

TS
wasguna
[LOVE LETTER 2] SERENDIPITY : Gadis di Seberang Pulau
UNTUKMU GADIS DI SEBERANG PULAU
![[LOVE LETTER 2] SERENDIPITY : Gadis di Seberang Pulau](https://dl.kaskus.id/i.imgur.com/VvzorQT.jpg)
Quote:
Banda Neira - Bunga

Quote:
"Pada senyumanmu aku terjerembab, basah kuyup.
Binar matamu melegakan haus dahaga,
hangat pelukmu menyelimuti jiwa. Hatimu, karya sang surga"
Wasguna
Binar matamu melegakan haus dahaga,
hangat pelukmu menyelimuti jiwa. Hatimu, karya sang surga"
Wasguna
Quote:
Hai, apa kabar? Aku rindu.
Sungguh, Aku merindukan kisah lalu, entah mengapa kerap kali ingin Aku kembali, kemasa lalu. Hatiku masih tetap bergetar ketika tak sengaja mendengar namamu, dan mataku menyalakan syaraf-syaraf rindu ketika melihat sepotong foto yang tersimpan rapi di galeri ponselku. Untuk segala rasa, Aku masih menjadikanmu sebagai sang ratu.
Sebelum berlanjut mari kita bernostalgia, masih ingat kah dulu? pertama kali Aku menyapamu, Kamu tersenyum dan enggan sungkan untuk menimpali sapaanku, Kamu harus tahu betapa bahagianya hari itu. Hari dimana pertama kali Aku mendengarkan suaramu, menggemaskan.
Sungguh, Aku merindukan kisah lalu, entah mengapa kerap kali ingin Aku kembali, kemasa lalu. Hatiku masih tetap bergetar ketika tak sengaja mendengar namamu, dan mataku menyalakan syaraf-syaraf rindu ketika melihat sepotong foto yang tersimpan rapi di galeri ponselku. Untuk segala rasa, Aku masih menjadikanmu sebagai sang ratu.
Sebelum berlanjut mari kita bernostalgia, masih ingat kah dulu? pertama kali Aku menyapamu, Kamu tersenyum dan enggan sungkan untuk menimpali sapaanku, Kamu harus tahu betapa bahagianya hari itu. Hari dimana pertama kali Aku mendengarkan suaramu, menggemaskan.
Quote:
Namun setelah sapa pagi itu, harapku sirna, Aku melihatmu dari kejauhan, mencuri-curi pandang ke arahmu, berharap Kamu mau hanya untuk sekedar menoleh kearahku, tapi nyatanya tidak. Kamu terlihat begitu bahagia dengannya, senyum lucumu itu bukan lah karenaku. Kala itu lamunanku masih terjaga, tapi ingatan tentang pagi itu membuatku bergumam "Se-sesak inikah mengagumi seseorang yang hatinya termiliki?"
Berhari-hari kujalani dengan terus mengandaikan hadirmu, setiap hari Aku merindukan seseorang yang telah termiki, senyumanmu sungguh menyadarkanku, kurasa rindu ini berlabuh pada muara yang salah.
Tetapi Aku tak menyerah terhadapmu, Aku akan tetap terus mengawasimu, dan siapa yang tau, kita malah satu kelas hahaha...
Entah mungkin ini skenario terbaik yang Aku dapat agar tetap dekat denganmu. Maaf saat dikelas Aku kadang mencari-cari perhatianmu, menggodamu, kurasa itu cukup mengganggumu saat itu, jujur Aku tak bisa mengontrolnya. Aku hanya ingin sejenak mengobrol denganmu.
Kadang Aku melihat matamu begitu sayu, sungguh Aku ingin sekali bertanya, "Kamu kenapa?" namun kuurungkan, Aku sadar, Aku tak sedekat itu untuk menanyakannya padamu.
Berhari-hari kujalani dengan terus mengandaikan hadirmu, setiap hari Aku merindukan seseorang yang telah termiki, senyumanmu sungguh menyadarkanku, kurasa rindu ini berlabuh pada muara yang salah.
Tetapi Aku tak menyerah terhadapmu, Aku akan tetap terus mengawasimu, dan siapa yang tau, kita malah satu kelas hahaha...
Entah mungkin ini skenario terbaik yang Aku dapat agar tetap dekat denganmu. Maaf saat dikelas Aku kadang mencari-cari perhatianmu, menggodamu, kurasa itu cukup mengganggumu saat itu, jujur Aku tak bisa mengontrolnya. Aku hanya ingin sejenak mengobrol denganmu.
Kadang Aku melihat matamu begitu sayu, sungguh Aku ingin sekali bertanya, "Kamu kenapa?" namun kuurungkan, Aku sadar, Aku tak sedekat itu untuk menanyakannya padamu.
Quote:
Langkahku sumbang, rasaku goyah
Jiwaku terkoyak abadi
Diujung jalan,
Aku kehilangan angan
Ia sirna bersama perginya
seorang tambatan
Kucari rindu pada lorong-lorong
kelabu
Tak temu, ku tak pantas mengadu
Pekat,
Sungguh naas malamku
Lelap lenyap, mimpiku gelap
Wasguna
Jiwaku terkoyak abadi
Diujung jalan,
Aku kehilangan angan
Ia sirna bersama perginya
seorang tambatan
Kucari rindu pada lorong-lorong
kelabu
Tak temu, ku tak pantas mengadu
Pekat,
Sungguh naas malamku
Lelap lenyap, mimpiku gelap
Wasguna
Quote:
Setahun berlalu, Aku mulai menjadi temanmu, kini Aku tak malu lagi hanya sekedar untuk menyapamu atau menanyakan kabarmu.
Aku melihat, ada cincin di jari manismu. Jujur Aku jatuh lagi, jatuh lebih dalam lagi pada lubang yang sama. Kamu terlihat semakin bahagia, Aku begitu naif, Aku mencoba terlihat biasa biasa saja, Aku berpikir Aku akan ikut bahagia terhadapmu.
Masuk di semester tiga, perkuliahan cukup menyibukkan diriku, mungkin benar kata pepatah jawa "Witing tresna, jalaran saka kulina" artinya, cinta datang karna terbiasa. Karena banyak project yang kebetulan Aku kerjakan denganmu, dan banyak waktu yang kita habiskan bersama. Mungkin Aku semakin memberanikan diri untuk tetap memperjuangkanmu. Hingga akhirnya semakin dekat dan Kamu berani terbuka denganku.
Kamu menceritakan segala keluh kesah terhadapku, Kamu menceritakan bahwa Kamu sudah putus dengan kekasihmu.
Ya, jujur Aku marah. Marah padamu, kekasihmu, dan pada diriku sendiri. Aku tak tahu Kamu akan mendapat perlakuan sekasar itu, kalau saja Aku tahu akhirnya akan seperti ini mungkin dulu Aku akan tetap memperjuangkanmu, yang kutahu Kamu baik-baik saja, Kamu terlalu pintar menutupi segala rasa sedihmu. Aku terlalu sering menemukan mu dengan tawa yang riang, senyum yang ceria, Aku tak tau wajahmu bisa terlihat begitu sayu malam itu, Pernah aku mempertanyakan luka di tanganmu, dan Kamu menjawabnya itu hanya karena jatuh, hingga akhirnya Aku tahu luka itu karena dia, mantanmu.
Aku tahu Kamu jatuh juga, jadi tak mungkin Aku meninggalkanmu dalam keadaan seperti itu. Aku terus mendengarkan segala ceritamu, segala keluh kesahmu, segala tangismu. Sejak saat itu kita sering menghabiskan waktu bersama, makan, nonton, atau bahkan hanya untuk bertemu dan ngobrol.
Aku melihat, ada cincin di jari manismu. Jujur Aku jatuh lagi, jatuh lebih dalam lagi pada lubang yang sama. Kamu terlihat semakin bahagia, Aku begitu naif, Aku mencoba terlihat biasa biasa saja, Aku berpikir Aku akan ikut bahagia terhadapmu.
Masuk di semester tiga, perkuliahan cukup menyibukkan diriku, mungkin benar kata pepatah jawa "Witing tresna, jalaran saka kulina" artinya, cinta datang karna terbiasa. Karena banyak project yang kebetulan Aku kerjakan denganmu, dan banyak waktu yang kita habiskan bersama. Mungkin Aku semakin memberanikan diri untuk tetap memperjuangkanmu. Hingga akhirnya semakin dekat dan Kamu berani terbuka denganku.
Kamu menceritakan segala keluh kesah terhadapku, Kamu menceritakan bahwa Kamu sudah putus dengan kekasihmu.
Ya, jujur Aku marah. Marah padamu, kekasihmu, dan pada diriku sendiri. Aku tak tahu Kamu akan mendapat perlakuan sekasar itu, kalau saja Aku tahu akhirnya akan seperti ini mungkin dulu Aku akan tetap memperjuangkanmu, yang kutahu Kamu baik-baik saja, Kamu terlalu pintar menutupi segala rasa sedihmu. Aku terlalu sering menemukan mu dengan tawa yang riang, senyum yang ceria, Aku tak tau wajahmu bisa terlihat begitu sayu malam itu, Pernah aku mempertanyakan luka di tanganmu, dan Kamu menjawabnya itu hanya karena jatuh, hingga akhirnya Aku tahu luka itu karena dia, mantanmu.
Aku tahu Kamu jatuh juga, jadi tak mungkin Aku meninggalkanmu dalam keadaan seperti itu. Aku terus mendengarkan segala ceritamu, segala keluh kesahmu, segala tangismu. Sejak saat itu kita sering menghabiskan waktu bersama, makan, nonton, atau bahkan hanya untuk bertemu dan ngobrol.
Quote:
"Pada tatapan matamu yang meneduhkan,
Aku berlabuh.
Kupetik dukamu, kuminum ranum seyumanmu"
Wasguna
Aku berlabuh.
Kupetik dukamu, kuminum ranum seyumanmu"
Wasguna
Quote:
Belakangan ini Aku sering menemukan diriku terjaga sendirian sepanjang malam memikirkanmu. Memandang langit-langit kamar, memikirkan segala diksi yang mampu kurangkai untuk membingkai manismu.
Kupuisikan segala bentuk rasa, harapnya dapat menggetarkan hatimu yang masih tertata rapi. Sungguh, semesta aksara telah kurajut, kunaungkan mereka pada teduhnya senyumanmu, berjuta juta frasa kuhias sedemikan indahnya hanya untuk memuji karya Tuhan yang kurasa Ia telah memberi secuil surga pada indah kedua matanya.
Benar, kota pelajar saat itu selalu punya cara tersendiri untuk segala luka, dan akhirnya semesta tak sengaja mempertemukan kita, mempertemukan Aku denganmu, sang pereda lelah.
Semenjak kala itu, Aku kira bahagia ku mulai ada, ia terlukis pada senyum yang terbingkai lucu pada paras ayumu, bahagiaku kini berteduh pada indah matamu. Kini, Aku tak begitu peduli rintik hujan yang jatuh membasahi memelukku, karena kini ada Kamu yang mau ikut berjalan menyelaraskan langkah kaki dibawah rinai, diantara bulir hujan yang menggenang.
Semenjak Kamu ada, bahagiaku ada, Aku berhenti mencari.
Memang Kamu butuh waktu untuk sekedar ikut berjuang denganku, Kamu begitu trauma akan masa lalumu itu. Yang kurasa cukup hanya sekedar melihatmu tersenyum kembali, tertawa kembali, riang kembali seperti dulu. Walau kadang Kamu akan terlihat murung, Kamu teringat segala bayang kenangan yang pernah Kamu bagi dengannya.
Aku akan tetap ada untukmu, apapun itu Aku akan tetap memperjuangkanmu.
Kupuisikan segala bentuk rasa, harapnya dapat menggetarkan hatimu yang masih tertata rapi. Sungguh, semesta aksara telah kurajut, kunaungkan mereka pada teduhnya senyumanmu, berjuta juta frasa kuhias sedemikan indahnya hanya untuk memuji karya Tuhan yang kurasa Ia telah memberi secuil surga pada indah kedua matanya.
Benar, kota pelajar saat itu selalu punya cara tersendiri untuk segala luka, dan akhirnya semesta tak sengaja mempertemukan kita, mempertemukan Aku denganmu, sang pereda lelah.
Semenjak kala itu, Aku kira bahagia ku mulai ada, ia terlukis pada senyum yang terbingkai lucu pada paras ayumu, bahagiaku kini berteduh pada indah matamu. Kini, Aku tak begitu peduli rintik hujan yang jatuh membasahi memelukku, karena kini ada Kamu yang mau ikut berjalan menyelaraskan langkah kaki dibawah rinai, diantara bulir hujan yang menggenang.
Semenjak Kamu ada, bahagiaku ada, Aku berhenti mencari.
Memang Kamu butuh waktu untuk sekedar ikut berjuang denganku, Kamu begitu trauma akan masa lalumu itu. Yang kurasa cukup hanya sekedar melihatmu tersenyum kembali, tertawa kembali, riang kembali seperti dulu. Walau kadang Kamu akan terlihat murung, Kamu teringat segala bayang kenangan yang pernah Kamu bagi dengannya.
Aku akan tetap ada untukmu, apapun itu Aku akan tetap memperjuangkanmu.
Quote:
"Pada relung-relung puisi, kutitipkan lembaran sajak romansaku.
Ia yang kutulis, Aku yang tak Ia baca.
Lelap dalam gelap, bias cahayanya tak mendekap.
Tak hujan, tak melagu.
Sepi merajai, rindu berelegi"
Wasguna
Ia yang kutulis, Aku yang tak Ia baca.
Lelap dalam gelap, bias cahayanya tak mendekap.
Tak hujan, tak melagu.
Sepi merajai, rindu berelegi"
Wasguna
Quote:
Oh iya, libur semester tiba, dan Kamu harus pulang. Aku ingat saat mengantarmu dibandara. Rasanya cukup aneh bagiku ketika berpisah denganmu.
Aku pun pulang ke kotaku, kembali pulang ke rumah Ibundaku. Berhari-hari kita lewati hanya dengan saling menatap ponsel, ya memang sekarang kita cukup jauh, namun kurasa jauh itu hanya dekat yang berlipat, kunikmati saja jaraknya, kubendung dulu segala rindunya.
Ngomong-ngomong sudah lama ya, kita tidak bertemu? Kadang Aku merindukan segala gurau, diskusi, dan argumen yang menyenangkan denganmu.
Kadang Aku begurau dengan senja, ingin sekali Aku membawamu disisi, menikmati senja bersama, senja yang sewarna.
Malam tadi Aku memimpikanmu, lagi. Kulihat wajahmu begitu menggemaskan, tertawa riang seperti tak ada lagi kenangan lalu yang cukup membelenggu. Sejujurnya Aku ingin melihatmu seperti itu, selalu tersenyum manis, tertawa riang riuh dan menggemaskan, tak ada lagi raut wajah yang terlihat sayu.
Aku sering meminjam namamu hanya untuk berdiskusi di sepertiga malam dengan penciptaku, ya Dia maha pemilik hati, maha yang membolak-balikan hati.
Semoga nanti semesta akan merestuiku kembali dengan memberi sempat untuk sejenak menatap indah matamu kembali, mendengar gemas tawamu, dan menikmati ranum senyumanmu.
Sampai bertemu lagi ya, ditempat dan momen dimana semesta merencanakannya.
Aku merindukanmu, amat sangat merindukanmu.
Aku pun pulang ke kotaku, kembali pulang ke rumah Ibundaku. Berhari-hari kita lewati hanya dengan saling menatap ponsel, ya memang sekarang kita cukup jauh, namun kurasa jauh itu hanya dekat yang berlipat, kunikmati saja jaraknya, kubendung dulu segala rindunya.
Ngomong-ngomong sudah lama ya, kita tidak bertemu? Kadang Aku merindukan segala gurau, diskusi, dan argumen yang menyenangkan denganmu.
Kadang Aku begurau dengan senja, ingin sekali Aku membawamu disisi, menikmati senja bersama, senja yang sewarna.
Malam tadi Aku memimpikanmu, lagi. Kulihat wajahmu begitu menggemaskan, tertawa riang seperti tak ada lagi kenangan lalu yang cukup membelenggu. Sejujurnya Aku ingin melihatmu seperti itu, selalu tersenyum manis, tertawa riang riuh dan menggemaskan, tak ada lagi raut wajah yang terlihat sayu.
Aku sering meminjam namamu hanya untuk berdiskusi di sepertiga malam dengan penciptaku, ya Dia maha pemilik hati, maha yang membolak-balikan hati.
Semoga nanti semesta akan merestuiku kembali dengan memberi sempat untuk sejenak menatap indah matamu kembali, mendengar gemas tawamu, dan menikmati ranum senyumanmu.
Sampai bertemu lagi ya, ditempat dan momen dimana semesta merencanakannya.
Aku merindukanmu, amat sangat merindukanmu.
Untukmu gadis di seberang pulau,
Dariku yang dilanda rindu
Wonosobo, 6 Februari 2018
Dariku yang dilanda rindu
Wonosobo, 6 Februari 2018
Quote:
"Pada langit yang berbalut jingga, Aku jatuh pada damai jiwanya
Mencari sisa-sisa peluknya diantara ketidakwarasanku merindukan separuh raga
Kala itu tentang kita, tentang rasa"
Mencari sisa-sisa peluknya diantara ketidakwarasanku merindukan separuh raga
Kala itu tentang kita, tentang rasa"
Wasguna
Diubah oleh wasguna 06-02-2018 17:15






aldysadi dan 2 lainnya memberi reputasi
3
6K
Kutip
39
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan