Part 1:

Kamar itu sangatlah tidak rapi. Pakaian kotor berserakan dimana-mana. Konsol game beserta stick-nya pun dibiarkan begitu saja, tampaknya setelah bermain game tak ada yang merapikannya. Buku-buku pun begitu tak ada yang mengembalikannya ke rak buku, dibiarkan bergeletakan di lantai, sebagian masih terbuka. Beberapa kaleng dan botol kosong bekas minuman ada dilantai dan meja menambah ke-semrawutan kamar itu.

Di kamar itu sedang ada dua orang anak yang bermain kartu, mereka bermain poker dengan taruhan beberapa permen dan cemilan.

"Aku menang lagi hahaha" Kata seorang anak laki-laki yang sedang duduk di lantai berhadapan dengan anak laki-laki lainnya.

"Coba sekali lagi" Kata anak laki-laki lain.

"Malam ini adalah malam keberuntunganku, mau dicoba beberapa kali pun akan tetap sama hahaha."

"Ayolah sekali lagi saja."

"Baiklah, setelah ini aku tak akan meladenimu lagi."

Anak yang dari tadi terus-menerus menang seperti dewa judi itu adalah Kay, Sudah 10 kali berturut-turut dia menang malam ini, malam ini memang malam keberuntungannya. Sedangkan anak yang sedang sial malam ini adalah Ley yang merupakan teman sekaligus Rival abadi Kay.

"Hahahaha." Kay tertawa dengan keras sambil membuka kartu di kedua tangannya.

"Aku tak percaya ini, kau pasti curang" Seru Ley seakan tak percaya dengan kartu yang ada di genggaman Kay.

"Kali ini aku menang lagi bukan?" dengan wajah sumringah Kay bertanya ke Ley.

"Ya kau menang" Kata Ley dengan wajahnya yang pasrah.

Kedua anak itu memang terbiasa bermain poker ketika mereka menginap bersama baik itu di tempat Kay maupun Ley. Taruhannya bisa apa saja, dari permen, cemilan, bahkan kaset video game. Malam itu kebetulan mereka menginap di tempat Kay karena kedua orang tuanya sedang pergi ke kampung halaman Kay, kebetulan ada acara keluarga. Sedangkan Kay ditinggal karena tidak bisa meminta ijin dari pihak sekolah. Kay dan Ley sekarang kelas 12 dan ini merupakan tahun terakhir mereka di sekolah.

Kayno Alekso adalah nama lengkap dari Kay. Dia tak mempunyai saudara, karena itulah dia sangat dekat dengan Ley. Mereka sudah berteman dari kelas 2 sekolah dasar, waktu itu Kay adalah anak pindahan baru dan Ley menjadi pendampingnya untuk mengenal lingkungan sekolah, sejak saat itulah mereka berdua terus bersama-sama dan akhirnya menjadi teman dekat.

"Kay..." Ucap Ley pelan

"Kenapa? aku mau tidur" Jawab Kay sembari menarik selimutnya untuk menutupi kaki sampai setengah badannya, dan memposisikan badannya menghadap tembok untuk bersiap untuk tidur.

"Tak terasa ya, ini sudah lama sejak pertama kali kita bertemu dan akhirnya berteman" Ucap Ley melanjutkan kata-katanya. "Banyak kejadian-kejadian yang telah terjadi, mulai dari yang lucu, konyol, sedih semuanya ada."

"Ngomong apaan sih?" Kata Kay merespon pernyataan Ley

"Aku harap ini bukan mimpi" Sambung Ley lagi

"Ya jelas lah ini bukan mimpi" Kata Kay sembari berbalik dan memukul kepala dari Ley yang tidur di sebelahnya. "Terasa kan?" Tanya Kay setelah memukul kepala Ley.

"Aduh... sakit bodoh, aku bisa-bisa bodoh karena kau pukul terus" Jawab Ley sembari mengusap-ngusap kepalanya yang dipukul Kay.

Dengan posisi menghadap tembok dan mata yang tertutup, Kay berusaha membayangkan apa saja yang telah dia dan Ley lalui selama ini. Dia sebenarnya merasa terganggu akan perkataan Ley barusan. Dia tak bisa mengingat jelas kejadian-kejadian yang dialaminya bersama dengan Ley, semua itu samar-samar. Dia bahkan merasakan hal yang sama ketika mengingat-ngingat kejadian masa lalunya yang lain.