ummi yang berbicara kepada ibu nak, maafkan ibu, ibu juga ingin yang terbaik untuk anak ibu” jawab ibu Sidqi sambil memeluk Sidqi. “jujur Sidqi masih tidak percaya jika Sidqi akan menikah dengan Gus Aqil, putra Kyai besar pemilik pondok Pesantren ternama di Malang.”
***
Hari ini adalah hari spesial dalam hidup Sidqi, hari ini Sidqi akan menempuh hidup baru dengan Gus Aqil dan Sidqi akan menjadi Ning Sidqi menantu Kyai besar. Tepat pukul 09.00 WIB akan nikah dimulai, Sidqi yang tampil dengan memakai gaun berwarna biru muda dan Gus Aqil yang memakai jaz hitam dan dasi kupu-kupu itu terlihat sangat serasi. Setelah acara selesai Sidqi dan Gus Aqil duduk berdua dikamar sambil bertatapan dan berpegangan tangan satu sama lain dan kemudian Gus Aqil mencium kening Sidqi sambil mendoakannya. “jadilah istri dunia akhiratku sayang, mari kita saling mendekatkan diri satu sama lain kepada Allah swt. Kamu adalah pengantarku ke syurga-Nya dan aku adalah imammu yang nantinya akan menjadi penuntunmu ke dalam syurga-Nya. Dan Sidqi juga membalas kata-kata Gus Aqil, “Insya Allah suamiku, bimbing aku, cintai aku, sayangi aku, doakan aku menjadi istri dunia akhiratmu”. Dan akhirnya mereka berdua berpelukan dan hidup bahagia.
“Aku harus bagaimana ini? Aku takut kepada Bu Hafi, dia adalah salah satu Dosen kejam yang aku takuti selama ini” pikirnya dalam hati sambil membawa motor dengan kencang.
Dan benar saja dia telat, Bu Hafi sudah memulai kelas sejak 30 menit yang lalu. “Assalamualaikum? Bu maaf saya telat, apa saya masih boleh ikut kelas hari ini?” Sidqi mengucapkan kata-kata itu dengan ketakutan, biasanya jika sudah telat tidak boleh ikut kelas.
“Cepat sana duduk” jawabnya dengan ketus.
“Alhamdulillah sekali, ini adalah nikmat Allah yang paling nyata” pikirnya dalam hati. Setelah selesai jam kuliahnya selesai Sidqi langsung pergi ke cafe belakang kampus tempat biasa dia menumpahkan semua masalah yang dia rasakan, termasuk juga tempat dia berkumpul dengan dua sahabatnya yaitu Ferly dan Gea, mereka menjalin hubungan persahabatan sejak awal Ospek kampus, ya meskipun mereka bertiga beda jurusan, Sidqi jurusan Akutansi, Ferly jurusan kedokteran dan Gea jurusan Matematika.
***
Sidqi tidak hanya seorang mahasiswi tetapi juga santri pondok pesantren Tahfidzul Qur’an ternama di Malang, dia memutuskan untuk kuliah sambil masuk Pesantren karena ibunya tidak memberikan ijin jika Sidqi hanya kuliah dan menjadi anak kos dikota orang. Jadi Sidqi mencari cara bagaimana dia bisa berkuliah di Malang dengan restu ibunya. Sidqi sudah tidak mempunyai ayah, ayahnya telah berpulang kepada sang pencipta sejak Sidqi kelas 6 SD. Dia mempunyai seorang kakak laki-laki yang saat ini menjadi guru Sekolah Dasar.
***
Sidqi sudah sejak lama memendam rasa kepada Ketua Panitia Ospek dulu, Mas Anas adalah favorit semua wanita yang ada dikampusnya termasuk Sidqi juga fans beratnya. Dan saat Sidqi sedang berada dicafe belakang kampus untuk menikmati secangkir capuccino dan menatap senja yang membuat pelupuk matanya berisi sejuta buih-buih kenyamanan. dia bertemu dengan Mas Anas, hatinya berdegub kencang saat Mas Anas menghampirinya, wajahnya memerah, sepertinya dia sedang jatuh cinta kepada Ketua Panitia Ospek itu. “Dik apa Mas boleh duduk disebelahmu? Karena kursi lain sudah penuh dan Mas akan mengerjakan tugas kuliah” Mata Sidqi terbelalak dan Sidqi tak menyangka jika dia akan duduk bersebelahan dengan Idolanya.
Mas Anas memulai percakapan dengan Sidqi, Tetapi Sidqi tetap saja bungkam karena memang dia canggung, malu bahkan sulit untuk menjawab pertanyaan Mas Anas. Dari perbincangan singkat itulah Sidqi dan Mas Anas mulai mengenal lebih dekat lagi, Mas Anas memang sudah sejak lama menyukai Sidqi, tak heran jika Mas Anas menyukainya karena Sidqi adalah Mahasiswi terkenal dikampusnya. Mas Anas dan Sidqi saling menyukai satu sama lain, akan tetapi Sidqi tak mau diajak pacaran, dia takut Hafalannya hilang jika dia bermaksiat, bahkan pacaran saja tidak ada dalam islam.
***
Aku harus tetap fokus pada kuliah dan setoran hafalan Al-qur’an ku, boleh saja aku mengagumi Mas Anas tetapi aku harus ingat, tujuanku datang ke Malang adalah menuntut ilmu, kasian ibu dan kakak dirumah yang sudah bersusah payah membiayaiku disini, dan jika mereka tau kalau aku hanya bermain-main saja disini pasti mereka berdua sangat kecewa padaku” ucapnya dalam hati. Sidqi dan Mas Anas tetap menjaga hubungan baik dalam status pertemanan tetapi mereka berdua saling menjaga hati, mereka saling mengetahui jika satu sama lain saling mencintai. Hingga pada akhirnya Mas Anas menjadi lulusan terbaik, dan menjelang hari spesial Sidqia yaitu hari dimana Sidqia diwisuda, Ibu dan kakak Sidqi datang dan menginap di Pesantren Sidqi, dan pada akhirnya Mas Anas datang menemui ibu dan kakak Sidqi untuk melamar dan menjalin hubungan resmi yang diridhoi oleh Allah swt dan keluarga Sidqi. Ternyata ibu dan kakak Sidqi tidak menerima lamaran Mas Anas dengan alasan karena Sidqi masih akan melanjutkan kuliahnya. Hati Sidqi hancur saat mendengar jawaban ibunya, dan Mas Anas hanya tersenyum dan langsung berpamitan untuk segera pulang. Sidqi menangis dan bertanya kepada ibunya “ibu kenapa begitu tega kepada Sidqi? Apa ibu tidak ingin melihat Sidqi bahagia? Apa harus Sidqi selalu menderita? Mas Anas itu orang baik bu, ibu harus tau itu dan Sidqi sangat mencintai Mas Anas, jujur Sidqi sangat ingin dihari bahagia Sidqi Mas Anas juga bisa hadir bu” ucapnya sambil menangis. Dan ibunya berkata “maaf nak, ibu tidak ingin kamu salah memilih lelaki untuk calon imammu kelak, ibu juga ingin yang terbaik untuk putri kesayangan ibu” Sidqi terdiam dan langsung kembali kedalam kamarnya untuk menunaikan sholat agar hatinya lebih tenang.
***
Hari yang spesial untuk Sidqi telah tiba, tetapi Sidqi tak memunculkan wajah bahagia, yang ada hanya wajah kecewa yang mendalam, setelah selesai diwisuda akhirnya ibu dan kakaknya pulang, Sidqi tetap melanjutkan program Tahfidznya di Pesantren. Sejak hari itu Sidqi berkeinginan untuk tidak lagi mengenal lelaki, karena menurutnya Mas Anas adalah lelaki pertama yang mampu membuat hidupnya lebih bermakna, “jujur Mas aku sangat mencintaimu, aku tak ingin berpisah denganmu, kamulah cinta pertamaku, maafkan aku, maafkan ibuku, yakinlah bahwa Mas Anas akan mendapatkan perempuan yang jauh lebih baik dariku, maafkan aku, aku harus melepasmu Mas” Sidqi selalu saja berusaha untuk menguatkan hatinya. Dan dari kejadian itu Sidqi lebih lama lagi menikmati senja dibelakang kampusnya karena awal pertemuannya dengan Mas Anas adalah saat Sidqi menatap senja dengan garis senyuman dibibir manisnya. Sidqi tetap saja membiarkan hatinya hampa karena Sidqi masih menyimpan hatinya untuk Mas Anas, cinta pertamanya.
***
Sidqi melanjutkan kuliah S2 nya di Malang karena mendapat pembiayaan khusus dari Pesantren, setelah dia menyelesaikan study nya selama 2 tahun, Sidqi tetap saja membiarkan hatinya kosong, dia masih tidak ingin mengisi hatinya dengan hati yang baru, meskipun banyak sekali lelaki yang datang ingin melamarnya, Sidqi tetap saja menolaknya.
***
Hari ini adalah penyambutan Putra Kyai pertama yang menetap di Mesir selama 13 tahun, dengan nama asli Aqil Zidan Hasbullah, dan Sidqi pun tak pernah tau wajah Gus Aqil sebelumnya, hanya melihatnya lewat foto yang ada di dinding ruang tamunya.
Semua santriwan dan satriwati berdandan dan menggunakan pakaian terbagus yang pernah mereka punya. Tetapi tidak dengan Sidqi, dia hanya berpakaian biasa tanpa make up apapun karena menurutnya ini bukan hal penting dalam sejarah, nanti pun tidak akan bertemu dengannya, hanya santriwan saja yang mampu berjabat tangan dan melihat wajah Gus Aqil. Dan tak lama kemudian setelah penyambutan itu selesai Semua santriwati diminta untuk berkumpul diaula Pesantren dan bertemu langsung dengan Gus Aqil, “subhanallah ciptaanmu tuhan, ini Nabi Yusuf atau Gus Aqil? Tidak-tidak tetap saja Mas Anas lebih keren dari pada Gus Aqil” pikirnya dalam hati.
Setelah kegiatan itu selesai, Sidqi diminta untuk tidak meninggalkan aula karena ada yang harus dibicarakan dengan Kyai besar. “astagfirullah aku kenapa? Kenapa aku ditahan disini, aku berbuat dosa apa hari ini” pikirannya tak karuan dan Ummi membuka percakapan dengan Sidqi, Sidqi terkejut dan menunduk “maaf ada apa ummi? Maafkan saya jika saya melakukan dosa hari ini, maafkan saya ummi, saya siap dihukum apa saja oleh ummi dan Kyai besar” tanya Sidqi dengan ketakutan, “tidak Qi kamu tidak melakukan dosa apa-apa hanya saja Aba akan berbicara hal yang cukup serius dengan kamu. Sekarang putra pertama Aba sudah datang dan Aba mempunyai rencana untuk menjodohkanmu dengan putra Aba, apa kamu bersedia?” Sidqi terkejut dan hujan pun jatuh dari pelupuk matanya yang indah, Sidqi tak menyangka jika dia akan dijodohkan dengan putra Kyai besar. Sidqi tetap saja diam tanpa. “kamu tidak perlu memikirkan segala sesuatunya, nanti ibu dan kakakmu akan datang kemari, semua sudah kami siapkan dari mulai penghulu, makanan, tukang rias dan semuanya sudah siap” kata ummi sambil tersenyum manis kepada Sidqi.
Pukul 13.00 WIB ibu dan kakak Sidqi datang dan dia segera menemui ibu dan kakaknya untuk mempertanyakan ini semua. “kenapa ibu tidak bicara dari awal kepada Sidqi bu?” tanya Sidqi sedikit memaksa. “maafkan ibu nak, ibu tidak jujur, sudah sejak lama Kyai besar dan ibu membicarakan hal ini, Kyai besar sangat ingin kamu menjadi menantunya dan ibu tidak bisa menolak nak, dan ibu yakin kamu bisa bahagia jika hidup bersama Gus Aqil, jauh sebelum Mas Anas berbicara kepada ibu sudah lebih dulu Kyai besar dan Ummi yang berbicara kepada ibu nak, maafkan ibu, ibu juga ingin yang terbaik untuk anak ibu” jawab ibu Sidqi sambil memeluk Sidqi. “jujur Sidqi masih tidak percaya jika Sidqi akan menikah dengan Gus Aqil, putra Kyai besar pemilik pondok Pesantren ternama di Malang.”
***
Hari ini adalah hari spesial dalam hidup Sidqi, hari ini Sidqi akan menempuh hidup baru dengan Gus Aqil dan Sidqi akan menjadi Ning Sidqi menantu Kyai besar. Tepat pukul 09.00 WIB akan nikah dimulai, Sidqi yang tampil dengan memakai gaun berwarna biru muda dan Gus Aqil yang memakai jaz hitam dan dasi kupu-kupu itu terlihat sangat serasi. Setelah acara selesai Sidqi dan Gus Aqil duduk berdua dikamar sambil bertatapan dan berpegangan tangan satu sama lain dan kemudian Gus Aqil mencium kening Sidqi sambil mendoakannya. “jadilah istri dunia akhiratku sayang, mari kita saling mendekatkan diri satu sama lain kepada Allah swt. Kamu adalah pengantarku ke syurga-Nya dan aku adalah imammu yang nantinya akan menjadi penuntunmu ke dalam syurga-Nya. Dan Sidqi juga membalas kata-kata Gus Aqil, “Insya Allah suamiku, bimbing aku, cintai aku, sayangi aku, doakan aku menjadi istri dunia akhiratmu”. Dan akhirnya mereka berdua berpelukan dan hidup bahagia.
Diubah oleh musangmalam19 09-02-2018 15:30


anasabila memberi reputasi
1
1.6K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan