https://wolipop.detik.com/read/2018/02/06/114658/3852395/1632/viral-aksi-lepas-dan-bakar-kerudung-dalam-rangka-no-hijab-day
Viral, Aksi Lepas dan Bakar Kerudung Dalam Rangka No Hijab Day
Di tengah perayaan World Hijab Day beberapa hari yang lalu, muncul satu tagar yang membuat banyak orang geger yaitu #NoHijabDay. Tagar di Twitter ini dipelopori oleh orang-orang yang merasa dipaksa untuk memakai hijab.
Khususnya menjawab protes anti-hijab di Iran. Mereka menganggap ini adalah bentuk solidaritas sekaligus gerakan feminisme.
Sebelumnya, sejumlah perempuan Iran melakukan aksi protes anti-hijab di jalanan.
Beberapa postingan di Instagram menunjukkan wanita Iran yang naik ke atas kotak saluran telekomunikasi, melepaskan hijab, dan membuang hijabnya. Polisi pun akhirnya menangkap 29 wanita Iran yang terlibat dalam protes itu.
Protes wanita Iran terhadap paksaan berhijab ini bukan sesuatu yang baru. Berbagai demonstrasi sudah pernah dilakukan oleh para wanita Iran sejak dekade yang lalu.
Begitupun dengan tagar #NoHijabDay yang sudah ada sejak tahun 2014. Namun, tahun ini lebih ramai karena bertepatan dengan World Hijab Day.
World Hijab Day yang diperingati setiap tanggal 1 Februari jadi sebuah gerakan solidaritas wanita muslim untuk melindungi hak wanita berhijab. Perayaan ini dilakukan oleh banyak muslimah dari penjuru dunia.
Ide gerakan ini muncul karena di beberapa negara masih terjadi diskriminasi terhadap wanita berhijab, mulai dari perlakuan di jalanan hingga hak untuk mendapatkan pekerjaan.
Gerakan tersebut tiba-tiba saja ditentang oleh kampanye #Nohijabday. Isi tagar ini didominasi oleh video dan foto para wanita yang melepas hijab yang ia pakai.
Tak hanya melepas hijab, sebagian dari mereka membakar hijab tersebut.
Sebuah video aksi lepas hijab oleh Yasmin Mohammed mendapatkan hampir 16 ribu likes dan 7.830 retweets. Namun sekarang twit tersebut sudah dihapus.
Viral di Twitter, cuitan dan video Yasmine ini justru tak bisa diunggah di Facebook. Facebook memberikan peringatan karena konten Yasmine dianggap tidak sesuai dengan Community Standar.
Facebook akan menghapus konten apapun yang dinilai rasis terhadap ras, etnis, agama, gender, dan disabilitas.
Tentu saja kampanye ini mendapatkan respon yang beraneka ragam dari netizen. Seorang perempuan berhijab bernama Batola membalas, "Omong kosong, Ini bukan feminisme.
Feminisme itu untuk semua wanita, bukan hanya untuk perempuan yang menangis dan melepaskan hijabnya sebagai bentuk protes. Harusnya kalian mendukung wanita di Palestina, Iraq, dan Syiria".
Namun, tak sedikit orang-orang yang setuju bahkan membuat video serupa. "Saat bangun tidur dan melihat twit ini, saya menangis terharu.
Ini adalah feminisme, perjuangan menuju kebebasan," ungkap akun bernama @NermeenMowsa.
Kecaman maupun dukungan masih terus berlangsung di Twitter hingga saat ini.
Jumlah hashtag saat ini terhitung dari tanggal 1 Februari 2018 sudah mencapai 32.920 twit dan tidak hanya didominasi oleh masyarakat Iran, tapi juga warga Eropa. (sil/sil)