- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gempa guncang 3 hari berturut-turut(+1 hari cuti), apakah pertanda sesuatu?


TS
pendekar.hitam
Gempa guncang 3 hari berturut-turut(+1 hari cuti), apakah pertanda sesuatu?
Pembukaan
Selamat siang dimanapun ente berada. Zaman kini makin tak menentu. Anak-anak(atau yang biasa disebut kids zaman now, atau apalah) melakukan perbuatan-perbuatan yang aneh, nol koma sekian persen mungkin karena mutasi DNA, tapi itu smua gara-gara kita tak pernah peduli, hanya cekrak cekrek, koman komen, yang sifatnya NATO(NoActionTalkOnly). Umur bumi yang semakin tua(yang berarti makin dekat ke akhir zaman) perlunya disadari oleh Orang Indonesia. Khususnya orang Jakarta, kini dengan rutinitas sibuknya harus siap diguncang gempa kapanpun. Hari Selasa, Rabu dan Jumat(Hari ini) alam Banten dan sekitarnya harus menanggung goncangan dari perut bumi. Ring of Fire, katanya.
*Silahkeun diputar bila memang kuota gembul/WiFi unlimited
Untuk Kita Renungkan - Ebiet G. Ade
Banten dan Jakarta Kembali Dilanda Gempa Siang Ini
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabupaten Lebak provinsi Banten dan sekitarnya kembali diguncang gempa bumi, Jumat (26/1/2018) pukul 11:48:23 WIB.

Gempa bumi susulan berkekuatan 4,0 SR kembali terjadi Rabu (24/1/2018) pukul 19.40.05 WIB.
Gempa kali ini berkekuatan 5,2 SR.
Adapun posisi gempa 7.23 LS, 105.99 BT atau berada di 79 km Barat Daya Lebak-Banten dengan kedalaman 11 Km.
"Kabupaten Lebak, gempa dirasakan lemah selama 3 detik dan masyarakat tidak panik," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa gempa juga dirasakan di Jakarta.
"Gempa di rasakan lemah selama 1 detik," jelasnya.
Dia tegaskan pula, gempa tidak berpotensi tsunami.
Baca: Gempa 5,2 SR Kembali Terjadi di Lebak Banten, Getarannya Terasa Hingga Jakarta dan Bogor
Kemarin, gempa bumi susulan berkekuatan 4,0 SR terjadi Rabu (24/1/2018) pada pukul 19:40:05 WIB.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi gempabumi beada di 7.30 LS, 106.50 BT.
Sumber
JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa bumi bermagnitudo 6,1, yang terjadi di barat daya Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (23/1/2018), mempunyai dampak kerusakan yang besar.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), Jumat (26/1/2018), menyatakan sebanyak 2.760 rumah rusak akibat gempa tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah rumah yang rusak itu datanya masih mungkin bertambah.
Hal ini mengingat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih terus melakukan pendataan.
"Pendataan masih dilakukan oleh BPBD. Data masih terus dilakukan verifikasi oleh BPBD hingga data by name by address. Diperkirakan jumlah kerusakan rumah bertambah," kata Sutopo, melalui siaran pers, Jumat (26/1/2018).
2.760 unit rumah rusak itu rinciannya 291 rumah rusak berat (RB), 575 rusak sedang (RS), dan 1.894 rusak ringan (RR).
Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak adalah daerah yang paling banyak terdapat kerusakan bangunan rumah karena posisinya berdekatan dengan pusat gempa.
Selain itu juga terdapat kerusakan bangunan lainnya meliputi 7 unit fasilitas peribadatan, 2 unit fasilitas kesehatan, 17 unit fasilitas pendidikan, 6 unit kantor atau gedung pemerintahan, dan 63 unit fasilitas umum. BNPB menaksir kerugian mencapai ratusan miliar rupiah.
Selain menimbulkan kerusakan materi, gempa ini juga menyebabkan 1 orang tewas. Korban bernama Nana Karyana (40), meninggal karena serangan jantung, yang mana saat gempa korban sedang memperbaiki atap genteng rumah.
"Korban kaget dan jatuh kemudian pingsan dan akhirnya meninggal dunia," ujar Sutopo.
(Baca juga: Bahagianya Siswa Tunanetra Belajar Selamatkan Diri Ketika Gempa Datang)
Sejumlah siswa tunanetra di PSBN Wyataguna saat berlari menuju lapangan dalam kegiatan simulasi bencana gempa di PSBN Wyataguna, Jalan Padjadjaran, Bandung, Jumat (26/1/2018).
Sejumlah siswa tunanetra di PSBN Wyataguna saat berlari menuju lapangan dalam kegiatan simulasi bencana gempa di PSBN Wyataguna, Jalan Padjadjaran, Bandung, Jumat (26/1/2018).(KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI)
Sementara 11 orang luka-luka di mana 7 orang luka berat dan 4 luka ringan akibat kejadian ini.
BNPB menyatakan terus memberikan bantuan terhadap korban gempa. Kepala BNPB Willem Rampangilei telah menyerahkan bantuan logistik senilai Rp 302,9 juta kepada BPBD Lebak.
Advertisment
Bantuan berupa sandang 25 paket, tenda gulung 20 lembar, karung plastik 3.000 lembar, kantung mayat 5 lembar, perlengkapan sekolah 300 paket, perlengkapan makan 160 paket, paket rekreasional 140, peralatan dapur keluarga 40, kidsware 45 paket, familykit 10 paket dan paket kesehatan keluarga 10 paket.
Selain itu juga bantuan 1 unit mobil double gardan untuk operasional BPBD.
Sutopo mengatakan, Bupati Lebak telah menetapkan Surat Keputusan Status Tanggap Darurat penanganan gempa di Kabupaten Lebak yang berlaku 14 hari mulai Selasa (23/1/2018) hingga Senin (5/2/2018).
Pihaknya menyatakan, dalam penanganan bencana tetap mengedepankan peran dan tanggung jawab Pemda Lebak dalam penanganan darurat, penyediaan logistik untuk masyarakat terdampak, dan pendataan rumah yang rusak untuk ditetapkan dalam surat keputusan Bupati.
(Baca juga: Tips Menyelamatkan Diri Saat Gempa Bumi)
Data mengenai rumah rusak segera diverifikasi agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi cepat diselesaikan nantinya.
Berikut data kerusakan rumah berdasarkan kabupaten/kota yang dirilis BNBP :
1) Kabupaten Cianjur : 13 unit (3 RS, 10 RR)
2) Kabupaten Sukabumi : 1.525 unit (136 RB, 380 RS, 1.009 RR)
3) Kabupaten Bogor : 89 unit (15 RB, 21 RS, 53 RR)
4) Kota Bogor : 3 RR
5) Kabupaten Pandeglang : 8 unit (2 RB, 6 RR)
6) Kabupaten Lebak : 1.118 unit (138 RB, 171 RS, 809 RR). Kerusakan meluas dan tersebar di 19 kecamatan
7) Kabupaten Serang : 4 RR
8) DKI Jakarta kerusakan ringan pada gedung kantor dan fasilitas umum
sumber
Manusia DKI.Jakarta, Banten, dan Jabar-bar(Jawa Barat bagian barat) musti sadar. Akhir2 ini kita sebagai manusia yang berdiri di tanah ini mengais rizki sehari hari, malam ketemu pagi, dan pagi pun berganti malam kembali. Apalagi hiruk pikuk ibukota yang situasi makin tak tentu. Banjir, macet, santapan sehari-hari yang membuat Jakarta keras. Orang-orang termasuk kita yang tinggal di tanah ini juga ikut terkeraskan hatinya. Hanya peduli dengan sendiri dan Stupid-phone nya. Ujaran kebencian di medsos pun menjadi hal yang lumrah, entah karena itulah kita semakin jauh daripadaNya. Sampah dibuang gak pake mikir, kalau banjir gimana ya...
Giliran gempa kemarin selasa yang sampai 6 SR membuat heboh seantero DKIJakarta,B.a.n.t.e.n, dan jabar-bar. Bogor dan sukabumi seakan tanahnya mau diajak dangdutan. Tanah di Jakarta pun juga begitu. Karena pusatnya di banten, pelabuhanratu sono dikit. Kira-kira begini percakapannya:
Sesar Banten: Ah, gua goyang dulu ah... Ayo Bro sukabumi sama banten ikut.
TanahBanten: Hayuk Bro... bosen kan diem mulu, statis. Ajakin si Bogor ama sekalian kawen2nya tuh.
TanahSukaBumi: Yok ikut.
Kemudian mereka berpegangan tangan
Tanahsuka: Bro, ikut ga?
TanahBogor: Wayo GOYANG! TANJAP JAK! biar orang-orang di tanah ini kesentil
TanahJkt: Lets Go Wae lah... biarin retak dikit gedung sama rumah2 biar manusia sini pada insap.
Percakapan diatas terjadi bila Tanah punya kesadaran. Namun rencana Ilahi mengatakan bahwa pada hari selasa, 23 januari 2018 sebagian jabar,jakarta dan banten akan digoncang gempa. Ini bukan salah siapapun, dan tak ada hubungannya pada pilkada jabar. Kelakuan masyarakat masa kini apalagi makin dekat ke ibukota makin menjadi. Pola pikir modern bukannya membuat kita tambah waras, namun malah membuat orang tambah sarap gara-gara tak mengerti apa yang dilakuinya.
3 hari kita merasakan gempa. Apa perbuatan masyarakat Jakarta dan sekitarnya saat ini? Mengapa Tuhan menyentil kita? Bahkan saudara-saudara kita di banten harus menanggung dampak yang lebih besar. Tak Adakah yang berbelas kasihan? beberapa dari mereka berteriak karena kehilangan kerabat dan harta benda. Sama juga di Jakarta, teriakkan para kaum yang membutuhkan sudah bergema, masih saja telinga kita tersumbat.
Tiap pagi orang berlomba2 dengan kendaraannya untuk pergi bekerja. Sangking padatnya, lalulintas dilawan, EGOIS!
Coba kalian berpikir, apa salah kita selama ini? Sampah... Hujatan dan sumpah serapah... materialismS E N S O R. Orang Jakarta sangking kerasnya hidup sampai lupa padaNya. Sentilan dengan gempa ini saya akui membuat saya teringat kembali tentangNya. Semua harus berhenti sejenak dari aktivitasnya, menyadari bahwa ada yang lebih besar daripada segalanya di alam semesta ini. Di planet kita, Bumi, umat manusia sudah dipenuhi keserakahan dan kesombongan di tahun yang menurut kalender mereka sudah menginjak 2018 masehi. Orang Indonesia beragama, sepatutnya kita berpaling kembali kepada Tuhan. Cobalah lepas dari hal buruk yang mengikat kita.
Semoga gempa ini menjadi bahan renungan buat kita. Kenerakaan yang ada di tubuh manusia DKIJakarta,Banten,Jawa Barat sudah seharusnya dilepas karena sudah sepatutnya disentil oleh Tuhan. Pertanyaannya, apa tunggu penyesalan datang belakangan?
3 Hari ini untuk kita jadikan renungan. Semua hari adalah anugerah, dan itu benar. Namun 3 hari ini merupakan titik balik dengan maksud rancanganNya untuk masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya. Agar kita merenung salah dan dosa kita di hari-hari belakangan ini.



Untuk itulah kita intropeksi diri, apakah selama ini kita sudah benar? Semohga peristiwa ini menyadarkan kita dan bersandar padaNya.
Sekian curahan hatiku, kiranya bisa kita renungkan.
pendekar.hitam
SUMBER:
Pemikiran TS, Portal berita(kompas&tribunnews), dan google image
Quote:
Selamat siang dimanapun ente berada. Zaman kini makin tak menentu. Anak-anak(atau yang biasa disebut kids zaman now, atau apalah) melakukan perbuatan-perbuatan yang aneh, nol koma sekian persen mungkin karena mutasi DNA, tapi itu smua gara-gara kita tak pernah peduli, hanya cekrak cekrek, koman komen, yang sifatnya NATO(NoActionTalkOnly). Umur bumi yang semakin tua(yang berarti makin dekat ke akhir zaman) perlunya disadari oleh Orang Indonesia. Khususnya orang Jakarta, kini dengan rutinitas sibuknya harus siap diguncang gempa kapanpun. Hari Selasa, Rabu dan Jumat(Hari ini) alam Banten dan sekitarnya harus menanggung goncangan dari perut bumi. Ring of Fire, katanya.

*Silahkeun diputar bila memang kuota gembul/WiFi unlimited

Untuk Kita Renungkan - Ebiet G. Ade
Quote:
Banten dan Jakarta Kembali Dilanda Gempa Siang Ini
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabupaten Lebak provinsi Banten dan sekitarnya kembali diguncang gempa bumi, Jumat (26/1/2018) pukul 11:48:23 WIB.

Gempa bumi susulan berkekuatan 4,0 SR kembali terjadi Rabu (24/1/2018) pukul 19.40.05 WIB.
Gempa kali ini berkekuatan 5,2 SR.
Adapun posisi gempa 7.23 LS, 105.99 BT atau berada di 79 km Barat Daya Lebak-Banten dengan kedalaman 11 Km.
"Kabupaten Lebak, gempa dirasakan lemah selama 3 detik dan masyarakat tidak panik," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa gempa juga dirasakan di Jakarta.
"Gempa di rasakan lemah selama 1 detik," jelasnya.
Dia tegaskan pula, gempa tidak berpotensi tsunami.
Baca: Gempa 5,2 SR Kembali Terjadi di Lebak Banten, Getarannya Terasa Hingga Jakarta dan Bogor
Kemarin, gempa bumi susulan berkekuatan 4,0 SR terjadi Rabu (24/1/2018) pada pukul 19:40:05 WIB.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi gempabumi beada di 7.30 LS, 106.50 BT.
Sumber
Quote:
2.760 Rumah Rusak Akibat Gempa di Banten, Kemungkinan Masih Bertambah
JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa bumi bermagnitudo 6,1, yang terjadi di barat daya Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (23/1/2018), mempunyai dampak kerusakan yang besar.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), Jumat (26/1/2018), menyatakan sebanyak 2.760 rumah rusak akibat gempa tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah rumah yang rusak itu datanya masih mungkin bertambah.
Hal ini mengingat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih terus melakukan pendataan.
"Pendataan masih dilakukan oleh BPBD. Data masih terus dilakukan verifikasi oleh BPBD hingga data by name by address. Diperkirakan jumlah kerusakan rumah bertambah," kata Sutopo, melalui siaran pers, Jumat (26/1/2018).
2.760 unit rumah rusak itu rinciannya 291 rumah rusak berat (RB), 575 rusak sedang (RS), dan 1.894 rusak ringan (RR).
Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak adalah daerah yang paling banyak terdapat kerusakan bangunan rumah karena posisinya berdekatan dengan pusat gempa.
Selain itu juga terdapat kerusakan bangunan lainnya meliputi 7 unit fasilitas peribadatan, 2 unit fasilitas kesehatan, 17 unit fasilitas pendidikan, 6 unit kantor atau gedung pemerintahan, dan 63 unit fasilitas umum. BNPB menaksir kerugian mencapai ratusan miliar rupiah.
Selain menimbulkan kerusakan materi, gempa ini juga menyebabkan 1 orang tewas. Korban bernama Nana Karyana (40), meninggal karena serangan jantung, yang mana saat gempa korban sedang memperbaiki atap genteng rumah.
"Korban kaget dan jatuh kemudian pingsan dan akhirnya meninggal dunia," ujar Sutopo.
(Baca juga: Bahagianya Siswa Tunanetra Belajar Selamatkan Diri Ketika Gempa Datang)
Sejumlah siswa tunanetra di PSBN Wyataguna saat berlari menuju lapangan dalam kegiatan simulasi bencana gempa di PSBN Wyataguna, Jalan Padjadjaran, Bandung, Jumat (26/1/2018).
Sejumlah siswa tunanetra di PSBN Wyataguna saat berlari menuju lapangan dalam kegiatan simulasi bencana gempa di PSBN Wyataguna, Jalan Padjadjaran, Bandung, Jumat (26/1/2018).(KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI)
Sementara 11 orang luka-luka di mana 7 orang luka berat dan 4 luka ringan akibat kejadian ini.
BNPB menyatakan terus memberikan bantuan terhadap korban gempa. Kepala BNPB Willem Rampangilei telah menyerahkan bantuan logistik senilai Rp 302,9 juta kepada BPBD Lebak.
Advertisment
Bantuan berupa sandang 25 paket, tenda gulung 20 lembar, karung plastik 3.000 lembar, kantung mayat 5 lembar, perlengkapan sekolah 300 paket, perlengkapan makan 160 paket, paket rekreasional 140, peralatan dapur keluarga 40, kidsware 45 paket, familykit 10 paket dan paket kesehatan keluarga 10 paket.
Selain itu juga bantuan 1 unit mobil double gardan untuk operasional BPBD.
Sutopo mengatakan, Bupati Lebak telah menetapkan Surat Keputusan Status Tanggap Darurat penanganan gempa di Kabupaten Lebak yang berlaku 14 hari mulai Selasa (23/1/2018) hingga Senin (5/2/2018).
Pihaknya menyatakan, dalam penanganan bencana tetap mengedepankan peran dan tanggung jawab Pemda Lebak dalam penanganan darurat, penyediaan logistik untuk masyarakat terdampak, dan pendataan rumah yang rusak untuk ditetapkan dalam surat keputusan Bupati.
(Baca juga: Tips Menyelamatkan Diri Saat Gempa Bumi)
Data mengenai rumah rusak segera diverifikasi agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi cepat diselesaikan nantinya.
Berikut data kerusakan rumah berdasarkan kabupaten/kota yang dirilis BNBP :
1) Kabupaten Cianjur : 13 unit (3 RS, 10 RR)
2) Kabupaten Sukabumi : 1.525 unit (136 RB, 380 RS, 1.009 RR)
3) Kabupaten Bogor : 89 unit (15 RB, 21 RS, 53 RR)
4) Kota Bogor : 3 RR
5) Kabupaten Pandeglang : 8 unit (2 RB, 6 RR)
6) Kabupaten Lebak : 1.118 unit (138 RB, 171 RS, 809 RR). Kerusakan meluas dan tersebar di 19 kecamatan
7) Kabupaten Serang : 4 RR
8) DKI Jakarta kerusakan ringan pada gedung kantor dan fasilitas umum
sumber
Quote:
Manusia DKI.Jakarta, Banten, dan Jabar-bar(Jawa Barat bagian barat) musti sadar. Akhir2 ini kita sebagai manusia yang berdiri di tanah ini mengais rizki sehari hari, malam ketemu pagi, dan pagi pun berganti malam kembali. Apalagi hiruk pikuk ibukota yang situasi makin tak tentu. Banjir, macet, santapan sehari-hari yang membuat Jakarta keras. Orang-orang termasuk kita yang tinggal di tanah ini juga ikut terkeraskan hatinya. Hanya peduli dengan sendiri dan Stupid-phone nya. Ujaran kebencian di medsos pun menjadi hal yang lumrah, entah karena itulah kita semakin jauh daripadaNya. Sampah dibuang gak pake mikir, kalau banjir gimana ya...
Giliran gempa kemarin selasa yang sampai 6 SR membuat heboh seantero DKIJakarta,B.a.n.t.e.n, dan jabar-bar. Bogor dan sukabumi seakan tanahnya mau diajak dangdutan. Tanah di Jakarta pun juga begitu. Karena pusatnya di banten, pelabuhanratu sono dikit. Kira-kira begini percakapannya:
Sesar Banten: Ah, gua goyang dulu ah... Ayo Bro sukabumi sama banten ikut.
TanahBanten: Hayuk Bro... bosen kan diem mulu, statis. Ajakin si Bogor ama sekalian kawen2nya tuh.
TanahSukaBumi: Yok ikut.
Kemudian mereka berpegangan tangan
Tanahsuka: Bro, ikut ga?
TanahBogor: Wayo GOYANG! TANJAP JAK! biar orang-orang di tanah ini kesentil
TanahJkt: Lets Go Wae lah... biarin retak dikit gedung sama rumah2 biar manusia sini pada insap.
Percakapan diatas terjadi bila Tanah punya kesadaran. Namun rencana Ilahi mengatakan bahwa pada hari selasa, 23 januari 2018 sebagian jabar,jakarta dan banten akan digoncang gempa. Ini bukan salah siapapun, dan tak ada hubungannya pada pilkada jabar. Kelakuan masyarakat masa kini apalagi makin dekat ke ibukota makin menjadi. Pola pikir modern bukannya membuat kita tambah waras, namun malah membuat orang tambah sarap gara-gara tak mengerti apa yang dilakuinya.
3 hari kita merasakan gempa. Apa perbuatan masyarakat Jakarta dan sekitarnya saat ini? Mengapa Tuhan menyentil kita? Bahkan saudara-saudara kita di banten harus menanggung dampak yang lebih besar. Tak Adakah yang berbelas kasihan? beberapa dari mereka berteriak karena kehilangan kerabat dan harta benda. Sama juga di Jakarta, teriakkan para kaum yang membutuhkan sudah bergema, masih saja telinga kita tersumbat.
Tiap pagi orang berlomba2 dengan kendaraannya untuk pergi bekerja. Sangking padatnya, lalulintas dilawan, EGOIS!
Coba kalian berpikir, apa salah kita selama ini? Sampah... Hujatan dan sumpah serapah... materialismS E N S O R. Orang Jakarta sangking kerasnya hidup sampai lupa padaNya. Sentilan dengan gempa ini saya akui membuat saya teringat kembali tentangNya. Semua harus berhenti sejenak dari aktivitasnya, menyadari bahwa ada yang lebih besar daripada segalanya di alam semesta ini. Di planet kita, Bumi, umat manusia sudah dipenuhi keserakahan dan kesombongan di tahun yang menurut kalender mereka sudah menginjak 2018 masehi. Orang Indonesia beragama, sepatutnya kita berpaling kembali kepada Tuhan. Cobalah lepas dari hal buruk yang mengikat kita.
Semoga gempa ini menjadi bahan renungan buat kita. Kenerakaan yang ada di tubuh manusia DKIJakarta,Banten,Jawa Barat sudah seharusnya dilepas karena sudah sepatutnya disentil oleh Tuhan. Pertanyaannya, apa tunggu penyesalan datang belakangan?
3 Hari ini untuk kita jadikan renungan. Semua hari adalah anugerah, dan itu benar. Namun 3 hari ini merupakan titik balik dengan maksud rancanganNya untuk masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya. Agar kita merenung salah dan dosa kita di hari-hari belakangan ini.
Quote:



Untuk itulah kita intropeksi diri, apakah selama ini kita sudah benar? Semohga peristiwa ini menyadarkan kita dan bersandar padaNya.
Sekian curahan hatiku, kiranya bisa kita renungkan.
pendekar.hitam
SUMBER:
Pemikiran TS, Portal berita(kompas&tribunnews), dan google image
0
2.4K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan