- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
KARMA, Sebuah Balasan Ataukah Sebuah Ujian?


TS
ucln
KARMA, Sebuah Balasan Ataukah Sebuah Ujian?

Quote:
Siapa disini yang suka main ke sub forum SFTH(Stories From The Heart)? Lalu cerita mana yang jadi favorit kalian dan selalu ditunggu-tunggu updetan terbarunya, bahkan tiap satu jam sekali bolak balik cuma buat ngecek index ceritanya doang?
Dalam menulis sebuah cerita di SFTH, para penulis dihadapkan kepada sebuah tantangan besar, yaitu bagaimana mendapatkan atensi dari pembaca. Ada yang mengandalkan alur cerita yang membuat kita berdecak kagum, ada juga dengan mengusung penulisan yang mumpuni sebagai andalan. Dan sedikit sekali yang bisa menggabungkan keduanya sekaligus didalam sebuah cerita.
Sebuah thread yang berjudul Karma gue rasa berhasil menggabungkan dua unsur diatas. Jalan cerita yang bakal bikin para pembaca baper serta cara penyampaian yang ringan tapi berkelas. Dengan gaya tulisannya, pengandaian-pengandaian serta kejadian demi kejadian yang disampaikan berhasil bikin gue gregetan pengen nimpukin yang punya cerita dengan satu truk bata.
Thread hasil tulisan agan Angchimo ini menceritakan perjalanan sang tokoh utama (Bagus) dalam menghadapi badai karma yang datang menyapa sebagai balasan atas apa yang telah diperbuat di masa lalu. Ataukah sebagai bentuk ujian bagi dirinya dalam mengarungi samudra percintaan menuju pelabuhan cinta terakhirnya?
Seperti yang kita tau, bagian prolog dalam sebuah cerita memegang peranan yang sangat penting dalam menarik minat pembaca. Dalam thread ini prolog pun ditulis dengan sangat berkelas:
Dan berikut adalah salah satu part terbaru yang bahkan belum diupdate di thread tersebut (sampai saat thread ini dibikin):
Nah buat kalian yang merasa tertarik dan penasaran dengan akhir pencarian cinta sejatinya Bagus, silahkan menuju TKP. Buat yang nantinya merasa kesal dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh Bagus didalam cerita, silahkan lemparin TSnya dengan bata sepuasnya
Dalam menulis sebuah cerita di SFTH, para penulis dihadapkan kepada sebuah tantangan besar, yaitu bagaimana mendapatkan atensi dari pembaca. Ada yang mengandalkan alur cerita yang membuat kita berdecak kagum, ada juga dengan mengusung penulisan yang mumpuni sebagai andalan. Dan sedikit sekali yang bisa menggabungkan keduanya sekaligus didalam sebuah cerita.
Sebuah thread yang berjudul Karma gue rasa berhasil menggabungkan dua unsur diatas. Jalan cerita yang bakal bikin para pembaca baper serta cara penyampaian yang ringan tapi berkelas. Dengan gaya tulisannya, pengandaian-pengandaian serta kejadian demi kejadian yang disampaikan berhasil bikin gue gregetan pengen nimpukin yang punya cerita dengan satu truk bata.
Thread hasil tulisan agan Angchimo ini menceritakan perjalanan sang tokoh utama (Bagus) dalam menghadapi badai karma yang datang menyapa sebagai balasan atas apa yang telah diperbuat di masa lalu. Ataukah sebagai bentuk ujian bagi dirinya dalam mengarungi samudra percintaan menuju pelabuhan cinta terakhirnya?
Seperti yang kita tau, bagian prolog dalam sebuah cerita memegang peranan yang sangat penting dalam menarik minat pembaca. Dalam thread ini prolog pun ditulis dengan sangat berkelas:
Quote:
Prolog
Cinta, bagi sebagian orang, ga lebih dari kumpulan realita yang bertentangan dengan harapan. Dimana setiap janji yang kita gores di kaki langit seakan ga ada maknanya. Menguap, kemudian lenyap dilucuti kerasnya kehidupan.
Seiring berjalannya waktu, gue memahami satu hal; bahwa cinta ga melulu soal sepasang senyawa yang saling memiliki. Cinta ga harus selalu berdampingan. Cinta ga musti bergandengan tangan seiring sejalan. Cinta, tak ubahnya tangan yang menengadah ke langit, dipenuhi doa dan penyerahan diri atas apa yang mungkin layak kita dapatkan, bertemu seseorang yang kelak kita sebut belahan jiwa, kemudian belajar menjalani takdir masing-masing.
Gue bukan Romeo yang rela mati buat Juliet. Gue bukan Spiderman yang bersembunyi di balik topeng demi menyelamatkan Mary Jane. Gue, Bagus. Seonggok daging yang memiliki nama, segumpal darah yang mengendap dalam hidup yang gelap, sepotong senyawa yang kosong, melayang-layang di tengah semesta dan jatuh ke dunia yang fana, lalu mengenal cinta.
Dan setelah berulang kali belajar memahami cinta, gue kini jatuh dari ke-fana-an menuju hampa. Hingga sekarang di lemari cita-cita gue, cuma ada beberapa lembar puisi, mimpi-mimpi setengah jadi, pengorbanan yang gagal jadi sebuah persembahan, harapan yang tengah diperjuangkan, dan.. Namanya..
Serta beberapa penggal cerita yang akan gue sajikan disini.
Cinta, bagi sebagian orang, ga lebih dari kumpulan realita yang bertentangan dengan harapan. Dimana setiap janji yang kita gores di kaki langit seakan ga ada maknanya. Menguap, kemudian lenyap dilucuti kerasnya kehidupan.
Seiring berjalannya waktu, gue memahami satu hal; bahwa cinta ga melulu soal sepasang senyawa yang saling memiliki. Cinta ga harus selalu berdampingan. Cinta ga musti bergandengan tangan seiring sejalan. Cinta, tak ubahnya tangan yang menengadah ke langit, dipenuhi doa dan penyerahan diri atas apa yang mungkin layak kita dapatkan, bertemu seseorang yang kelak kita sebut belahan jiwa, kemudian belajar menjalani takdir masing-masing.
Gue bukan Romeo yang rela mati buat Juliet. Gue bukan Spiderman yang bersembunyi di balik topeng demi menyelamatkan Mary Jane. Gue, Bagus. Seonggok daging yang memiliki nama, segumpal darah yang mengendap dalam hidup yang gelap, sepotong senyawa yang kosong, melayang-layang di tengah semesta dan jatuh ke dunia yang fana, lalu mengenal cinta.
Dan setelah berulang kali belajar memahami cinta, gue kini jatuh dari ke-fana-an menuju hampa. Hingga sekarang di lemari cita-cita gue, cuma ada beberapa lembar puisi, mimpi-mimpi setengah jadi, pengorbanan yang gagal jadi sebuah persembahan, harapan yang tengah diperjuangkan, dan.. Namanya..
Serta beberapa penggal cerita yang akan gue sajikan disini.
Dan berikut adalah salah satu part terbaru yang bahkan belum diupdate di thread tersebut (sampai saat thread ini dibikin):
Quote:
Part xx
Apakah kalian pernah merasa amat sangat mengharapkan sesuatu, namun hingga terlalu lama menunggu dan membuat harapan itu runtuh di pecundangi waktu? Lalu, ketika kalian mulai melangkah dan menemukan harapan baru, ada satu moment dalam hidup kalian dimana kalian kembali mendapatkan kesempatan untuk memugar kembali harapan yang telah runtuh itu, apa yang akan kalian lakukan?
Memulai kembali apa yang telah lama berakhir bukanlah hal yang mudah. Setidaknya begitu menurut gue. Dan iya, dalam hidup ini kadang lo akan bertemu dengan pilihan antara yang mudah dengan yang benar.Tapi lo harus tau, bahwa Jalan yang mudah bukan berarti sesuatu yang salah, dan pilihan yang benar ga melulu sesuatu yang sulit. Keduanya tampak berimbang dan terlihat seperti pilihan terbaik.
Tapi, lo selalu punya alasan untuk mengatakan tidak pada hal-hal yang pernah hampir membunuh lo. Misalnya, pada orang-orang yang pernah membiarkan lo terombang-ambing hidup tanpa tujuan. Dan bagi gue, orang itu adalah Liana.
“Enggak Li. Aku ga akan hancurin apa yang udah aku bangun, demi orang yang pernah memilih menyerah dan pergi dari hidup aku.” Jawab gue setelah menggunakan beberapa saat untuk memilih kata.
Ga bisa di pungkiri, gue melihat setetes air jatuh dari mata Liana. Ia berusaha mengkedipkan matanya untuk menghapus sisa genangan disana. Dan itu terasa menyakitkan bagi siapapun yang melihatnya.
“Sampai selama ini, kamu masih berpikir hubungan kita berakhir karna ego aku sendiri Gus?”
“Iya.”
“Kamu ga pernah berpikir banyaknya hal yang kamu lakuin udah nyakitin aku?”
“Seenggaknya, bukan aku yang milih buat akhirin semuanya, Li.”
“Dan setelah berulang kali aku maafin kamu, dan ngasih kamu kesempatan buat memperbaikinya, kamu sama sekali...”
“Liana!!!” Gue sedikit ngotot dan jengkel dengan ucapan-ucapan Liana kali ini.
“I have never been perfect. Aku udah lakuin banyak banget kesalahan. Aku tau. Tapi bukan berarti kamu bisa jadiin itu sebagai alasan buat pergi, mengabaikan aku, atau berusaha ngebenci aku.”
“...” Liana kini terdiam dan menundukkan wajahnya.
“Aku, Li, yang selama ini nyoba buat minta maaf dan minta ketemu kamu. Minta waktu kamu buat jelasin seberapa nyeselnya aku kehilangan kamu. Tapi, apa yang aku dapet? Kamu abaikan doang Li. Sampe akhirnya aku mutusin buat terus jalan dan nyari harapan baru buat hidup aku.”
“Tapi aku selalu nunggu...”
“Jangan pernah bilang kamu nunggu aku, tapi disaat yang bersamaan kamu merencanakan masa depan kamu sama orang lain. Jangan naif Li. Please, kita Cuma lagi sama-sama kebawa perasaan doang.”
Liana menghapus jejak basah di pipinya. Kemudian memaksakan senyum. Gue tau betul bagaimana palsunya senyum yang tengah ia pasang demi menghentikan air mata yang sebenernya ingin ia tumpahkan.
Gue pamit ke toilet, berniat mencuci wajah untuk menyegarkan kembali pikiran gue. Gue yakin apa yang gue ucapkan dan gue lakukan adalah hal yang tepat. Meski gue harus berbohong pada Putri, setidaknya gue harap ga ada lagi rasa menggantung dalam hati gue setelah pertemuan gue dengan Liana hari ini.
Sekembalinya dari toilet. Gue mengambil tas yang gue tinggalkan di meja. Gue mengeluarkan handphone untuk mengecek apakah ada chat dari Putri.
Gue melihat ada sebuah notifikasi email masuk. Dari layanan banking system. Gue membukanya dan mendapati sebuah transferan ke rekening gue. Dan ada pesan dalam transferan tersebut yang ternyata dari Putri.
"Ini uang tabunganmu"
Gue hampir menjatuhkan handphone dari pegangan gue saat membaca kalimat tersebut.
“Tadi Putri nelpon Gus. Maaf ya aku angkat. Kebiasaan soalnya.” Ucap Liana dengan wajah tanpa dosa dan rasa bersalah.
Gue membuka aplikasi whatsapp dan mendapati pesan chat dari Putri yang juga sudah dibuka, pasti oleh Liana.
Putri: "Silahkan kamu bangun jalan pulang kamu sama Mbak Liana"
Putri: "Aku udah transfer uang tabunganmu yang dititip ke aku."
Seketika gue menundukkan kepala kemudian merebahkannya keatas meja. Berulang kali gue telah mengutuk diri atas segala kebodohan yang pernah gue lakukan dalam hidup gue. Namun kali ini, rasanya begitu menyakitkan ketika kesalahan itu harus gue lakukan pada orang yang amat sangat gue sayangi. Hingga gue ga tau harus dengan cara apa memperbaikinya.
Apakah kalian pernah merasa amat sangat mengharapkan sesuatu, namun hingga terlalu lama menunggu dan membuat harapan itu runtuh di pecundangi waktu? Lalu, ketika kalian mulai melangkah dan menemukan harapan baru, ada satu moment dalam hidup kalian dimana kalian kembali mendapatkan kesempatan untuk memugar kembali harapan yang telah runtuh itu, apa yang akan kalian lakukan?
Memulai kembali apa yang telah lama berakhir bukanlah hal yang mudah. Setidaknya begitu menurut gue. Dan iya, dalam hidup ini kadang lo akan bertemu dengan pilihan antara yang mudah dengan yang benar.Tapi lo harus tau, bahwa Jalan yang mudah bukan berarti sesuatu yang salah, dan pilihan yang benar ga melulu sesuatu yang sulit. Keduanya tampak berimbang dan terlihat seperti pilihan terbaik.
Tapi, lo selalu punya alasan untuk mengatakan tidak pada hal-hal yang pernah hampir membunuh lo. Misalnya, pada orang-orang yang pernah membiarkan lo terombang-ambing hidup tanpa tujuan. Dan bagi gue, orang itu adalah Liana.
“Enggak Li. Aku ga akan hancurin apa yang udah aku bangun, demi orang yang pernah memilih menyerah dan pergi dari hidup aku.” Jawab gue setelah menggunakan beberapa saat untuk memilih kata.
Ga bisa di pungkiri, gue melihat setetes air jatuh dari mata Liana. Ia berusaha mengkedipkan matanya untuk menghapus sisa genangan disana. Dan itu terasa menyakitkan bagi siapapun yang melihatnya.
“Sampai selama ini, kamu masih berpikir hubungan kita berakhir karna ego aku sendiri Gus?”
“Iya.”
“Kamu ga pernah berpikir banyaknya hal yang kamu lakuin udah nyakitin aku?”
“Seenggaknya, bukan aku yang milih buat akhirin semuanya, Li.”
“Dan setelah berulang kali aku maafin kamu, dan ngasih kamu kesempatan buat memperbaikinya, kamu sama sekali...”
“Liana!!!” Gue sedikit ngotot dan jengkel dengan ucapan-ucapan Liana kali ini.
“I have never been perfect. Aku udah lakuin banyak banget kesalahan. Aku tau. Tapi bukan berarti kamu bisa jadiin itu sebagai alasan buat pergi, mengabaikan aku, atau berusaha ngebenci aku.”
“...” Liana kini terdiam dan menundukkan wajahnya.
“Aku, Li, yang selama ini nyoba buat minta maaf dan minta ketemu kamu. Minta waktu kamu buat jelasin seberapa nyeselnya aku kehilangan kamu. Tapi, apa yang aku dapet? Kamu abaikan doang Li. Sampe akhirnya aku mutusin buat terus jalan dan nyari harapan baru buat hidup aku.”
“Tapi aku selalu nunggu...”
“Jangan pernah bilang kamu nunggu aku, tapi disaat yang bersamaan kamu merencanakan masa depan kamu sama orang lain. Jangan naif Li. Please, kita Cuma lagi sama-sama kebawa perasaan doang.”
Liana menghapus jejak basah di pipinya. Kemudian memaksakan senyum. Gue tau betul bagaimana palsunya senyum yang tengah ia pasang demi menghentikan air mata yang sebenernya ingin ia tumpahkan.
Gue pamit ke toilet, berniat mencuci wajah untuk menyegarkan kembali pikiran gue. Gue yakin apa yang gue ucapkan dan gue lakukan adalah hal yang tepat. Meski gue harus berbohong pada Putri, setidaknya gue harap ga ada lagi rasa menggantung dalam hati gue setelah pertemuan gue dengan Liana hari ini.
Sekembalinya dari toilet. Gue mengambil tas yang gue tinggalkan di meja. Gue mengeluarkan handphone untuk mengecek apakah ada chat dari Putri.
Gue melihat ada sebuah notifikasi email masuk. Dari layanan banking system. Gue membukanya dan mendapati sebuah transferan ke rekening gue. Dan ada pesan dalam transferan tersebut yang ternyata dari Putri.
"Ini uang tabunganmu"
Gue hampir menjatuhkan handphone dari pegangan gue saat membaca kalimat tersebut.
“Tadi Putri nelpon Gus. Maaf ya aku angkat. Kebiasaan soalnya.” Ucap Liana dengan wajah tanpa dosa dan rasa bersalah.
Gue membuka aplikasi whatsapp dan mendapati pesan chat dari Putri yang juga sudah dibuka, pasti oleh Liana.
Putri: "Silahkan kamu bangun jalan pulang kamu sama Mbak Liana"
Putri: "Aku udah transfer uang tabunganmu yang dititip ke aku."
Seketika gue menundukkan kepala kemudian merebahkannya keatas meja. Berulang kali gue telah mengutuk diri atas segala kebodohan yang pernah gue lakukan dalam hidup gue. Namun kali ini, rasanya begitu menyakitkan ketika kesalahan itu harus gue lakukan pada orang yang amat sangat gue sayangi. Hingga gue ga tau harus dengan cara apa memperbaikinya.
Nah buat kalian yang merasa tertarik dan penasaran dengan akhir pencarian cinta sejatinya Bagus, silahkan menuju TKP. Buat yang nantinya merasa kesal dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh Bagus didalam cerita, silahkan lemparin TSnya dengan bata sepuasnya

Quote:
Kalau berkenan boleh dong dikasih Rate 5 & lemparan BATAnya
Quote:
Diubah oleh ucln 18-01-2018 00:09


anasabila memberi reputasi
1
22.4K
Kutip
146
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan