Saat gansis membaca buku, ini akan memaksa imajinasi kita bekerja. Pikirkan tentang ini. Jika kita melihat sebuah kata, kata itu akan memunculkan sebuah gambaran di pikiran kita, dan ketika gambaran dari kata itu masuk ke dalam pikiran kita, kita memaksa diri kita berpikir, dan ketika kita berpikir, kita menjadi lebih pintar, karena kita telah mendapatkan pengetahuan dari gambaran kata tersebut.

Semua keterampilan yang tidak kita pelajari di sekolah, di tempat kerja, atau di rumah, biasanya akan diajarkan lewat buku. Yang pasti bukan buku pelajaran sekolah karena sudah jelas itu dipelajari di sekolah. Ane bicara tentang buku di luar konteks buku pembelajaran sekolah ya gansis

Itu berarti jika kita ingin memoles keterampilan (misalnya) tentang memasak, kita harus membaca buku tentang memasak. Karena kita jadi bisa belajar lebih banyak lagi, dan walaupun gansis bukan koki yang pekerjaannya memasak, dengan membaca buku tentang memasak, kita bisa menerapkan beberapa keterampilan saat gansis memasak di kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak jarang hanya dengan membaca dan mempraktekkan keterampilannya, tanpa disadari keterampilan memasak kita sudah sama seperti seorang koki.

Berpengetahuan Luas (Well-Rounded) VS Berpengetahuan Sempit (Well-Angled)

Ketika kita membaca sebuah buku, kita bisa banyak belajar tentang banyak hal yang tidak pernah kita ketahui. Jika kita ingin belajar bisnis, kita bisa belajar dengan membaca buku tentang pebisnis berbakat yang hidup di masa lalu, dan begitu banyak hal yang berbeda.

Saat kita membaca, pikiran kita akan terbuka. Jika kita membaca novel yang set tempatnya di Korea Selatan, kita bisa mengerti budayanya. Alih-alih hanya mengerti budayanya, tidak jarang karena kita sangat tertarik karena cerita novel itu sangat bagus, kita mulai menyukai dan belajar apapun yang berhubungan dengan Korea Selatan.

Dan jika kita membaca buku tentang seorang individual yang sukses, kita juga bisa memahami berbagai prospektif. Kita bisa memahami "maksud" dan motivasi yang di ikuti olehnya dan memungkinkan kita juga memahaminya, sehingga tidak jarang kita akan berhasil menjadi sepertinya, bahkan lebih. Jika kita tidak ingin mengikuti jejak orang itu, kita juga bisa memahami jalan pikiran dan ekspresi yang berbeda, yang memungkinkan membuat kita menemukan passion kita yang sebenarnya, jadi kita bisa memanfaatkan potensi kita sepenuhnya.

Bayangkan jika gansis bisa melacak kembali ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu dan benar-benar melihat bagaimana keadaan pada saat itu dan merasakannya hanya dengan membaca buku. Bayangkan jika gansis bisa melihat masa lalu dan belajar sejarah berabad-abad sebelum gansis. Itu akan sangat menakjubkan.

Ketika ane belajar tentang bagaimana orang-orang tertentu hidup di masa lalu, itu selalu membentuk pikiran ane. Misalnya, ane membaca buku sejarah para raja dan mengetahui, bahwa raja-raja, bahkan raja-raja terkaya yang hidup ribuan tahun yang lalu, tidak bisa makan cendol karena mereka tidak tahu apa itu cendol.

Tapi hanya dengan meletakkannya dalam perspektif sejarah, secara teoritis, membantu ane membentuk pikiran ane dan memahami bagaimana sejarah benar-benar bekerja.

Saat kita berbicara di depan umum, diskusi, atau obrolan. Ada banyak perkataan, candaan, ungkapan, quote tokoh-tokoh terkenal, atau apapun yang bisa kita tambahkan ke dalam pembicaraan kita dan membuatnya menjadi lebih bermanfaat jika kita bisa melakukannya.

Tidak hanya membaca membuat menjadi pembicara yang baik, tapi kita juga bisa menjadi penulis yang baik, karena kita bisa mengumpulkan seluruh poin-poin dari pengalaman kita membaca buku selama ini dan membuat sebuah buku dengan menjadi diri kita sendiri di tambah pengalaman. Entah itu cara penulisan, pengekspresian, bagaimana mengeksplor tokoh jika yang kita tulis adalah novel.

Semua pengalaman kita membaca buku, ditambah dengan pandangan kita sendiri, bukan tidak mungkin kita bisa menulis buku yang nantinya gantian, akan menginspirasi orang lain.