Kaskus

Entertainment

saltedeggloverAvatar border
TS
saltedegglover
Siapkah kamu menikah? Cari tahu di sini!
JAKARTA, KOMPAS.com -- Berapakah uang yang Anda persiapkan untuk acara pernikahan? Apakah biaya menikah kini terasa mahal bagi kantong Anda?

Siapkah kamu menikah? Cari tahu di sini!

Memang tingkat inflasi yang tinggi di Indonesia membuat banyak biaya barang dan jasa meningkat dari tahun ke tahun. Namun survei yang dilakukan aplikasi pencari jodoh SweetRing, pada Agustus 2017, menemukan fakta bahwa pasangan di Indonesia pada umumnya, rela menghabiskan 40 juta rupiah untuk acara perkimpoian mereka.

Anggaran ini telah meningkat dibandingkan survei yang diadakan oleh wedding blog populer Bridestory pada Januari 2017. Dalam survei Bridestory, orang Indonesia rata-rata rela menghabiskan 35 juta rupiah untuk pesta perkimpoian dengan 25-50 tamu undangan.

SweetRing dalam pernyataannya juga menemukan bahwa selama beberapa tahun terakhir, wanita di Indonesia memiliki harapan yang lebih tinggi terhadap pesta perkimpoian dan gaji pasangannya.

Siapkah kamu menikah? Cari tahu di sini!

Hasil survei tersebut menunjukkan, 61 persen wanita yang disurvei menginginkan gaji bulanan pasangannya mencapai minimum 12 juta rupiah sebelum mereka menerima lamaran pernikahan.

Namun, pandangan para pria ternyata berbeda. 67 persen pria yang disurvei beranggapan bahwa dengan bergaji Rp 9 juta rupiah per bulan, mereka telah siap untuk menikah.

Menurut para responden wanita, Rp 12 juta adalah gaji minimum pasangan mereka sebelum mereka berkata ya kepada pasangan mereka untuk menikah. Para wanita meyakini kondisi tersebut akan membuat kehidupan mereka terjamin setelah menikah.

Salah satu pengguna SweetRing, Rini, berkata, "Setiap tahun, berbagai harga kebutuhan meningkat, karena itu Rp 12 juta adalah gaji minimum yang wajar untuk seorang suami agar mereka bisa membiayai sebuah keluarga."

Di samping tingginya standar gaji untuk pasangan mereka. Setiap wanita juga menginginkan pernikahan mereka berlangsung dengan megah dan tidak terlupakan, karena itu 60 persen dari wanita rela menghabiskan biaya 50 juta untuk biaya pernikahan mereka, sedangkan 59 persen dari para pria hanya rela mengeluarkan biaya 30 juta untuk pernikahan mereka.

Pria merasa bahwa pesta perkimpoian yang berlebihan hanya akan menyenangkan tamu undangan. Dengan melonjaknya biaya kebutuhan setiap tahun, pesta perkimpoian yang terlalu besar hanya akan menghabiskan uang pengantin.

"Yang penting adalah saya dan pasangan saya menikah, bukan besarnya acara pesta." ujar Agung, 29 tahun, salah satu pengguna SweetRing.

Karena itu, sebelum memutuskan "I do,", selidiki dulu aset dan liability calon pasangan Anda. Jangan takut akan dianggap matre, karena memang sebaiknya ini dilakukan untuk menyelamatkan kehidupan perkimpoian kelak. Cinta memang penting, tapi keamanan finansial juga perlu diperhatikan. Ingat, banyak perkimpoian kandas gara-gara faktor ekonomi.

Oke, cobalah hitung berapa nilai aset yang dimiliki oleh calon pasangan Anda. Berapa liability (utang dan kewajiban) yang menjadi beban calon pasangan Anda?

Siapkah kamu menikah? Cari tahu di sini!

Asset - Liability = Net Worth

Pertanyaannya kemudian, apakah Anda tetap mau menikah dengan kekasih bila ternyata dia memiliki net worth sebesar minus Rp 250 juta, sedangkan gaji dia hanya sebesar Rp 5 juta dan gaji Anda pun sebesar itu?

Bila Anda dan pasangan sama-sama lajang dan belum pernah menikah, berangkat dari kelas ekonomi yang sama, dan memiliki net worth yang sama kecil atau besarnya, mungkin Anda bisa mengabaikan financial check up ini. Namun, bila Anda berada dalam dua kondisi di bawah ini, sangat disarankan untuk melakukannya sebelum telanjur melangkah ke penghulu.

1. Anda dan dia berasal dari kelas ekonomi yang berbeda.
Misalnya Anda berasal dari keluarga yang sangat kaya, sementara si dia entah dari mana. Walau Anda dalam rentang usia yang setara, tetapi bila terjadi gap yang terlampau jauh, maka hal ini perlu diwaspadai, apakah pernikahan ini memiliki motif ekonomi? Pasalnya, saat ini sangat banyak perkimpoian yang dilatarbelakangi oleh motif ekonomi atau "perbaikan nasib". Sebenarnya hal itu sah-sah saja, sepanjang kedua belah pihak telah memahami posisi ekonomi masing-masing dan menerima dengan pikiran sadar dan hati yang lapang dan tulus.

2. Si dia pernah menikah
Financial check up seperti ini juga berlaku bagi mereka yang akan menikah pernah mengalami pernikahan sebelumnya. Jadi bila calon pasangan Anda pernah menikah sebelumnya, cobalah cari tahu untuk hal-hal berikut ini:
a. Apakah dia menduda karena kematian atau perceraian?
b. Apakah dia memiliki kewajiban atau tanggung jawab pada istri atau anak-anak dari perkimpoiannya yang pertama?
c. Berapa bagian dari gaji calon pasangan yang harus diberikan kepada keluarga lamanya, dan berapa sisanya untuk keluarga yang akan Anda bangun bersamanya?
d. Berapa total asset and liability serta net worth yang akan dibawa ke dalam perkimpoian Anda dengannya? Apabila Anda memiliki net worth sebesar, katakanlah Rp 10 miliar, namun calon Anda yang duda itu memiliki total net worth minus Rp 20 miliar, akibat utang bisnis di mana-mana dan utang bank. Serta semua asetnya telah diagunkan juga ke bank. Apakah Anda mau "mengorbankan" dan "menukarkan" aset Adna dengan cinta kekasih Anda? Poinnya di sini adalah:

"Apakah cinta Anda akan tetap utuh dan indah, bila ternyata dalam perkimpoian Anda, menghasilkan akumulasi net worth yang buruk?"

"Apakah Anda akan tetap mencintai pangeran yang tampan namun memiliki utang yang sangat besar dan membahayakan Anda?"

Keputusan di tangan Anda, namun kebahagiaan dan penderitaan menjadi konsekuensinya. Ingatlah, hidup ini tak cukup hanya dengan cinta.

Karena itu, jangan buru-buru menikah vroh! mendingan cari duit sampe mapan dulu emoticon-Ngakak


sumber
0
1.7K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan