selenkayAvatar border
TS
selenkay
Tentang Kita: "Aku dan Selenkay"





Spoiler for PROLOG:

Sore itu di atas motor menuju kampus saat gua masih di semester 1.
Quote:

Kami pun terbawa pikiran masing-masing selama perjalanan menuju kampus. Pembicaraan yang mungkin tidak penting bagi Adit waktu itu, tapi menjadi hal yang masih guat ingat sampe sekarang.
Yah dia Selli. Wajahnya tirus, badannya tinggi, dan mungkin bagi beberapa orang dia biasa saja, tapi saat itu gua udah meliat diri doi secara lain emoticon-GenitDia itu sepupu mantan gua sewaktu SMA, doi satu tingkat di atas gua dan juga tidak satu sekolahan dengan gua, dia sekolah di salah satu SMA Negeri lainnya di kota gua. Namanya sering terucap dari mulut mantan gua di kala kami sering telpon-telponan saat itu. Gua lupa pertama kali gua bertemu dengan dia. Tapi wajahnya sering gua liat di foto-foto mantan gua saat dulu gua dan mantan gua biasa, tuker-tukeran hape (taulah anak SMA zaman dulu emoticon-Stick Out Tongue). Lagipula dia adalah mantannya Bobby, senior gua di SMA jadi wajar dia udah menarik perhatian gua dari SMA.

Dari SMA, gua suka naik gunung. Dan sering mengajak Adit beserta teman-teman gua untuk naik gunung. Bukan suka, gua emang tergila-tergila naik gunung saat SMA. Gua sering bolos sekolah bahkan hanya untuk naik gunung. Jadinya saat itu gua sering memasang Display Picure (DP) BBM gua dengan quote-quote dari film Into The Wild (seperti di id gua saat ini emoticon-Smilie). Di saat gua kuliah di semester 2 gua “belum” memutuskan masuk organisasi mahasiswa pencinta alam (MAPALA) saat itu. Beda dengan Adit. Dia yang jadi candu naik gunung akibat gua di saat SMA malah masuk MAPALA di jurusannya saat itu. Dan yah tentu saja dia jadi seorganisasi sama Selli. Hal yang tentu mungkin menyenangkan buat gua, karena akhirnya ada orang yang bisa gua kepoin soal Selli.

Kehidupan mahasiswa pada saat itu sedang dihebohkan dengan Blackberry Messenger. Saat itu dimana dunia BB sedang merajalela. Tukar-tukaran pin bb adalah hal yang hype baget, ataupun lebih sering ke curi-curi kontak bbm cewek dari hape teman lainnya. Sampai akhirnya gua bertemu dengan Lisa, senior gua saat SMA, 2 tahun di atas gua, dia juga senior gua di organisasi yang sama saat di SMA. Kebetulan dia berpacaran dengan Roy yang seangkatan dengan Bobby. Saat lagi asik ngobrol, gua pinjam BBnya buat nambahin kontak bbm ke dalam BB Gemini gua. Saat asik mencari pin beberapa teman maupun senior seorganisasi gua saat SMA, tak lama muncul nama yang saat itu gak sengaja muncul. “Selli”. Hati gua sedang merasakan hal yang aneh. Rasa penasaran sekaligus ingin tahu gua muncul. “Gua tambahkan saja, ah.” pintas dalam hati gua. Akhirnya gua memberanikan diri untuk menambah pin itu ke dalam kontak bbm gua. Tak lama, di recent updates. “Anda telah menambahkan Selli ke dalam kontak anda”. Diterima.

Quote:


Dua bulan sejak kejadian itu, masa perkuliahan udah memasuki Ujian Akhir Semester, di saat mahasiswa-mahasiswi lain sibuk untuk belajar (mungkin), gua malah santai-santai aja padahal udah masuk semester 4 emoticon-HammerNilai gua? jangan dibilang, IPK dibawah 3.0, nilai A pun seingat gua cum,a satu kebanyakan E emoticon-Ngakak (S) Jadinya gua sering mengulang mata kuliah dengan adik-adik junior di bawah gua. Saat itu gua sangat sibuk di BEM untuk penerimaan mahasiswa baru, yah biasa kalo udah mau masuk semester ganjil BEM bersiap untuk melaksanakan penerimaan anggota baru. Jadi bisa dibilang gua malah sibuk berorganisasi dibanding kuliah di saat itu emoticon-Hammer

Saat itu, di tengah menunggu UAS mata kuliah Kalkulus, gua lagi sibuk main BB, ngecek status di recent updates di bbm. Gak lama ada bbm masuk
Quote:

Yah itu pertama kali gua dan Selli berkenalan. Tapi setelah itu gua dan dia gak bbman sampe beberapa hari. Kadang gua pengen ngechat duluan, tapi kembali sifat pemalu dan berani gua muncul. Akhirnya gua make trik aja, gua akhirnya ngumpulin banyak quote-quote dari film “Into The Wild” sekalian sambil kadang gue ganti-gati dp bbm gua emoticon-WinkSampai akhirnya, dia kembali bbm dengan maksud yang sama untuk minta izin menjiplak dp bbm gua emoticon-Malu
Quote:

Berawal dari situlah gua dan Selli mulai gak sungkan untuk ngobrol di bbm, mulai dari membahas teman-teman yang ternyata rata-rata kita pada tau (terutama Adit, karena dia seorganisasi sama doi), tentang mendaki gunung, tentang kuliah dan lain-lain. Gua memberanikan diri untuk follow twitter doi, sering twit-twitan dan berdm-dm mesra emoticon-Ngakak (S)Kadang teman-temandi sekitar kita sering bertanya, “Ini dua orang bisa kok bisa akrab, kenal dimana?,” tapi yah kami berdua menjalani hal-hal yang menyenangkan tanpa ada satupun teman-teman dari sekeliling kita yang tau, jadi wajar mereka heran. Paling sayapun menjawab, “Kenal di twitter.”
Suatu percakapan saat itu:
Quote:


Hari-hari liburan semester guapun terasa sangat membahagiakan. Yah bahagia, kita menghabiskan waktu dengan seringnya kami telpon-telponan, layaknya dua insan yang dicumbu asmara. Sampai di bulan Desember yang bagi gua sebelum-sebelumnya gak ada arti apa-apa, tepatnya di hari ibu, doi sms gue di saat gua sibuk mengurus kegiatan penerimaan anggota BEM yang baru.
Sms.
Quote:

Di saat itupun gua merasa yakin saatnya gua mengungkapkan perasaan gua. Tapi gua adalah tipe orang yang ga bisa kalo ga minta saran-saran dari sahabat-sahabat dekat gua. Akhirnya gua mengungkapkan segalanya kepada Adit, semua dari A sampai Z tentang kisah gua dan Selli. Adit tampak kaget, tapi terbawa ke dalam cerita yang baru saja dia dengar.
"Yaudah, kalo memang udah yakin, monggo," kata Adit coba meyakinkan gue.
Dari nasehat Adit akhirnya gua memberanikan diri. Gua ajak Selli untuk makan di salah satu restoran waralaba yang cukup ngetren saat itu. Gua jemput Selli dengan motor pinjaman dari teman kampus emoticon-Hammer
Setelah memesan makanan, kita ngobrol biasa, bagaimana kami mengisi kekosongan di hari libur.
Gua memberanikan diri.
Quote:

Selli terdiam. Cukup lama, sampai gua merasa canggung untuk melanjutkan pertanyaan gua kembali.
Tak lama dari belakang Selli berjalan seorang laki-laki.
Quote:

Zul adalah teman se-geng gua saat SMA bareng Adit dan kebetulan saat kuliah gue sefakultas. Gua kaget karena dia bertetangga dengan Bobby, mantan Selli. Gua takut dia mengenali Selli dan akhirnya menjadi gosip di teman-teman se-geng gua dan teman-teman organisasi gua saat SMA emoticon-Hammer
Gua kembali ke meja.
Ekspresi Selli gak seperti tadi, udah merasa santai.
Quote:

Selama perjalanan pulang gua lebih banyak diam dan berfikir tentang "penolakan" yang baru saja gua dapat emoticon-norose

Selang beberapa lama sejak gua menanyakan status gua dan Selli kita masih intens berhubungan seperti sebelumnya. Tapi gua lebih ngerasa ga sabaran dengan status backstreet gua dan Selli. Gua pengen teman-teman gua dan dia tau kalo gua dan dia ada "hubungan" yang lebih. Karena memang sejak gua dan telpon-telponan kadang di saat itu, teman-teman di sekeliling gua ataupun Selli kadang bertanya-tanya tentang siapakah di balik suara di telepon itu. Yah, mengesalkan bukan?

Dua minggu sebelum masuk semester baru Selli pamit untuk mengikuti salah satu kegiatan organisasinya, untuk ikut mendaki ke Semeru.
Quote:

Selli tidak mengetahui kalo gua udah cerita ke Adit tentang gua dan dia. Gua ga cerita karena gua lebih percaya Adit. Gua percaya Adit ga bakal ngomong yang tidak-tidak, dan juga tidak membocorkan tentang gua yang udah cerita ke Adit soal Selli kepada Selli.

Hari keberangkatan pun tiba. Gua ga mengantar saat Selli dan berangkat. Kebetulan gua ada kegiatan keluar kota saat itu. Di saat-saat Selli berangkat dan pergi inilah, gua merasa sangat asing. Yah sangat asing, karena Selli seperti hilang dari keseharian gua. Tau sendiri kalo signal sudah pasti hilang di saat itu. Jauh lebih susah hubungin Adit, untuk coba nanya kabar Selli. Kadang Selli ngabarin kalo lagi sempat aja dapat signal.


Spoiler for And I need You:

Akhirnya Selli pulang setelah dua minggu lamanya. Lama banget terasa buat gua, sesampainya di rumah. Langsung aja gua call Selli, tapi gak lama kemudia direject. Gua call, masih mendapatkan hal yang sama emoticon-Hammer
Akhirnya gua mendiamkan hal ini selama beberapa hari, sambil gua mengisntropeksi diri kenapa bisa begini. Apa iya dia tau gua minum-minum? Akhirnya semenjak Selli pulang, gua berhenti dari aktifitas haram tersebut.

3 hari setelah Selli mereject telpon gua. Selli menelpon gua. Suara di ujung telpon yang membuat hati ini tenang, suara ceria yang selalu meredamkan amarah itu akhirnya gua dengar lagi.
Quote:


Harapan gua semenjak Selli pulang dan maafin gua pasca kebodohan yang gua lakuin, ternyata gak seperti yang gua harapkan. Gua dan Selli makin jarang kontak-kontakan. Lebih tepatnya Selli agak menjauh dari gua entah kenapa emoticon-norose Balas bbm lama, telepon kadang ga diangkat, diajak jalan selalu menghindar. Terus terang gua ga ngerti dengan Selli saat itu. Kalo dia maafin gua, seharusnya dia bisa kan kayak kemarin-kemarin?. Apa karena gua ngecewain dia? Atau karena udah bosan dgn hubungan yang tidak jelas ini? Tanda tanya besar muncul di kepala gw saat itu. Hubungan yang bagaikan kapal diterpa ombak deras ini berlangsung selama sebulan semenjak Selli pulang. Akhirnya gua kembali ke curhat ke Adit seperti yang sudah-sudah. Kebetulan gua dan Adit saat itu lagi menuju ke salah satu tempat teman di luar kota, katanya ada acara bakar-bakar ayam. Selama perjalanan itulah gua menceritakan segalanya kepada Adit. Adit tidak kaget lagi seperti sebelumnya, jauh lebih tenang dan bijak dari nasehat dan saran yang dia sampaikan. Adit cuma menyarankan sabar saja, mungkin Selli butuh waktu. Sesampainya di sana, ternyata acaranya balik lagi ke zaman gua masih nakal-nakalnya emoticon-Hammer miras dimana-mana. Makin menjadilah kelabilan dan kerapuhan yang ada pada diri ini emoticon-Frown Semua kekesalan gua, gua curahkan sama Adit malam itu. Kita minum sampe pagi. Setelah matahari muncul gua dan Adit pamit balik, gua minta Adit mengantarkan gua ke kampus aja.


Di kampus gua ga bisa tidur. Hati ini masih kesel, kangen, rindu, marah semua campur aduk. Gua menghabiskan waktu melongo pagi itu sambil mendengarkan musik dari bb gw dengan playlist dari Fiersa Besari. Tak lama, setelah 2 lagu di album tersebut, bb gua berbunyi, ada sms masuk.
Spoiler for Sms Selli:

Hati gua jujur panas, otak gua mendidih, gua pada saat itu seperti dipukul bertubi-tubi emoticon-MadGua coba menelpon ke Selli direject. Gua telpon lagi direject. Gua kembali telpon, diangkat.
Quote:

Tet..tet..tet..
Telepon terputus. Damn, pagi itu benar-benar merupakan salah satu hari paling sedih yang gua rasa. Gua kehilangan Selli tanpa penjelasan apapun. Gua seperti ingin memukul semua orang yang gua lihat. Gua coba telepon Adit, gak diangkat. Akhirnya gua mengalah dengan mata gua yang memang sedari tadi mencoba mengajak untuk tidur akibat rasa kantuk.
Malamnya gua bangun, kerongkongan gua pahit, kepala gua pening, hati gua entah ikutan panas. Oh yah Selli tadi pagi memutuskan hubungan yang memang tidak ada status ini. Entah kenapa gua kesal, padahal kalau mau difikir kita tidak apa-apa. Kita tidak terikat oleh hubungan selayaknya pacar. "Tapi bukankah kita berhubungan layaknya orang pacaran?". Gua berharap Selli adalah orang yang dewasa, yang tidak menganggap hubungan diawali dengan "gue suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?". Gua berharap dia dewasa dari segi pemikiran, karena dia setahun lebih tua dari gua. Ternyata tidak. Semua tanda tanya besar dari hubungan gua dan Selli saat itu tidak terjawab.


Spoiler for A new chapter~:


Kehidupan gua di BEM pun udah ga terlalu sibuk. Udah jadi super senior soalnya emoticon-Peace
Suatu saat di liburan semester 6, saat penerimaan anggota baru gua dipanggil untuk membawakan materi. Sebelum gua masuk saat itu hape gua bunyi. Adit.
Quote:


Selama bawa materi gue gak fokus. Ini kali pertama sejak gua curhat segalanya ke Adit soal Selli. Apa ada sesuatu terjadi dengan Selli? Gue kok malah khawatir emoticon-Hammer
Akhirnya gua mempercepat aja materi gua saat itu, karena Adit udah menunggu di parkiran fakultas gue sedari tadi.

Spoiler for EPILOG:


Quote:




-Aku tak bisa menangis, meski sejujurnya sangat bersedih. Terima kasih sudah menjadi teman dan sahabat. Terima kasih untuk semua cerita tentang “kita”: Aku dan kamu. Aku bahagia kalau kamu bahagia. Semoga kalian berbahagia, tentu saja. -Revolvere Project, Tentang Kita~

Kebahagiaan itu nyata, ketika dibagi. -Into The Wild-

~END~
Diubah oleh selenkay 03-02-2018 05:08
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
3.1K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan