Sebenernya ini khusus untuk penerjemah tulisan (translator) seperti ane gan. Sedangkan penerjemah lisan (interpreter) bekerja di luar rumah dan biasanya mereka bekerja di perusahaan penerjemah atau badan-badan usaha internasional. Sedangkan penerjemah tulisan sendiri "lebih sering" kerja di rumah. Apa sih yang ane terjemahin? Banyak gan, mulai dari surat, dokumen, laporan, buku, sampe artikel. Karena itu biasanya pekerjaan yang akan diterjemahkan akan dikirimkan melalui email si translator.



Lalu bagaimana mereka menghubungi para translator atau bagaimana cara mereka menemukan translator? Ane sendiri tergabung di salah satu institut ahli bahasa di indonesia dan mereka selalu nerbitin direktori dan daftar anggota kepada klien yang meminta translator. Atau bisa dengan relasi teman yang sudah pernah menjadi klien sebelumnya dan mereka merekomendasikan kepada orang lain karena puas dengan hasil kerja kita.

Lalu bagaimana dengan gaji para penerjemah bahasa gan? Dibandingkan dengan penerjemah tulisan, penerjemah lisan dibayar lebih banyak gan. Itu karena mereka biasanya lebih memerlukan banyak konsentrasi karena waktu untuk menerjemahkannya sangat pendek gan. Bayangin, agan lagi nerjemahin orang bule dari perusahaan asing di indonesia. Tepat setelah bule itu ngomong, saat itu juga agan harus memproses terjemahannya di dalam kepala lalu menerjemahkannya kepada orang yang membutuhkan terjemahan. Masih meding gan kalo bulenya ngomongnya pelan, tapi kalo bulenya ngomongnya cepet banget, kita ga boleh ngomong "Maaf pak, bisa diulang?" karena itu nunjukkin ketidakberpengalaman kita.



Sedangkan untuk translator atau penerjemah tulisan biasanya dibayar per kata. Bener gan, per kata. Jadi ane lebih seneng kalo nerima kerjaan dokumen yang isinya berlembar-lembar dibandingkan laporan atau artikel yang biasanya ga lebih dari selembar. Apalagi kalo kliennya minta dokumennya sedikit di edit salinannya, disitu ane bakal panjang-panjangin gan editannya. Tapi untuk jumlah sebulan yang ane dapetin, bisa dibilang hampir dua kali dari UMR di kota jakarta. Menggiurkan ya gan? Tapi tunggu sampe ane bahas dukanya gan.

Deadline atau tenggat waktu adalah hal terpenting dalam menjadi penerjemah tulisan gan. Boleh diinget gan, kalo bisnis penerjemah adalah bisnis jasa, jadi kita menjual jasa kepada orang yang meminta jasa kita.



Dan ga jarang, klien yang meminta jasa kita mematok tenggat waktu yang bisa dibilang tidak sesuai dengan pekerjaan yang diberikan, bahkan ane pernah nemu orang yang dateng dateng langsung ke ane dan nungguin gan. Bener gan, saking buru-burunya dia nungguin di rumah ane.

Persaingan di pekerjaan translator ane akui tidak seketat pekerjaan lainnya. Mungkin karena pekerjaan penerjemah bahasa masih sangat jarang di indonesia.



Tapi yang ane rasain dari pengalaman ane adalah kompetisi jam terbang gan. Usia rata-rata translator yang ane kenal udah pada kepala 3, sedangkan ane yang masih kepala 2 dan baru memulai pekerjaan otomatis kalah dalam segi jam terbang. Tapi salah satu yang disukai oleh translator muda ada pada kecepatan penerjemahan gan. Mungkin mereka yang udah senior udah nentuin kecepatan pengerjaan jadi mereka kerja dengan kecepatan yang konsisten, sedangkan mereka yang masih junior masih pada semangat-semangatnya gan, jadi kerjanya cepet bener.

Namanya juga penerjemah bahasa, jadi mengerti bahasa asing adalah hal yang fardhu hukumnya. Terlebih lagi, umumnya translator harus menguasai minimal 2 bahasa asing. Terserah agan mengerti berapa bahasa, tapi yang jelas agan harus fasih dalam dua bahasa dunia secara lisan dan tulisan. Seperti Inggris-Cina atau Inggris-Spanyol.

Tapi ternyata bukan cuma itu gan. Agan juga harus memiliki pengetahuan umum yang baik. Biasanya mereka yang di pakai adalah lulusan S1, meskipun ane sendiri tidak begitu paham apa hubungannya pengetahuan umum dengan menerjemahkan bahasa. Tapi memang lebih disukai translator dengan pendidikan yang tinggi.



Terakhir, agan juga harus memiliki keterampilan IT, paling dasar ya mengerti cara menjalankan program Microsoft Office seperti Word, Excel, Powerpoin dan sebagainya. Tapi kalo bisa ditingkatin ke bahasa pemograman, karena tidak jarang kliennya adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknis. Itu juga bisa digunakan untuk membangun hubungan kerja dengan klien yang tidak jarang melakukan konsultasi dengan penerjemah. Jadi lebih baik memiliki banyak pengetahuan di balik pengetahuan tentang bahasa. Bahkan terkadang ane juga ngebahas masalah hukum dengan klien.