ridhoaltAvatar border
TS
ridhoalt
ANAK LELAKI YANG KEMBALI TERLUPA
Beberapa pekan terakhir anak lelakiku selalu memaksa ingin salat berjamaah khususnya Isya di masjid Kodim, walaupun masjid BPN tempat kami saban hari berjamaah sangat dekat, ia ternyata senang di masjid Kodim karena banyak anak-anak TPA belajar antara magrib dan isya.

Kalau sedang hari bimbel RPC Cakep biasanya diri ini yang lumayan malas jalan kaki meminjam motor salah satu siswa perempuan, padahal hanya berjarak sekitar lebih kurang 100 Meter, "Malasmoko jalan kaki di'", ejek salah seorang kawan suatu waktu saat mendapatiku meminjam motor ke masjid Kodim.

Sebenarnya dari segi kenyamanan berjamaah, di masjid Kodim lebih sejuk, AC selalu nyala, karpet rutin dibersihkan, pengharum ruangan juga tak pernah alpa memenuhi langit-langi dan lantai berkarpet hijau, ngadem setiap salat jamaah di sana, sedang di masjid BPN sangat jarang menyalakan pendingin ruangan, hanya terkadang itupun hanya satu daari tiga AC yang dinyalakan, atau hanya kipas angin yang mengaduk udara tak banyak membantu menahan keringat siang hari, pengharum ruangan juga sudah lama habis tak diisi ulang pengurus masjid.

Tapi karena sering berjamaah di masjid BPN yang biasanya lebih lama memulai salat karena menunggu ada jamaah yang bersedia jadi imam, Saya yang kadang sedang sibuk bisa mengulur waktu memilih di masjid BPN, selain lebih dekat juga jamaah sudah saling mengenal karena rata-rata bertetangga di perumahan warga belakang kantor BPN. Selainnya, ada jamaah yang alumni RPC Cakep dan juga ayahnya sangat senang mengajak Fathe berceloteh sehabis salat, walau tak lagi semenggemaskan dulu usia dua tahunan, tapi dari wajah tampannya masih tersisa gemas ketika diajak berceloteh dengan kefasihan bicara dan tingkahnya yang kadang jahil.

Kemarin, saat hari sudah senja, langit biru berpadu jingga di kaki cakrawala bersiap mengantar sang raja siang ke peraduan, kakak sepupu dan ipar tetiba datang dari kampung karena sesuatu urusan belum selesai di kota, tak lama berbincang azan magrib pun berkumandang di kedua masjid dekat rumah, dan kami segera bergegas, kemudian berjalan ke Masjid, anak lelakiku tak mau ketinggalan yang begitu bersemangat mengetahui kalau salat magrib di masjid Kodim.

Habis salat magrib, kakak sepupu dan ipar keluar dengan urusannya yang tertunda, ikut juga Fathe yang tak mau pisah, mungkin berharap diajak ikut ke kampung seperti biasa. Menjelang isya kemudian kembali dan langsung sama-sama ke masjid, juga anak lelakiku dengan jubah dan songkoknya yang sedari magrib belum dilepas.

Setelah salat isya berjamaah di masjid kodim, Anak lelakiku saya sarankan ikut pulang nanti sama omnya karena saya buru-buru pulang, dan sesampainya di rumah saya sudah sibuk dan tak lagi ingat anak lelakiku ketika ipar pulang dari masjid tak bersama ponakannya.

Hingga berselang seperempat jam kemudian, tak ada yang menyadari kalau Fathe tertinggal di masjid, barulah kemudian sadar ketika seorang jamaah mengantarnya pulang dengan motor, masih jelas di wajahnya raut kesedihan dan takut tertinggal tak satupun orang dikenalnya, untung saja jamaah yang mengantar tahu kalau anak yang menangis adalah anak lelakiku yang tinggal di ruko belakang sekolah tak jauh dari kodim. "untung saya ingatki biasa saya liat di sini", kata jamaah yang mengantarnya.

Maafkan nak, AlhamduLillah yang menitipkanmu masih menjaga, kembali ke pelukan ayahmu yang untuk keduakalinya melupakanmu di masjid. Sebelumnya di masjid BPN.
#fatheday
#cerminhidup
#sinyaldarilangit
0
840
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan