Munculnya Puti Guntur Soekarno dan Perang Trah Presiden yang (Sementara) Terelakkan
TS
widoko
Munculnya Puti Guntur Soekarno dan Perang Trah Presiden yang (Sementara) Terelakkan
Mundurnya Azwar Anas dari kontestasi politik di Jawa Timur (Jatim) memunculkan nama yang benar-benar unpredictable. Sebelumnya nama yang santer terdengar bakal menggantikan Anas adalah Tri Wismaharini dan Kanang (Budi Sulistyono). Wali Kota Surabaya dan Bupati Ngawi yang dari segi prestasi dan elektabilitas menyeruak ke puncak. Ternyata dugaan banyak pemangat meleset. Pada last munite yang muncul adalah Puti Guntur Soekarno.
Puti Guntur Soekarno
Tampilnya Puti menegaskan sekali lagi kentalnya budaya politik "Trah" di Indonesia. Hal ini dikuatkan oleh statement Budi Sulistyono (Jawa Pos, (10/11) bahwa salah satu alasan pemilihan Puti adalah adanya Trah Soekarno yang ada pada dirinya. Trah Soekarno diharapkan mampu menyedot animo pemilih dalam pemilu nanti.
Spoiler for Trah Soekarno:
Pada kancah politik nasional, Trah Sang Proklamator masih tetap eksis dari zaman ke zaman. Sempat meredup pada era Orde Baru, lalu kembali berkibar saat era reformasi. Itu ditandai dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Megawati yang memenangi Pemilu setelah 32 tahun.
Nama besar Sang Ayah sedikit banyak mengantarkan Megawati sebagai Presiden. Lalu secara induksional mempengaruhi terpilihnya Puan Maharani sebagai anggota DPR, dan sekarang menjadi menteri dalam kabinet Jokowi. Selain tiga "Sri Kandi" itu, dalam perpolitikan nasional masih ada Prananda Prabowo (putra Megawati) yang aktif di balik layar PDIP dan Didi Mahardika (putra Sukmawati) anggota DPR. Tapi bedanya, nama terakhir bukan berkendaraan PDIP, melainkan partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Spoiler for Trah Cendana:
Selain Trah Sukarno, yang mempunyai kekuatan sangat besar pada masanya adalah Trah Cendana. Tapi semenjak Presiden Suharto lengser tahun 1998 sampai dengan tahun 2014 tidak ada keluarga Cendana yang sukses dalam percaturan politik nasional . Siti Herdianti Rukmana gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2004. Tomy Soeharto gagal menguasai Golkar pada Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa) di Riau tahun 2009.
Pada tahun 2014, Trah presiden Suharto ini mulai menunjukkan kebangkitan. Melalui pemilihan legislatif (Pileg) yang diusung partai Golkar, Siti Herdiati Hariyadi berhasil menjadi anggota DPR tahun 2014-2019. Bahkan wanita yang akrab dipanggil Titiek Soeharto tersebut menduduki posisi sebagai dewan Pakar partai pengusungnya.
Spoiler for Trah Wahid:
Trah selanjutnya adalah Trah keluarga presiden Abdur Rahman Wahid (Gus Dur) atau disebut dengan Trah Wahid Hasyim. Trah ini bermuara pada pahlawan nasional K.H Wahid Hasyim, putra K.H. Hasyim Asy'ari yang juga pahlawan nasional dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Pada era reformasi Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai ini mempunyai basis massa yang cukup besar dari kalangan Nahdliyin (anggota NU). Partai inilah yang mengantarkan Gus Dur menjadi presiden Indonesia menggantikan B. J. Habibie tahun 1999.
Dalam perjalanannya, PKB pecah menjadi dua kubu, kubu Gus Dur dan Muhaimin Iskandar. Karena yang diakui secara syah kubu Muhaimin, maka putri Gus Dur, Yenny Wahid beraktifitas di luar PKB. Meski demikian, ternyata popularitasnya mampu menarik Prabowo untuk meminangnya sebagai calon gubernur Jatim (Kompas.com).
Spoiler for Trah Cikeas:
Yang terakhir adalah Trah Cikeas. Trah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini adalah kekuatan baru dalam perpolitikan Indonesia. Meski demikian bisa dikatakan kemunculan Trah ini cukup fenomenal. Senjatanya adalah Partai Demokrat. Partai yang notabene yang mampu mengantarkan pendirinya menduduki jabatan sebagai Presiden RI sampai dua periode.
Pada tahun 2016 SBY mengambil langkah cukup mengejutkan dengan mencalonkan putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon gubernur Jakarta. Gatot Nurmantyo, Panglima TNI saat itu sangat menyayangkan karena Pangeran Cikeas sedang berada di jalur emas dan dipersiapkan menjadi Pemimpin TNI (Kompas, 23/09/16).
Tapi perhitungan SBY sepertinya lain. Ada misi jangka panjang yang ia persiapkan, yaitu melanjutkan Trah Cikeas di Demokrat. Dan hal itu terbukti dengan elektabilitas yang lumayan bagus. Berdasarkan hasil polltraking ia menempati urutan ke 2 di bawah mantan panglimanya dengan selisih 0,4% (Kompas.com,27/11/17). Bahkan jika dipasangkan dengan Presiden Joko Widodo, duet petahana dengan AHY menempati urutan teratas.
Spoiler for Perang politik Kedepan:
Mencermati dinamika politik masing-masing trah dan basis masa di belakangnya, ke depan sepertinya akan ada tiga trah yang akan ambil bagian dalam perpolitikan nasional yaitu Trah Sukarno dengan PDIP, Trah Wahid dengan basis NU dan Trah Cikeas dengan basis partai Demokrat. Karena basis masa dan partai yang berbeda, bisa jadi ke depan akan ada persaingan antara trah tersebut.
Spoiler for perang Jatim:
Adu sakti "Trah" tersebut sejatinya bisa terjadi pada Pilkada Jatim tahun 2018 ini antara Puti Guntur dan Yenni, andai Yenni Wahid mau menerima "pinangan" Prabowo untuk menjadi kontestan. Namun demikian, "perang" yang sementara tertunda ini ke depan akan sangat mungkin terjadi. Hal itu berdasarkan fenomena Pilkada Jatim yang dari tahun ke tahun memunculkan tokoh yang sama. Contoh yang paling hangat adalah pertarungan Gus Ipul dan Khofifah yang harus sampai jilid III.
Spoiler for perang Nasional:
Sedang di tingkat nasiona pertarungan antara AHY dan Puan Maharani sangat terbuka untuk terjadi. Tentu bukan pada pemilu 2019, tetapi setelahnya.
Mengapa AHY? Menurut berbagai lembaga survey sekarang Sang Pangeran Cikeas sudah potensial sebagai Cawapres. Mengingat umurnya yang masih muda dan dukungan partai yang kuat, bukan tidak mungkin di 2024 ia akan muncul sebagai Capres.
Mengapa Puan? Sekitar medio Maret- April 2017 tersiar kabar bahwa Megawati akan pensiun dari Ketua Umum PDIP. Dan jika benar-benar pensiun suara internal partai menginginkan penggantinya dari Trah Soekarno. Dan nama terkuat yang muncul adalah Puan Maharani, disusul kakaknya Prananda Prabowo (Kompas.com, 04/04/17).
Dalam dinamika politik apapun bisa terjadi. Dan jika pertarungan "Trah" presiden kita benar-benar terjadi, kita sebagai rakyat hanya bisa berdoa semoga itu adalah pertarungan kualitas, bukan fanatisme apalagi pengkultusan...
Diubah oleh widoko 15-01-2018 10:04
0
1.2K
Kutip
5
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru