- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
(#SFTHChallenge) Kado Ulang Tahun Dari Ibu


TS
si.matamalaikat
(#SFTHChallenge) Kado Ulang Tahun Dari Ibu

Kado Ulang Tahun Dari Ibu

Quote:
Salam sejahtera buat semua kaskuser terutama warga sfth,nubi mau berbagi secuil cerita pengalaman pribadi.Sambil nunggu update cerita favorit gan sis disfth,silakan mampir dulu digubuk sederhana ini.Cerita ini sudah nubi kasih sedikit tambahan bumbu penyedap,biar rasanya mak nyuss,selamat menikmati 

Quote:
Ulang tahun,hari dimana seseorang diperlakukan secara istimewa,untuk menunjukkan rasa suka cita atas bertambahnya usia.Sudah menjadi kebiasaan saat seseorang berulang tahun,akan ada pesta dan juga hadiah dari teman atau keluarga.Namun tidak semua orang merayakan ulang tahunnya dengan perayaan wah,ada yang memaknai ulang tahun itu biasa saja,tak lebih dari bertambahnya usia seseorang.
Dan saya termasuk orang biasa tersebut,bisa dibilang jarang bahkan tidak pernah merayakan hari kelahiran saya.Kebetulan saya terlahir dikeluarga yang sederhana,dimana bapak dan ibu lebih fokus memikirkan bagaimana mencukupi kebutuhan sehari-hari kami sekeluarga.Tapi dulu saya tidak pernah menuntut untuk minta diadakan perayaan ulang tahun seperti anak-anak yang lain,bisa bermain setiap hari dengan teman-teman saja adalah hal yang menyenangkan buatku.Waktu kecil pun,saya tidak begitu ingat kapan tanggal lahir saya,jadi menurutku ulang tahun bukan hal yang istimewa.
Awal Februari 2005,diminggu pertama,tepat dimana hari ulang tahunku.Saya menginjak semester 2 dikelas dua sekolah dasar,jam sebelas siang bel sekolah berbunyi.Menandakan waktu belajar sudah selesai,keistimewaan kelas satu dan dua adalah bisa lebih awal.Biasanyau kelas satu dulu yang pulang,kemudian dilanjutkan kelas dua.
"Siap gerak,berdoa mulai !" ucap ketua kelasku.
Kami kompak menundukkan kepala dan berdoa dengan kidmat.
"Selesai !"
"Selamat siang Bu Guruuuu !!!" teriak kami serempak,dengan nada yang tinggi.Satu persatu kami keluar dengan tertib,sambil salim dengan Ibu Guru.
Siang itu panas cukup terik,walaupun jarak sekolah dan rumahku cukup dekat.Tapi keringat tetap mengalir deras dibadan,rasanya seperti mandi disiang bolong,bukan mandi dengan air segar,tapi dengan air keringat.Sampai dirumah saya langsung minum satu gelas penuh air putih,untuk membasahi kerongkongan yang kering.Kemudian saya langsung ganti baju,saat sedang ganti baju.Terdengar suara yang memanggilku dengan volumeu suara yang keras,mungkin tetanggaku pun juga mendengarnya.Suara itu hanya dimiliki satu orang dirumah ini,ya beliau adalah Ibuku.
"Le coba kesini sebentar !" ucap Ibuku.
"Iya bu sebentar,lagi ganti baju." sahutku sambil setengah berlari memakai kaos,menuju ke arah suara Ibu.
"Ini ada jenang susum,kamu makan,dihabisin ya." ujar Ibu sambil mengambil sepiring jenang dari dalam tudung saji,lengkap dengan kuah gula merah.
"Tapi aku nggak terlalu suka jenang susum bu." ujarku sambil mengatur posisi dudukku.Jenang adalah salah satu makanan khas didaerahku,di Jawa Timur bagian barat tepatnya.Terbuat dari tepung beras,tapi ada juga yang terbuat dari tepung ketan.Jenang susum ini teksturnya lengket dan agak lembek,mirip lem kertas.Dan saya tidak terlalu suka jenang susum ini,saya lebih suka jenang yang dari tepung ketan.
"Coba dulu,ini tadi Ibu beli buat kamu.Ibu mau ke kamar dulu sebentar,dimakan ya le." ujar Ibu sambil berlalu menuju kamar.
Akhirnya saya makan juga jenang itu,walaupun tidak begitu berselera untuk makan,satu suapan pertama sampai akhirnya habis tak tersisa.Mungkin karena perut saya sudah berbunyi sejak pelajaran terakhir tadi,jadi saya bisa habiskan sepiring jenang ini.
"Le ini Ibu ada tas buat kamu,besok dipakai ya." ujar Ibuku yang tiba-tiba menghampiriku, sambil membawa tas berwarna biru dan merah.
"Tapi bu,tasku kan masih bagus.Kenapa Ibu beli lagi ?"
"Tasmu itu sudah lama,dari kamu TK.Ini Ibu belikan yang lebih besar,kan buku pelajaranmu banyak sekarang.Ini kamu coba dulu." ucap Ibu yang mengambil posisi duduk disampingku.
"Terus tadi kok Ibu beli jenang ?" tanyaku sambil menerima tas dari Ibuku.
"Kebetulan hari ini Kamis Pahing,jadi Ibu belikan jenang dan tas ini buat kamu."
"Weton ?,apa maksudnya bu ?" tanyaku penasaran,karena baru pertana mendengar istilah tersebut.
"Weton itu bisa dibilang hari kelahiranmu le,menurut hitungan orang Jawa,kamu lahir hari ini Kamis Pahing." ujar Ibuku.
"Jadi sekarang hari ulang tahunku kalau begitu bu ? tanyaku lagi.
"Ya bisa dibilang begitu le,kamu simpan dulu tasnya ya.Ibu nau lanjut masak dulu." ujar Ibu yang diikuti dengan anggukan kepala dariku.
Malam harinya saya mulai menata daftar pelajaran untuk besok ke dalam tas yang diberikan Ibu kemarin,setelah itu selesai saya ikut berkumpul diruang tv bersama orangtua dan kakak saya.Dan entah jam berapa saya merasa mata ini sudah tak mampu lagi terjaga,dan akhurnya memutuskan untuk tidur.
"Le bangun le,sekolah nggak kamu ?" ucap Ibu sambil menarik selimut dan menepuk kakiku.
"Iya bu,ini sudah bangun." ucapku,kemudian langsung menuju kamar mandi.Setelah selesai mandi dan ganti baju,saya siap berangkat sekolah.Hari ini Ibu mengantarkan saya,terkadang beliau merasa khawatir saat saya harus menyebrang jalan raya didepan sekolah.Lalu lintas dipagi hari cukup ramai,layaknya dikota besar.Tapi kalau pulang biasanya saya pulang bersama teman-teman.
Sesampainya didepan gerbang sekolah,Ibu menyuruhku berhenti sebentar.
"Sebentar le,ini Ibu kasih tambahan uang saku." ucap Ibu sambil mengeluarkan selembaru lima ribuan.
"Tadi kan sudah dikasih uangnya ?" tanyaku sedikit heran.Sambil menerima uang tersebut,biasanya saya diberi dua ribu atau tiga ribu untuk uang saku.Dan hari ini saya mendapat tambahan lima ribu,ah betapa senangnya hari ini pikirku.Lima ribu rupiah sudah cukup banyak wajtu itu,bisa untuk membeli jajanan yang harganya murah meriah.
"Ini buat beli sarapan nanti,ya sudah kalau gitu Ibu pulang dulu,jangan lupa sarapannya." ucap Ibu yang aku respon dengan menganggukkan kepala.
Setelah itu saya langsung menuju kelas untuk menaruh tas,suasana masih sepi.Baru beberapa siswa yang datang,kemudian saya pun bergegas ke kantin untuk sarapan.Biasanya sudah banyak siswa yang berada disana,untuk membeli sarapan juga.
Januari 2018
Siang ini udaranya cukup panas,saya sedang berada dimusola untuk beristirahat dan solat.
Musola ini tidak terlalu jauh dari tempat kerja saya,kebetulan sekarang bagian saya untuk istirahat.Sembari menyender ditembok emperan masjid,saya melihat kelender di HP pintar.Tiga hari lagi bulan Januari akan berakhir,dan memasuki bulanu Februari,bulan kelahiranku.
Angin yang berhembus pelan,membuat hawa siang ini terasa lebih sejuk.Saya terkenang suatu kejadian,dimana tiga belas tahun lalu untuk pertama kalinya saya akhirnya merayakan ulang tahun.Walaupun tanpa kue dan lilin,tapi saya merasa senang,Ibu yang menurut pandangan saya sering mengomeli dan memarahi saya.Kalau tidak segera melakukan apa yang dusuruhnya,ternyata beliau masih memperhatikan dan mengingat ulang tahun saya.Sebenarnya saat beliau mengingat hari ulang tahunku,itu merupakan hal yang membahagiakan untukku.
Kini diusiaku yang semakin dewasa,aku tidak mengharapkan pesta atau kado pada hari ulang tahunku.Menurutku ulang tahun sekadar hari pengulangan,dimana usiaku akan bertambah.Sebagai pengingat bahwa dengan bertambahnya usia,saya harus menjadi pribadi yang lebih baik,lebih bijak dalam menyikapi sesuatu,lebih berpikir dewasa.Agar bisa menjadi orang dewasa yang sesungguhnya,itu makna ulang tahun menurutku.
Dan terimakasih Ibu,karena sudah membuat saya merasakan bagaimana ketika hari ulang tahunku dirayakan seperti anak-anak yang lain,walaupun sederhana.Namun akan selalu saya ingat sepanjang hidupku
Dan saya termasuk orang biasa tersebut,bisa dibilang jarang bahkan tidak pernah merayakan hari kelahiran saya.Kebetulan saya terlahir dikeluarga yang sederhana,dimana bapak dan ibu lebih fokus memikirkan bagaimana mencukupi kebutuhan sehari-hari kami sekeluarga.Tapi dulu saya tidak pernah menuntut untuk minta diadakan perayaan ulang tahun seperti anak-anak yang lain,bisa bermain setiap hari dengan teman-teman saja adalah hal yang menyenangkan buatku.Waktu kecil pun,saya tidak begitu ingat kapan tanggal lahir saya,jadi menurutku ulang tahun bukan hal yang istimewa.
Awal Februari 2005,diminggu pertama,tepat dimana hari ulang tahunku.Saya menginjak semester 2 dikelas dua sekolah dasar,jam sebelas siang bel sekolah berbunyi.Menandakan waktu belajar sudah selesai,keistimewaan kelas satu dan dua adalah bisa lebih awal.Biasanyau kelas satu dulu yang pulang,kemudian dilanjutkan kelas dua.
"Siap gerak,berdoa mulai !" ucap ketua kelasku.
Kami kompak menundukkan kepala dan berdoa dengan kidmat.
"Selesai !"
"Selamat siang Bu Guruuuu !!!" teriak kami serempak,dengan nada yang tinggi.Satu persatu kami keluar dengan tertib,sambil salim dengan Ibu Guru.
Siang itu panas cukup terik,walaupun jarak sekolah dan rumahku cukup dekat.Tapi keringat tetap mengalir deras dibadan,rasanya seperti mandi disiang bolong,bukan mandi dengan air segar,tapi dengan air keringat.Sampai dirumah saya langsung minum satu gelas penuh air putih,untuk membasahi kerongkongan yang kering.Kemudian saya langsung ganti baju,saat sedang ganti baju.Terdengar suara yang memanggilku dengan volumeu suara yang keras,mungkin tetanggaku pun juga mendengarnya.Suara itu hanya dimiliki satu orang dirumah ini,ya beliau adalah Ibuku.
"Le coba kesini sebentar !" ucap Ibuku.
"Iya bu sebentar,lagi ganti baju." sahutku sambil setengah berlari memakai kaos,menuju ke arah suara Ibu.
"Ini ada jenang susum,kamu makan,dihabisin ya." ujar Ibu sambil mengambil sepiring jenang dari dalam tudung saji,lengkap dengan kuah gula merah.
"Tapi aku nggak terlalu suka jenang susum bu." ujarku sambil mengatur posisi dudukku.Jenang adalah salah satu makanan khas didaerahku,di Jawa Timur bagian barat tepatnya.Terbuat dari tepung beras,tapi ada juga yang terbuat dari tepung ketan.Jenang susum ini teksturnya lengket dan agak lembek,mirip lem kertas.Dan saya tidak terlalu suka jenang susum ini,saya lebih suka jenang yang dari tepung ketan.
"Coba dulu,ini tadi Ibu beli buat kamu.Ibu mau ke kamar dulu sebentar,dimakan ya le." ujar Ibu sambil berlalu menuju kamar.
Akhirnya saya makan juga jenang itu,walaupun tidak begitu berselera untuk makan,satu suapan pertama sampai akhirnya habis tak tersisa.Mungkin karena perut saya sudah berbunyi sejak pelajaran terakhir tadi,jadi saya bisa habiskan sepiring jenang ini.
"Le ini Ibu ada tas buat kamu,besok dipakai ya." ujar Ibuku yang tiba-tiba menghampiriku, sambil membawa tas berwarna biru dan merah.
"Tapi bu,tasku kan masih bagus.Kenapa Ibu beli lagi ?"
"Tasmu itu sudah lama,dari kamu TK.Ini Ibu belikan yang lebih besar,kan buku pelajaranmu banyak sekarang.Ini kamu coba dulu." ucap Ibu yang mengambil posisi duduk disampingku.
"Terus tadi kok Ibu beli jenang ?" tanyaku sambil menerima tas dari Ibuku.
"Kebetulan hari ini Kamis Pahing,jadi Ibu belikan jenang dan tas ini buat kamu."
"Weton ?,apa maksudnya bu ?" tanyaku penasaran,karena baru pertana mendengar istilah tersebut.
"Weton itu bisa dibilang hari kelahiranmu le,menurut hitungan orang Jawa,kamu lahir hari ini Kamis Pahing." ujar Ibuku.
"Jadi sekarang hari ulang tahunku kalau begitu bu ? tanyaku lagi.
"Ya bisa dibilang begitu le,kamu simpan dulu tasnya ya.Ibu nau lanjut masak dulu." ujar Ibu yang diikuti dengan anggukan kepala dariku.
Malam harinya saya mulai menata daftar pelajaran untuk besok ke dalam tas yang diberikan Ibu kemarin,setelah itu selesai saya ikut berkumpul diruang tv bersama orangtua dan kakak saya.Dan entah jam berapa saya merasa mata ini sudah tak mampu lagi terjaga,dan akhurnya memutuskan untuk tidur.
"Le bangun le,sekolah nggak kamu ?" ucap Ibu sambil menarik selimut dan menepuk kakiku.
"Iya bu,ini sudah bangun." ucapku,kemudian langsung menuju kamar mandi.Setelah selesai mandi dan ganti baju,saya siap berangkat sekolah.Hari ini Ibu mengantarkan saya,terkadang beliau merasa khawatir saat saya harus menyebrang jalan raya didepan sekolah.Lalu lintas dipagi hari cukup ramai,layaknya dikota besar.Tapi kalau pulang biasanya saya pulang bersama teman-teman.
Sesampainya didepan gerbang sekolah,Ibu menyuruhku berhenti sebentar.
"Sebentar le,ini Ibu kasih tambahan uang saku." ucap Ibu sambil mengeluarkan selembaru lima ribuan.
"Tadi kan sudah dikasih uangnya ?" tanyaku sedikit heran.Sambil menerima uang tersebut,biasanya saya diberi dua ribu atau tiga ribu untuk uang saku.Dan hari ini saya mendapat tambahan lima ribu,ah betapa senangnya hari ini pikirku.Lima ribu rupiah sudah cukup banyak wajtu itu,bisa untuk membeli jajanan yang harganya murah meriah.
"Ini buat beli sarapan nanti,ya sudah kalau gitu Ibu pulang dulu,jangan lupa sarapannya." ucap Ibu yang aku respon dengan menganggukkan kepala.
Setelah itu saya langsung menuju kelas untuk menaruh tas,suasana masih sepi.Baru beberapa siswa yang datang,kemudian saya pun bergegas ke kantin untuk sarapan.Biasanya sudah banyak siswa yang berada disana,untuk membeli sarapan juga.
******
Januari 2018
Siang ini udaranya cukup panas,saya sedang berada dimusola untuk beristirahat dan solat.
Musola ini tidak terlalu jauh dari tempat kerja saya,kebetulan sekarang bagian saya untuk istirahat.Sembari menyender ditembok emperan masjid,saya melihat kelender di HP pintar.Tiga hari lagi bulan Januari akan berakhir,dan memasuki bulanu Februari,bulan kelahiranku.
Angin yang berhembus pelan,membuat hawa siang ini terasa lebih sejuk.Saya terkenang suatu kejadian,dimana tiga belas tahun lalu untuk pertama kalinya saya akhirnya merayakan ulang tahun.Walaupun tanpa kue dan lilin,tapi saya merasa senang,Ibu yang menurut pandangan saya sering mengomeli dan memarahi saya.Kalau tidak segera melakukan apa yang dusuruhnya,ternyata beliau masih memperhatikan dan mengingat ulang tahun saya.Sebenarnya saat beliau mengingat hari ulang tahunku,itu merupakan hal yang membahagiakan untukku.
Kini diusiaku yang semakin dewasa,aku tidak mengharapkan pesta atau kado pada hari ulang tahunku.Menurutku ulang tahun sekadar hari pengulangan,dimana usiaku akan bertambah.Sebagai pengingat bahwa dengan bertambahnya usia,saya harus menjadi pribadi yang lebih baik,lebih bijak dalam menyikapi sesuatu,lebih berpikir dewasa.Agar bisa menjadi orang dewasa yang sesungguhnya,itu makna ulang tahun menurutku.
Dan terimakasih Ibu,karena sudah membuat saya merasakan bagaimana ketika hari ulang tahunku dirayakan seperti anak-anak yang lain,walaupun sederhana.Namun akan selalu saya ingat sepanjang hidupku
Quote:
PENUTUP
Terimakasih untuk agan dan sista yang sudah mampir ditrit sederhana ini,mohon maaf bila masih terdapat banyak krkurangan dalam cerita ini

Jangan lupa KOMEN gan sis !
Ditunggu kritik,saran,maupun masukannya buat cerita ini.Supaya memotivasi dan bisah dijadikan bahan pembelajaran buat saya kedepannya.
Cerita ini terinspirasi dari pengalam pribadi saya sewaktu kecil,dan saya dedikasikan cerita ini untuk Ibu tersayang yang ada dirumah,semoga selalu diberi kesehatan

Sampai ketemu lagi gan sis dicerita yang lain

Diubah oleh si.matamalaikat 03-02-2018 06:21


anasabila memberi reputasi
1
4.6K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan