Capung, sebuah serangga yang mana selalu hidup di sekitar kita gan sis. Bagi generasi 90an, capung merupakan salah satu hewan yang sangat mudah ditemui. Bahkan mungkin sebagian kamu dulu ada yang suka bermain menangkap capung. Dulu capung tidak hanya ada satu jenis, namun jenis capung beraneka ragam, Dari yang mulai ukurannya terkecil sampai ukurannya terbesar. Dulu masih kecil bermain dengan capung atau dalam istilah Jawa "Ndok Iyek/Kinjeng" merupakan hal biasa, menangkapnya terus, diterbangkan dengan benang jahit diikat di ekornya. Jaman era 90an hal tersebut sudah merupakan permainan yang menyenangkan.Namun sangat disayangkan, saat ini capung keberadaannya mulai langka. Jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, keberadaan capung saat ini sangat sedikit. Bahkan di beberapa tempat capung sudah sangat susah ditemukan.
Quote:
1. Sebut Saja namaku Capung
Capung atau sibar-sibar dan Capung Jarum / Kinjeng adalah kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Kedua macam serangga ini jarang berada jauh-jauh dari air, tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Namanya dalam bahasa daerah adalah papatong (Sd.), kinjeng (Jw.), coblang (Jw.), kasasiur (bjn), tjapung
Capung (subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum (subordo Zygoptera). Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya.
Quote:
2. Habitat ku di .....................
Capung dan capung jarum menyebar luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau, hingga ke pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenisnya, umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit. Capung jarum biasanya terbang dengan lemah, dan jarang menjelajah jauh.
Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun. Capung meletakkan telurnya pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang senang dengan air menggenang, namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa.
Quote:
3. Si Capung merupakan indikator tempat yang bersih
Keberadaan serangga ini dikalangan orang, merupakan indikasi bahawasanya tempat habitatnya merupakan tempat yang bersih. Dengan perkembangan jaman yang mana habitat si serangga ini mulai terusik dan susah ditemui mungkin karena faktor Ekologis lingkungan. Dimana-mana sawah, hutan, sampai pepohonan sudah hilang secara perlahan dengan bergantinya dengan bangunan beton. Di tengah dunia yang sedang digerogoti pencemaran air, capung bisa menjadi bioindikator. Artinya, capung menjadi indikator air bersih dan lingkungan sehat karena kehidupan capung tak dapat dipisahkan dengan air.Sebelum menjadi capung dewasa, capung hidup sebagai serangga air selama beberapa bulan, bahkan tahun. Sebagian besar dari bakal capung itu tak mampu hidup tanpa air bersih, sedangkan sebagian kecil mampu toleran air yang tidak bersih. Inilah fakta dari sosok si Capung sebagai bio-indikator perairan dan lingkungan yang sehat. Ketika kawasan atau daerah kita yang dulu saat masih kecil banyak capung, kini tidak lagi ada capung sudah dapat dipastikan kalo kawasan/daerah yang ditempati sudah banyak tercemari. Jadi, yuk untuk keuntungan bersama, untuk menyeimbangkan antara kehidupan alam agar lebih harmoni lagi, kita hidupkan kembali udara bersih dengan cara peduli dengan hewan disekitar kita.
Quote:
4. Si Capung dan Pak Tani
Kehidupan capung bisa dikatakan selalu bermanfaat. Saat masih menjadi nimfa ia dapat mengontrol jentik-jentik nyamuk dan ketika sudah menjadi capung ia dapat membantu mengendalikan hawa wereng yang mengganggu tanaman padi di persawahan karena ia merupakan predator bagi hama wereng. Namun sayangnya kini populasi capung sudah jauh berkurang sehingga untuk mengendalikan hama wereng terpaksa digunaka pestisida yang sarat bahan kimia sehingga berpotensi merusak lingkungan. Secara tidak langsung si capung memang sangat membantu petani sebagai preadtor untuk mengontrol populasi wereng ketika petani mau panen .
Quote:
5. Si capung teman anak-anak
Capung teman anak-anak. Setiap kali melihat capung, mereka berlarian ingin menangkapnya. Ada yang menggunakan tangan, ada pula yang memakai tas plastik, dan ada juga yang menjeratnya dengan getah nangka yang lengket. Capung mengajari anak-anak mengenal alam. Capung memancing anak-anak bermain di luar rumah, menyusuri pematang sawah, berkubang di air, dan bersentuhan dengan rimbunnya dedaunan. Namun, kini capung tak mudah dilihat dan didapat. Capung telah pergi dari depan halaman rumah, sawah, dan aliran-aliran sungai kecil. Dan, tak banyak lagi anak-anak yang mengikat ekor capung dengan seutas tali untuk diadu ketinggian terbangnya dengan capung lain.
Ketika Lingkungan sudah tercemar, populasi serangga yang pernah menjadikan sebuah indikator kebersihan hilangppun, kita perlu bijak untuk menjaga alam kita gan sis. Si Capung /Kinjeng mungkin 10 tahun kedepan mungkin akan lebih susah kita temui, kecuali di daerah yang belum tergerus oleh polusi udara, limbah pabrik, dan pencemaran lainnya. Semoga Si Capung masih dapat kita lihat di sekitar kita gan sis. Demikian Terima kasih
Sumber : Wikipedia, Kompas, google
