Pengasuh Ponpes Al-Hidayah Dianiaya saat Baca Wirid, Pelaku Teriakkan Ini Sebelum Menyerang
Sabtu, 27 Januari 2018 19:09




Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah, KH Umar Basri (60) tergolek bersimbah darah dianiaya orang tak dikenal usai Salat Subuh, Sabtu (27/1/2018)



TRIBUNJATENG.COM - KH Umar Basri (60), Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dianiaya oleh orang tidak dikenal di dalam masjid, Sabtu (27/8/2018) subuh.

Menurut keterangan yang dihimpun Tribun Jabar, kejadian nahas tersebut terjadi sekitar pukul 05.30 WIB, seusai korban melaksanakan salat Subuh berjamaah di Masjid Al Hidayah, Kampung Santiong, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Tersangka memukul korban yang sedang duduk wiridan secara membabi buta hingga mengalami luka di kepala dan wajah.

KH Umar Basri ditemukan tergeletak bersimbah darah di dalam masjid oleh seorang santrinya yang telat salat, sementara pelaku telah melarikan diri.

Korban sempat dilarikan ke RSUD Cicalengka dan kini dirujuk ke RS Al Islam, Bandung.

Dikutip dari situs santri online, kronologi kejadian sebagai berikut:

- Pelaku berpakaian kemeja levis dan memakai sarung ikut mengikuti salat berjama’ah subuh di Masjid Al-Hidayah.

- Saat salat selesai, para jamaah keluar dari masjid, korban dan tersangka masih berada di masjid.

- Saat lampu masjid dimatikan korban sedang baca wirid khusus, tiba-tiba tersangka langsung menyerang KH Umar Basri memukul bertubi tubi dengan menggunakan tangan kosong.

- Sebelum menyerang KH Umar Basri, tersangka menendang kotak penyimpanan amplifier sambil berkata, “ini pinarakaeun (ini alat menuju neraka)” berulang-ulang, dan tersangka berkata lagi, “Nu didiyeu punarakaeun kabeh (Yang disini semua calon penghuni neraka semua)”.

Iwan Ismail (35), saksi pelapor yang merupakan kolega KH Umar Basri sekaligus santri di Pesantren Al Hidayah, ketika ditemui Tribun Jabar di lokasi kejadian, mengatakan pelaku datang belakangan.

Iwan Ismail menceritakan kronologi kejadian yang diketahuinya dari para santri yang menjadi saksi.

"Orang (pelaku) itu datang belakangan, setelah Salat Subuh sempat salat satu rakaat," ujar Iwan Ismail.

Setelah Salat Subuh, ketika para santri sungkem pada KH Umar Basri, pelaku justru diam saja, hal tersebut rupanya sudah membuat para santri heran.

Iwan mengatakan seorang santri yang terlambat menunaikan Salat Subuh menjadi penyelamat KH Umar Basri (60), kyai sekaligus pengurus Pesantren Al Hidayah yang menjadi korban penganiayaan orang tak dikenal.

Santri itulah yang menemukan KH Umar Basri pertama kali dalam keadaan tergeletak dan bersimbah darah.

"Santri itu datang niat salat Subuh kesiangan, saat menyalakan lampu, Kyai sudah terkapar," ujar Iwan.

Kondisi sang kyai sedang terkapar di dekat jendela dengan tangan terangkat ke tembok seperti memberi isyarat.

"Karena itu ada bercak darah di tembok," ujar Iwan Ismail.

Santri yang panik pun langsung mendekati korban dan mengangkat tubuh korban ke arah madrasah, sebelum dibawa ke rumah kyai yang tak jauh dari madrasah.

Dari rumahnya, KH Umar Basri langsung dibawa ke RSUD Cicalengka sebelum kemudian dirujuk ke RS Al Islam.

"Kami masih terus menunggu kabar kondisi Kyai seperti apa," ujar Iwan Ismail.

Hingga sore hari ini, massa dari Nahdliyin, Banser, dan berbagai organisasi islam di Kabupaten Bandung dan sekitarnya masih terus berdatangan ke Komplek Pesantren Al Hidayah.

Massa masih berkumpul di pesantren dan berjaga.

Bukan hanya massa, pihak kepolisian pun masih terus berjaga mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.



http://jateng.tribunnews.com/2018/01...erang?page=all



Kelihatannya Pelaku kaum "pemilik syurga"... yang sering dijuluki Kaum Sumbu Pendek oleh NU...