Bapak dan ibu ane bertemu di salah satu perusahaan media pemberitaan pada masanya (bapak ane wartawan dan ibu ane bagian back office).

cerita lucunya ibu ane anak baru di perusahaan tersebut, terus bapak ane dengar kabar dari teman kerjanya kalau ada pekerja baru cewe cantik. bapak ane langsung menangkap peluang dan berusaha mendekati ibu ane.

Waktu itu ibu ane lagi masuk toilet dan bapak ane tanpa sepengetahuan ibu ane menunggu didepan pintu toilet. saat ibu ane keluar bapak ane langsung menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan ibu ane.

2 minggu setelah berkenalan dengan ibu ane, bapak ane sudah tidak bisa menahan gejolak rasa yang ia pendam. bapa ane pun mengajak ibu ane ketemuan dan mengutarakan perasaannya. tapi nasib baik tak berpihak padak bapak ane. ibu menolak dan berkata lebih memilih pekerjaan dulu (ibu ane perantauan dari pulau rote-pulau paling selatan indonesia).

Tapi bapak ane gak kenal lelah, bapak ane mengajak ibu ane menjadi sahabat baiknya. bahkan yang paling Diingat ibu ane yakni bapak ane setiap hari mengantar ibu ane pulang kerja sejauh 12 KM dengan jalan kaki.

makin lama ibu ane menaruh hati pada bapak ane. dan akhirnya berlanjut hingga pernikahan yang menghasilkan 3 buah cinta yakni ane sebagai anak pertama dan 2 adik ane

Masa-masa sulit pernikahan selalu mereka hadapi secara tabah dan penuh syukur. ane sebagai saksi hidup sangat bersyukur mempunyai mereka sebagai orangtua ane. orangtua itu menanggalkan kebahagiaan pribadi mereka hanya untuk anak-anak yang mereka cintai, pernah suatu kali uang iuran sekolah kami bertiga belum dibayar. bapak ane belum mendapat pesangon waktu itu, ibu setelah menikah dengan bapak ane berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. tapi karena iuran kita belum dibayar ibu bekerja membantu bapak. dan ane mencoba menjadi pemulung dan menjadi buruh angkut di pasar dekat rumah. uang dari hasil usaha kami hanya cukup untuk kebutuhan harian. dan tanpa sepengatahuan kami bertiga ortu ane menggadaikan cincin pernikahan mereka

26 tahun sudah mereka menikah, umur mereka pun semakin uzur. dan hal yang paling ane takutkan terjadi. pada 16 desember 2016 bapak ane menggigil dan jatuh dikantor sehingga harus dilarikan kerumah sakit. ibu ane menelpon dengan begitu paniknya menyuruh ane harus ke rumah sakit. sesampainya dirumah sakit ane langsung keruang IGD dan melihat kondisi bapak ane yang sudah sadar tapi susah berjalan dan sangat lemah karena didiagnosa mengalami diabetes dan stroke. setelah lumayan membaik hari itu juga bapak ane langsung pulang kerumah. bapak ane pun duduk di kursi kesayangannya dia. waktu itu ane dikamar tiba-tiba ane mendengar suara keras di bagian belakang rumah. ane pun berlari kebelakang dan ane mendapati bapak ane jatuh tak berdaya, ane dan adik bungsu berusaha mengangkat bapak ane sekuat tenaga karena bapak ane badannya besar.

Kemudian bapak kami baringkan dikursi dan melihat kondisi bapak. setelah diperiksa bagian kanan badan bapak dari pundak sampai ujung kaki kanan lumpuh

Mulai sejak itu bapak cuman bisa berbaring ditempat tidur. kalau mau bangun harus digendong. sakit makin menggerus badan bapak kulit berbungkus tulang. dengan penuh airmata kadang ibu merawat bapak karena sedih. berbagai jalur pengobatan ditempuh tapi masih saja nihil. akhirnya setelah beberapa bulan dirawat bapak meninggal dunia. 1 hari setelah ane ulang tahun. mungkin itu kado dari Tuhan buat ane. jadi ane yakin penderitaan bapak ane sudah terlepas

Yang paling menyedihkan waktu bapak meninggal ane lagi dikantor. ibu sendiri dirumah yang sedang merawat bapak. waktu itu ibu berkata ke bapak kalau ibu sangat menyayangi bapak. setelah mengucapkan kata itu bapak bilang iya serta airmatanya keluar dan langsung menghembuskan napas terakhir.

ibu begitu galau memikirkan bapak. jarang makan, hanya merindukan bapak. bahkan ibu melarang kami duduk di kursi yang biasa bapak duduk, melarang kami makan menggunakan piring yang biasa bapak gunakan dan sebagainya.

Karena terlalu memikirkan bapak akhirnya ibu pun masuk rumah sakit setelah 10 bulan kepergian bapak. 5 hari dirawat di rumah sakit dengan beberapa komplikasi dan juga sakit saraf ibu juga menghembuskan napas terakhir setelah ane berkata Amin diakhir doa ane untuk ibu ane.

Ibu ane baru dikubur 3 hari lalu, begitu pilu memang. tapi ane kembali sadar Tuhan begitu baik telah melepaskan segalah penderitaan ibu ane dan kembali mempertemukan mereka berdua dalam kasih.