Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pidato berdiri di atas kursi di hadapan warga Kalisari, Minggu (28/1/2018). (KOMPAS.com/JESSI CARINA ) Thread sebelumnya di forum BP

Dari ketiga tema besar yang menghebohkan Januari 2018 di Jakarta, kali ini TS menyimpulkan tiga poin rangkuman sebagai berikut.

Penutupan jalan Jatibaru untuk di alih fungsikan sebagai arena PKL masih ramai dalam berita. Senin 29 Januari 2019 diberitakan sekitar ratusan sopir angkutan umum yang terbiasa mencari nafkah di area tersebut berdemo. Mereka memohon kepada sang raja Jakarta agar di buka kembali jalan tersebut sebagai jalan umum yang bisa menjadi pintu nafkah mereka.

Mungkin pengubahan jalan ini menjadi lahan mencari nafkah bagi ribuan pedagang. Tapi yang tidak boleh dilupakan nasib ribuan supir angkutan umum yang rutinitasnya disana terganggu penghasilannya. Pejalan kaki yang mertuanya mendapatkan kenyamanan di sana juga tidak boleh terlupakan haknya.

Kendaraan umum dan pribadi yang seharusnya melintas di sana mesti memutar arah lebih jauh juga setiap hari mungkin puluhan ribu jumlahnya. Belum lagi kemacetan pada jam sibuk bertambah apa juga sudah di hitung jumlahnya.

Memberikan kebaikan kepada seribu orang dengan mengabaikan dampak buruk yang di alami jutaan orang dan sebaliknya itu sepertinya bukanlah hal yang baik.


Becak berjaya di Jakarta, berita ini sangat menghebohkan. Berita tersebut membuat para penggemar becak kembali mengenang kejayaan masa lalu. Namun apa ngga di itung dulu masa waktu yang ada. Sekarang kan jaman nya sudah beda.

Becak buat wilayah perkampungan saja, rasanya ada benarnya juga, tapi kok rasanya kurang pas. Mengingat gang gang sempit di Jakarta sulit untuk menjadi jalan bagi hilir mudik becak. Mungkinkah sang pemimpin Jakarta membayangkan bahwa Jakarta ini seperti pada waktu dia kecil dahulu, sekitar 30-40 tahun yang lalu.

Jika kondisi sekarang ya sangat berbeda. Walaupun memang ada beberapa wilayah yang memang bisa memungkinkan beroperasinya becak di Jakarta. Semoga wilayah tersebut masih lega dan tidak menimbulkan bibit perselisihan baru di antara becak, ojol dan angkot atau sejenisnya.


Hunian tanpa depe yang di gembar gemborkan akan menjadi milik sendiri, beritanya pun menghebohkan dan ramai menjadi pokok pembahasan. Di sosial media, di acara televisi dan debat warung kopi banyak masih bahas soal ini.

Yang paling banyak di tanyakan adalah menyoal kepastian berapa besar cicilan pastinya sebulan, berapa iyuran perawatan dan ada tidak biaya akadnya belum ada kepastian tetap. Mungkin ada keputusan di bulan april nanti setelah ada perhitungan matang. Dan kabarnya hunian cinta tanpa depe ini baru tahap pertama dan beres siap huni satu setengah tahun lagi.