![[LOVE LETTER 2] Surat Untuk Ramadhan](https://s.kaskus.id/images/2017/12/04/6223303_20171204051229.gif)
![[LOVE LETTER 2] Surat Untuk Ramadhan](https://s.kaskus.id/images/2017/12/04/6223303_20171204051229.gif)

![[LOVE LETTER 2] Surat Untuk Ramadhan](https://s.kaskus.id/images/2018/02/09/6223303_20180209122455.jpg)
Quote:
Ramadhan apa kabar?
Tak terasa sudah kurang dari 100 hari lagi kau akan datang kembali. Tak biasanya, kali ini iklan sirup ditelevisi belum tayang. Atau mungkin mereka menunggu saat yang tepat untuk muncul? Kita tunggu saja ramadhan. Kedatanganmu juga ditandai dengan senja yang begitu cepat, menandakan betapa pengertiannya dirimu ramadhan. Tanda lainnya adalah berbuahnya buah yang kalau di daerahku dipanggil Monteng Suri. Sebuah buah pelengkap di sajian es cendol atau es-es lainnya ketika kau datang ramadhan.
Ramadhan, sudah berapa kali aku kembali suci dan kembali kotor lagi saat menunggu kedatanganmu? Apa kau tau ramadhan?
Aku sendiri juga tidak paham, kenapa bisikan setan lebih kuat saat engkau pergi ramadhan, sampai suatu ketika aku berharap kau tidak pergi. Aku ingin selamanya kau berada disisiku. Konyol memang, tapi ya begitulah aku yang terlalu egois.
Ramadhan, banyak moment yang aku rindu saat engkau datang disaat usiaku belum matang seperti sekarang. Saat itu aku masih bisa dikatakan anak kecil. Ya, meskipun badanku besar, aku tetap masih kecil saat itu. Kenangan dulu dimulai saat seusai Subuh. Aku dan teman-teman selalu jalan-jalan pagi mengelilingi kampung demi kampung, menikmati udara yang tak pernah kami hirup sebelumnya karena masih tidur. Terkadang kami juga bermain kala itu, anehnya kami tak pernah merasa capek karena lelah, kami malah tersenyum riang gembira menyambut Fajar.
Kini teman-teman masa kecilku sudah tumbuh selayaknya aku. Kami semua tumbuh dan berjalan ke jalan yang berbeda. Lucu memang, dulu kami sering berlari menyalakan petasan, kini bertemupun jarang. Aku merindukan masa kecilku itu ramadhan. Masa kecil dimana kau mempersatukan kami.
Ramadhan, Tak semua hal tentang kenangan itu membuatku sedih, karena berkat dirimu pula, aku bisa bertemu kembali dengan kawan-kawan SD, SMP, SMA aku dulu. Ya selalu ada 1 hari dimana kita berkumpul untuk Berbuka Bersama Ramadhan. Senang rasanya bisa bersilaturahmi dengan mereka. Karena apa? Itu semua karenamu yang selalu datang di waktu yang tepat.
Ramadhan, kemarin aku membereskan rumahku. Diantara barang-barang usang lainnya, aku menemukan gitar tua milik Ayahku di gudang. Gitar itu sudah berkarat, senarnya sebagian putus. Ayahku menyuruhku untuk memperbaikinya, karena katanya Gitar itu penuh kenangan dirinya di masa mudanya dahulu. Aku mulai dengan mencuci Gitar itu ramadhan, membersihkan dari setiap sudut demi sudut, menghilangkan debu yang menumpuk sedikit demi sedikit. Setelah itu barulah aku membeli senar yang baru. Memasangkannya kembali, satu demi satu.
Aku terfikir, apa yang aku lakukan pada Gitar Tua itu adalah seperti yang kamu lakukan pada diriku. Membersihkanku dari dosa-dosa sedikit demi sedikit setiap harinya. Merubahku menjadi pribadi yang lebih baik lagi agar nantinya aku bisa kembali merdu kembali seperti Gitar Tua itu.
Ramadhan, sejak dulu sudah ada beberapa orang lawan jenisku yang mengucapkan “Selamat Sahur” atau “Selamat Berbuka”. Setiap tahunnya selalu berbeda orang. Aku juga tidak tahu kenapa tidak ada satu orangpun yang bertahan denganku selama lebih dari 2 kali kedatanganmu ramadhan. Sampai akhir aku berhenti mencari ‘orang itu’. Atau lebih tepatnya sekarang aku hanya menunggu. Menunggu orang yang tepat agar bisa bertahan lebih dari 2, 3, 4, 5, bahkan berkali-kali lainnya setiap kau datang. Apakah tahun ini ‘orang itu’ akan datang ramadhan?
Ramadhan, diantara rindu-rindu ini, aku merindukan kehangatan yang kau berikan saat Pulang Kampung. Selalu ada pulang kampung disaat dirimu datang. Pulang Kampung menandakan berkumpulnya seluruh anggota keluarga, Mulai dari paman, bibi, uwak, pakcik, kakek, nenek dan semuanya berkumpul. Itu berkatmu kembali ramadhan. Kehangatan yang tercipta karena berkumpulnya kami semua ini berkat kehadiranmu ramadhan. Tapi ya, pulang kampung menandakan bahwa kau sebentar lagi akan pergi. Kamu memang harus pergi dan pasti akan kembali lagi tahun berikutnya. Tapi aku belum tentu bisa bertemu dengan keluarga besarku kembali tahun berikutnya. Atau bahkan aku belum tentu bisa bertemu denganmu lagi.
Ramadhan. Aku berharap tahun ini bisa kembali bertemu denganmu. Sudah banyak misi-misi yang aku rancang sebelum kedatanganmu ini ramadhan. Akupun berharap bisa menyelesaikan misi-misi itu tentunya dengan bantuanmu. Agar aku bisa lebih memahami-Nya dan Jika beruntung aku bisa memahami diriku sendiri. Semoga kita dapat bertemu ramadhan. Aku merindukanmu.

Quote:
DAFTAR PUSTAKA :
Tulisan : Tulisan Pribadi TS
Gambar : Google Image.
Video : Youtube
© Mrbutong 2018
