Di masa berlalu cara memandang tentang demisexuality yang biasanya terikat kuat dalam masyarakat dalam ikatan pernikahan, pansexuality dan bicurious yang biasa tertarik tanpa peduli jenis kelamin, itupun sudah menjadi suatu hal yang rumit untuk di jelaskan. Di tengah keriuhan cara pandang tersebut, era teknologi jaman now trending dimulai sudah dengan istilah digi seksual.


Tertarik pada kecanggihan teknologi secara digital maupun produk digital yang ditanamkan dalam benda mati. Boneka yang di tanamkan AI ( Artificial Intelligence alias kecerdasan buatan) kini mulai di kembangkan. Dan pertumbuhan produksinya konon kabarnya semakin canggih dan cepat pula.

Tahun 2015 lalu di beritakan pula adanya kemunculan robot seks bernama Roxxxy serta RealDoll atau boneka cerdas bernama RealBotix di California. Kemunculan hal tersebut menuai pro kontra bahkan ada yang khawatir ini merupakan titik awal kepunahan manusia. A.I. Artificial Intelligence, yang dulunya merupakan film drama fiksi ilmiah, buatan amerika tahun 2001 garapan steven spielberg, kini nampaknya mulai di wujudkan dalam bentuk nyata. Jika dulu kita memandang film tersebut hanya sebagai khayalan kini mulai berubah pemikiran yang melamunkan bahwa filem tersebut adalah sebuah ramalan.


RealBotix Di lengkapi dengan kecerdasan buatan, robot seks ini diklaim memiliki kemampuan merespon, memiliki emosi, hingga memiliki kepribadian. seram sekali nampaknya ini. Matt McMullen, sebagai kreator di RealDoll , selama bertahun-tahun dia berupaya mewujudkan robot boneka sex yang canggih tersebut. Pihaknya kuat berasumsi bahwa banyak orang akan mendapatkan manfaat dengan memiliki boneka seks tersebut.

Proyek inipun sempat menuai pro kontra. Kampanye tentang penolakan kehadiran robot seks pun berlangsung gencar di beberapa negara. Walaupun ga gencar gencar amat. Para pengamat yang terus mengkhawatirkan tentang perkembangan AI cenderung bersuara agar Matt McMullen memikirkan dampak negatif dari proyek robot seks yang di jalankan nya.

Banyak yang khawatir jika produksi robot seks cerdas tersebut tumbuh tanpa kendali, hubungan antara manusia khususnya soal seksualitas (laki-laki dan perempuan) akan mengalami guncangan dahsyat. Akan tetapi Matt McMullen beranggapan bahwa pemikiran tersebut adalah cara pandang yang sempit dalam melihat teknologi. Walau begitu si mamat tetap memaklumi kehawatiran masyarakat tersebut. Gile lu mat mat.

Selain persoalan robot seks fenomena virtual porn kini juga turut menambah kekhawatiran masyarakat global. Ada beberapa saluran pornografi di luar negeri sekarang menawarkan konten 3D yang dapat diakses menggunakan headset, Aktivitas seperti permainan online dan 3DXChat hingga ke program yang memungkinkan orang untuk berinteraksi secara seksual satu sama lain dengan hanya menggunakan avatar perlahan di telaaah dan di tingkatkan programnya.

Dalam sebuah riset yang di terbitkan dalam " Jurnal Of Sexual and Relationship Therapy " peneliti etika dari universitas manitoba mengatakan; kedepan perlu adanya persiapan program psikoterapis untuk mengantisipasi efek gangguan kejiwaan yang bisa timbul dari era digiseksualitas ini.

Banyak orang mengatakan mereka memiliki pengalaman lebih mendalam ketika menggunakan permainan online dan program virtualisasi seksualitas tersebut. Pengalaman menggunakan robot seks dan program virtual yang ada rata rata bernada puas. Ini yang kembali menjadi hal yang perlu di khawatirkan. Ke khawatiran akan adanya robot cerdas yang bisa memenuhi kepuasan seksual manusia, serta program tiga dimensi seputar itu akan mengganggu hubungan seksual antara manusia, menjadi bukan tanpa alasan.

Produksi robot seks, walaupun masih di nilai prematur, namun mereka perlahan di lengkapi dengan kecerdasan buatan dengan sensor maksimal. Dari mulai responsible hingga bisa di setting agar terlihat perawan atau bekas terus di kembangkan.

Stephen Hawking merupakan salah satu ilmuwan yang mengkhawatirkan akan penggunaan dan produksi masal kecerdasan buatan. Stephen Hawking memperingatkan bahaya AI yang sebutkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam kehidupan manusia. Bahkan, menurut mamang steven, manusia dapat digeser dan digantikan oleh produk kecerdasan buatan dalam beberapa waktu mendatang.

Pada penutupan kali ini, sebetulnya tak perlu terlalu risau dengan pertumbuhan industri boneka seks. Sensasi cinta dan kebutuhan emosional manusia tentu tidak mungkin di dapat dari sebuah boneka. Kecuali orang orang yang memang memiliki kelainan.

Namun yang perlu di khawatirkan bila nanti para robot yang di produksi dan di lengkapi kemampuan kecerdasan buatan yang juga mampu upgrade otomatis dan berkembang itulah yang menjadi momok yang menakutkan. Seraaaaaaaaam