- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Memaknai Poligami Dari Berbagai Sisi


TS
vizum78
Memaknai Poligami Dari Berbagai Sisi


Trit ane kali ini hanyalah coret-coretan kecil yg ane kutip dri beberapa sumber memaknai ttg poligami.

Kali ane akan membahas tentang poligami alias punya bini lebih dari 2.

Lha kenapa ane bilang lebih dari 2 karna menurut ane ketika manusia bisa merasa memiliki lebih dari satu maka dia akan ingin lebih lagi(ketamakan manusia never end)

Ane termasuk yang kontra banget dengan poligami dan dengan trit ini ane ingin mengajak agan2 semua menilai apakah sudah tepat poligamiers(pelaku poligami) tuk di jadikan panutan dalam berumah tangga tuk jaman now.

Spoiler for Poligami dari sisi psikologi:

Kata poligami berasal dari bahasa Yunani. Secaraetimologis,poligami merupakan derivasi dari kata apolus yang berarti banyak, dan gamos yang berarti istri atau pasangan.
Poligami bisa dikatakan sebagai mempunyai istri lebih dari satu orang.
Adapun secara terminologis, poligami dapat dipahami sebagai suatu keadaan dimana seorang suami memiliki istri lebih dari satu orang.
Seorang suami yang berpoligami dapat saja beristri dua orang, tiga orang, empat orang, atau lebih dalam waktu yang bersamaan.
Poligami terdiri dari kata poli dan gami.Secara etimologis,poli artinya banyak,gami artinya istri. Jadi, poligami artinya beristri banyak.
Secara terminologis, poligami yaitu seorang laki-laki mempunyai lebih dari satu istri.
Seseorang dikatakan melakukan poligami berdasarkan jumlah istri yang dimilikinya.
Suami yang ditinggal mati istri pertamanya, kemudian menikah lagi, tidak dapat dikatakan berpoligami, karena dia hanya menikahi satu orang istri pada satu waktu.
Faktor-Faktor yang Mendorong Perlunya Poligami:
Beberapa faktor yang mendorong perlunya poligami:
1.Penyebab yang ada pada istri, misalnya sakit keras yang menyebabkan dirinya tidak mampu memenuhi kewajiban atau mandul, kurang setia, menyombongkan diri terhadap suaminya atau tidak berlaku baik kepada suaminya.
2.Penyebab yang ada pada suami, misalnya memiliki keinginan seks yang sangat kuat sehingga tidak cukup hanya seorang istri, memiliki keinginan yang sangat besar untuk memperbanyak keturunan, atau ia sangat mencintai wanita lain.
3.Penyebab yang bersifat sosial, misalnya ada krisis yang menimpah umat sehingga memerlukan banyak laki-laki, krisis yang menyebabkan bertambahnya wanita dibanding laki-laki.
4.Penyebab yang berupa kejadian dan sifatnya pribadi yang menimpa keluarga seseorang, misalnya seorang mempunyai kerabat yang menjanda dengan membawa tanggungan anak yang banyak.
Dampak Poligami bagi wanita:
1.Dampak psikologis:
perasaan inferior istri dan menyalahkan diri karena merasa tindakan suaminya berpoligami adalah akibat dari ketidakmampuan dirinya memenuhi kebutuhan biologis suaminya.
2.Dampak ekonomi:
Ketergantungan secara ekonomi kepada suami.
Walaupun ada beberapa suami memang dapat berlaku adil terhadap istri-istrinya,
tetapi dalam praktiknya lebih sering ditemukan bahwa suami lebih mementingkan istri muda dan menelantarkan istri dan anak-anaknya terdahulu.
Akibatnya istri yang tidak memiliki pekerjaan akan sangat kesulitan menutupi kebutuhan sehari-hari.
3.Dampak hukum:
Seringnya terjadi nikah di bawah tangan (perkimpoian yang tidak dicatatkan pada Kantor Catatan Sipil atau Kantor Urusan Agama), khususnya bagi PNS, sehingga perkimpoian dianggap tidak sah oleh negara,
walaupun perkimpoian tersebut sah menurut agama.
Pihak perempuan akan dirugikan karena konsekuensinya suatu perkimpoian dianggap tidak ada, seperti hak waris dan sebagainya.
4.Dampak kesehatan:
Kebiasaan berganti-ganti pasangan menyebabkan suami/istri menjadi rentan terhadap penyakit menular seksual (PMS).
Kekerasan terhadap perempuan, baik kekerasan fisik, ekonomi, seksual maupun psikologis. Hal ini umum terjadi pada rumah tangga poligami, walaupun begitu kekerasan juga dapat terjadi pada rumah tangga yang monogami.
Dampak psikologis bagi anak-anak:
Dampak psikologis bagi anak-anak hasil pernikahan poligami sangat buruk:
Merasa tersisih, tak diperhatikan, kurang kasih sayang, dan dididik dalam suasana kebencian karena konflik itu.
Suami menjadi suka berbohong dan menipu karena sifat manusia yang tidak mungkin berbuat adil.
1. Anak Merasa Kurang Disayang.
Salah satu dampak terjadinya poligami adalah anak kurang mendapatkan perhatian dan pegangan hidup dari orang tuanya, dalam arti mereka tidak mempunyai tempat dan perhatian sebagaimana layaknya anak-anak yang lain yang orang tuanya selalu kompak.
Adanya keadaan demikian disebabkan karena ayahnya yang berpoligami, sehingga kurangnya waktu untuk bertemu antara ayah dan anak, maka anak merasa kurang dekat dengan ayahnya dan kurangmendapatkan kasih sayang seorang ayah.
Kurangnya kasih sayang ayah kepada anaknya, berarti anak akan menderita karena kebutuhan bathinnya yang tidak terpenuhi.
Selain itu, kurangnya perhatian dan control dari ayah kepada anak-anaknya maka akan menyebabkan anak tumbuh dan berkembang dengan bebas.
Dalam kebebasan ini anak tidak jarang mengalami kemorosotan moral, karena dalam pergaulannya dengan orang lain yang ter pengaruh kepada hal-hal yang kurang wajar.
2. Tertanamnya Kebencian Pada Diri Anak.
Pada dasarnya tidak ada anak yang benci kepada orang tuanya, begitu pula orang tua terhadap anaknya. Akan tetapi perubahan sifat tersebut mulai muncul ketika anak merasa dirinya dan ibunya”dinodai” kecintaan kepada ayahnya yang berpoligami.
Walaupun mereka sangat memahami bahwa poligami dibolehkan tapi mereka tidak mau menerima hal tersebut karena sangat menyakitkan.
Apalagi ditambah dengan orang tua yang akhirnya tidak adil, maka lengkaplah kebencian anak kepada ayahnya.
3. Tumbuhnya Ketidakpercayaan Pada Diri anak.
Persoalan yang kemudian muncul sebagai dampak dari poligami adalah adanya krisis kepercayaan dari keluarga, anak, dan isteri. Apalagi bila poligami tersebut dilakukan secara sembunyi dari keluarga yang ada.
4. Timbulnya Traumatik Bagi Anak.
Dengan adanya tindakan poligami seorang ayah maka akan memicu ketidak harmonisan dalam keluarga dan membuat keluarga berantakan, walaupun tidak sampai cerai.
Tapi kemudian akan timbul efek negatif.
Pernikahan monogami adalah harapan semua orang, banyak orang menganggap pernikahan monogami adalah pernikahan yang ideal.
Namun, kenyataannya tidak sedikit dari mereka yang melakukan poligami.
Poligami tidak hanya memberikan dampak psikologis tersendiri bagi istri akan tetapi juga bagi anak.
Sumber( http://aliciacitralyana.blogspot.com...sikologi.html)
Spoiler for pandangan dari sisi yg berbeda beberapa ulama tentang poligami:

Setiap memasuki dunia pernikahan maka selalu ucapannya adalah semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah dan rahmah.
Tujuan pernikahan memang untuk meraih hidup yang sakinah (tenang) dalam balutan mawaddah (Cinta) dan rahmah (kasih sayang), bukan hanya sekedar menyalurkan kebutuhan biologis saja.
Syaratnya berat tuk berpoligami
Dalam doktrin Islam baik itu Alquran maupun Hadis, poligami memang disebutkan secara terang benderang.
Tapi saya malah memahaminya perilaku ini dilarang karena syaratnya sangat berat yaitu harus bisa bersikap adil.
Bahkan karena sulitnya berlaku adil maka Alquran menyarankan agar beristri satu saja.
Juga dalam kenyataannya, kebanyakan suami yang melakukan poligami dimulainya dengan melakukan kebohongan sehingga mengakibatkan kekerasan kepada anggota keluarga baik istri maupun anak-anaknya.
KH. Husein Muhamad dalam bukunya berjudul "Ijtihad Kyai Husein" menyebut ada tiga pandangan terhadap poligami.
Pertama, poligami adalah Sunnah alias mengikuti perilaku nabi Muhamad.
Keadilan yang eksplisit disebut dalam Alquran cenderung diabaikannya atau hanya sebatas argumen verbal belaka.
Kedua, pandangan yang memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat yang ketat.
Ketiga, pandangan yang melarang poligami secara mutlak. Perbedaan pandangan ini berkaitan dalam menafsirkan Surat An-Nisa ayat 3: "Dan jika kamu takut tidak bisa berbuat adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (ketika kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan-perempuan (lain) yang kamu senang: dua, tiga atau empat, jika kamu tidak bisa berbuat adil, maka cukup seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
"Pak Quraish Syihab adalah seorang ulama yang bisa dianggap mewakili pandangan kedua. Menurutnya, ayat ini tidak juga menganjurkan apalagi mewajibkan poligami.
Ayat tersebut hanya bicara tentang bolehnya poligami, dan itu pun merupakan pintu kecil yang hanya dapat dilalui oleh siapa yang sangat amat membutuhkan, dan dengan syarat yang tidak ringan.
Kata Pak Quraish, bila kita belajar dan merujuk pada pernikahan Nabi Muhamad secara utuh, beliau menikah monogami (satu istri) dengan Khadijah selama 25 tahun.
Kehidupan poligami Nabi hanya 8 tahun. Jika demikian, mengapa bukan masa yang lebih banyak yang diteladani?
Bahkan dengan terang-terangan Nabi tidak mengizinkan puterinya, Fatimah, dimadu oleh suaminya, Ali bin Thalib.
Ali pun taat dan hidup monogami sampai Fatimah wafat.
Alasan Nabi melarang Ali mempoligami puterinya karena itu menyakiti hati puterinya, bila hati puterinya sakit maka beliau juga sakit.
Argumen di atas merupakan salah satu argumen dari pandangan ketiga yang menolak perilaku poligami.
Dengan memberikan dalil-dalil yang berasal dari penafsiran atas ayat-ayatnya Alquran dan Hadis menyatakan bahwa Islam memilih sistem monogami.
Tidak ada ayat Alquran yang mengapresiasi perilaku poligami, apalagi mengaitkan poligami dengan ukuran ketakwaan seseorang.
Dalam ayat di atas jelas dan tegas menolak poligami"Yang demikian itu (monogami) lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya."
Sumber( http://www.dw.com/id/poligami-tak-se...ru/a-40249889)
Spoiler for opini ts:
peribahasa lama mengatakan" Mencubit paha sendiri barulah paha orang lain"
Artinya:Rasakan sendiri sakitnya sebelum menyakiti orang lain.
Pernahkah poligamiers berpikir bagaimana kalo dia yang di dua dan tigakan oleh sang istri,apakah ada keikhlasan dri kaum mereka.
Apakah sebuah poligami itu kebutuhan bagi lelaki yang kaya raya padahal mempunyai istri yang cantik,sehat dan bisa memberi keturunan.
Ane pernah berdiskusi dengan beberapa ibu-ibu rumah tangga yang mengatakan mereka tidak berani menikahkan putri2nya apabila sang calon mempunyai ayah yang berpoligami alias tukang kimpoi.
Padahal blom tentu si anak mempunyai sifat sang ayah tapi tetap si anak kena getahnya karna ulah sang ayah.
Bagi ane poligami itu hanya ego dan napsu belaka dari segelintir kaum adam yg berlindung dgn agama.
Artinya:Rasakan sendiri sakitnya sebelum menyakiti orang lain.
Pernahkah poligamiers berpikir bagaimana kalo dia yang di dua dan tigakan oleh sang istri,apakah ada keikhlasan dri kaum mereka.

Apakah sebuah poligami itu kebutuhan bagi lelaki yang kaya raya padahal mempunyai istri yang cantik,sehat dan bisa memberi keturunan.

Ane pernah berdiskusi dengan beberapa ibu-ibu rumah tangga yang mengatakan mereka tidak berani menikahkan putri2nya apabila sang calon mempunyai ayah yang berpoligami alias tukang kimpoi.

Padahal blom tentu si anak mempunyai sifat sang ayah tapi tetap si anak kena getahnya karna ulah sang ayah.
Bagi ane poligami itu hanya ego dan napsu belaka dari segelintir kaum adam yg berlindung dgn agama.






Diubah oleh vizum78 28-01-2018 05:09
0
10.1K
Kutip
76
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan