Kuncup lagi bunga segar malam pagi itu, aku masih memikirkan apa yang harus aku tulis, sedangkan aku sendiri bukan penulis, hanya manusia yang mungkin suka mencurahkan semuanya dari tulisan, dari pada menulis panjang panjang, aku lebih menikmani puisi singkat, padat, dan kasar seperti yang dituliskan Chairil Anwar
Singkat cerita Dosen hari ini menceritakan betapa asiknya menuliskan anspirasi di kesebuah kata dari pada berbicara, dan aku setuju itu, dengan cepat sesudah pelajaran aku aedikit berbincang bagaimana cara menulis sebuah artikel, tapi dari pembicaraan panjang jujur saja aku tidak mengerti, walau aki sering membaca banyak artikel di web, tapi tetap saja aku tidak mendapat titik temu, tidak seperti aku membaca puisi, walaupun menggunakan kata kata yang rumit, tapi aku menikmati setiap butir hurufnya.
Saat di perjalanan pulang menuju kontrakanku aku terus memikirkan bagaimana cara menulis sebuah artikel, sambil menikmati kretek campur debu di jalan, sesampainya di kontrakan aku hanya sekedar mengecek HP ku ternyata ada teman mengeTAG di media sosial, "pekerja.text" nama yang cukup unik kurasa, sedikit menggelitik tapi mengena dihati dan mudah untuk diingat, lanjut penasaran aku mencoba menghubungi dia, dan mendapat respon yang bagus, akhirnya aku pun jenuh dengan HPku segera mengambil buku bacaan filosofi Karl Marx yang kata kata sungguh berat dan aku sendiri tak mengerti jelas hanya memusingkan aku jika mendalaminya. Tanpa sadar aku pun terlelap dalam keadaan buku masih dalam genggaman. Esok harinya seperti biasa berangkat bekerja yang sangat membosankan aku merasa bukan aku disana, sama sekali tak menikmati hidup hanya menghabiskan umurku demi uang, oh sial sungguh sial, sambil bertanya dalam hati, dimana aku harus mengirimkan puisi ini agar di apresiasi, aku tak ada niatan sombong, tapi kata teman temanku puisi buatan ku bagus, tapi apalah arti jika bagus hanya bisa di pegang oleh ku tak bisa di apresiasi?