Kaskus

Story

dragonfly1212Avatar border
TS
dragonfly1212
Derai Rinai
@circinus11: pemuda desa yang memberi kepastian selalu lebih baik dibandingkan dengan pemuda kota yang memberi janji-janji palsu.
Aku nyaris tertawa membaca komentar yang bagiku terlalu emosional di salah satu line cerita yang kutulis. Komentar itu dikirim empat jam yang lalu.
@paramithamitha: Hahah..Circa, kamu baper!
Aku mengetik balasan untuk @circinus11 dan menekan tombol enter. Aku tersenyum lalu membuka notifikasi yang lain. Ada sekitar empat nama dengan user @circinus11 yang meninggalkan komentar.
@circinus11: kamu suka puisi? Coba buka coronaustralis.com.
Tanganku hampir menyentuh tautan yang ia kirimkan, sampai sebuah suara mengagetkanku.
“Masih di sini?” suara seorang lelaki membuatku menoleh, menemukan Ryan dengan sebuah tas plastik transparan di tangan kanannya, kutebak susu jahe. Aku segera menutup lembar blogku, secepatnya. Setengah jam yang lalu dia pamit shalat ‘isya di masjid fakultas sebelah, mungkin dia mampir ke tukang angkringan di belakang kampus. Kemeja warna mint yang digulung hingga lengan terlihat sedikit basah, ulah tampias hujan di luar sepertinya.
Aku mengangguk, mengisyaratkan tumpukan kertas ukuran kuarto yang belum kusentuh dengan ujung mataku. Menjadi asisten peneliti, kalau bukan karena kau sangat mencintai pekerjaan itu, bukanlah tugas yang ringan. Ada banyak angka yang harus kuinput dalam sistem tabulasi pemilik dana hibah dan itu membutuhkan waktu cukup lama. Lelaki itu mengangkat alisnya, lalu kembali ke mejanya, mungkin menyelesaikan pekerjaannya. Perpustakaan yang dilengkapi dengan puluhan komputer sebagai fasilitas untuk mahasiswa dan dosen ini buka sampai jelang pukul 9 malam, masih ada sisa waktu setidaknya sembilan puluh menit untukku melunaskan pekerjaan. Sepi sekali, seorang mahasiswa di sudut perpustakaan tanpa suara menghadapi komputernya. Suara gemericik air terdengar jelas, disusul dengan aroma harum jahe dan protein susu yang khas.
“Minum dulu.” Ryan meletakkan sebuah gelas ke sisi kiriku, menghentikan gerakan jemariku, menolah pada pustakawan yang seumuran denganku. “Buat aku?” tanyaku kemudian sebelum menyentuh gelas. Ryan mengiyakan, ia menggeser sebuah kursi di sebelahu, menatap lurus-lurus ke depan, melalui jendela kaca yang kedinginan. Kedua tangannya bertumpu dengan siku ke atas meja, sedangkan kedua telapak tangannya merengkuh erat mok, mengusir dingin. “Terimakasih.” Aku meraih mok bagianku dan mencecapnya sedikit, hangat, lalu meneruskan pekerjaanku, tidak berminat mengobrol dengan Ryan sekalipun cuma obrolan basi seperti yang sudah-sudah. Nyaris satu bulan ini aku selalu bekerja di perpustakaan sampai jam tutup tiba. Selain karena pekerjaanku selalu membutuhkan jaringan internet yang kuat, mengerjakan angka-angka dengan komputer selalu lebih nyaman dibandingkan dengan laptop. Jaringan internet yang bagus selalu memungkinkanku mengusir jenuh dengan banyak varian, salah satunya dengan mengunggah cerita-cerita baru dalam blog pribadiku lalu berinteraksi dengan jejak komentar yang ditinggalkan oleh pembaca, salah satunya si @circinus11 itu. Itu cukup untuk merelaksasikan bosannya angka dan segala macam uji olah data.
“Kamu selalu menunggu perpustakaan tutup?” aku mengingat pertanyaanku pada Ryan pada malam ke sepuluh. Ryan pustakawan berstatus pegawai negeri, bukan penjaga perpustakaan part time, menurutku jam kerjanya hanya sampai jam empat sore, kenapa dia harus menunggu sampai perpustkaan jam perpustakaan berakhir? Waktu itu Ryan hanya tersenyum, tidak menjawab pertanyaanku dan aku tidak meminta dia menjawab, itu cuma pertanyaan penghalau canggung. Sudah sepuluh hari, bertemu wajah yang sama, dari pagi hingga malam, setidaknya aku mengajaknya bicara.
“Kamu suka hujan?” aku mulai mengalihkan fokusku, mengambil mok-ku kembali, menyimpannya dengan telapak tangan. Benar, hangat. Ryan memutar kepalanya, menoleh padaku, tatap mata kami bertemu.
“Sama seperti kamu, kan?” lelaki itu tersenyum. Senyumnya lebih hangat dibandingkan dengan cairan dalam gelasku. Aku mengangguk.
“Kamu tau dari mana?” tanyaku penasaran.
“Cuma nebak.” Ryan menjawab dengan retorika, membuatku gagal menemukan kalimat bantahan. Aku ber-oh lalu melakukan hal yang sama dengannya, menatap bulir air yang melekat di kekaca jendela.
“Kamu belum pulang?” tanyaku lagi. Hening asing ini terlalu aneh bagiku.
“Masih ada pekerjaan.” Ryan menjawab lalu mendorong mundur kursinya, ia beranjak dari sebelahku lalu kembali ke mejanya. Diam-diam aku mengikutinya dengan sudut mata. Melihat dengan seksama bagaimana lelaki itu menyangga dagunya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya menggerakannya tetikus di atas mousepad. Wajahnya serius, terlampau serius.
Aku meletakkan gelasku, dan kembali meneruskan pekerjaan. Tidak ada percakapan, sampai jarum jam berputar kelelahan menyentuh angka sembilan kurang sepuluh menit. Seorang petugas part time perpustakaan, Gilang, terlihat menarik korden, menutupnya, termasuk menghilangkan pemandangan sisa hujan di depanku. Cahaya keemasan dari lampu taman kampus masih menerobos sedikit, membiat pendar antara tirai dan kaca. Aku mengeklik tombol save lalu mencabut flash disk-ku.
Aku melihat ke sekeliling, seperti biasa aku keluar paling akhir dari perpustakaan ini. Mahasiwa di sudut sana juga sudah lenyap,aku tidak tahu kapan dia pergi.
“Gilang, tunggu sebentar ya, aku belum cuci gelasnya.” Aku meminta waktu pada Gilang.
“Nggak usah dicuci aja, Mbak Mitha.” Gilang menolak, “Nggak apa-apa, udah ada yang bertugas mencuci.” Gilang menjelaskan, mencoba mengusir raut heran di wajahku.
“Oke.” Aku sepakat tidak mencuci tetapi berinisiatif meletakkannya di rak, di mana mok milik Ryan juga berada di sana. Ryan sendiri menghilang, mungkin ke kamar kecil. Aku melintasi meja kerja Ryan, menemukan komputer yang masih menyala. Hanya ada laman Google Chrome dengan jendela-jendela yang terbuka. Aku mendekat, penasaran pada pekerjaan apa yang sedang diselesaikannya. Sepertinya aku tidak asing dengan halaman website-nya. Itu,
Itu blog-ku?
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
612
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan