Ada yang pergi ada yang datang ┗(^0^)┓Mengenang tsunami Aceh
TS
babygani86
Ada yang pergi ada yang datang ┗(^0^)┓Mengenang tsunami Aceh
Minggu 26 Desember 2004, jam menunjukkan angka 07.58.53 Waktu Indonesia bagian Barat. Hanya dalam hitungan 500 hingga 600 detik, ratusan ribu saudara kita di Banda Aceh tersapu gempa dan gelombang dahsyat Tsunami 9,3 Skala Richter. Ratusan ribu sekejap meregang nyawa, dan juga puluhan ribu hilang tak ditemukan jasadnya.
Quote:
Teringat pada Bedu Saini, seorang fotografer yang teguh mengabadikan detik-detik yang teramat mencekam itu, termasuk saat ia memotret seorang laki-laki hebat yang nekat terjun ke sungai untuk selamatkan seorang bayi yang mengambang di tumpukan sampah. Tetapi setibanya di rumah, Bedu Saini tidak lagi menemukan ibunya, putrinya yang berusia 16 tahun dan 4 bulan karena ikut tersapu gelombang. Organisasi Pewarta Foto Indonesia (PFI) kemudian menobatkan fotografer asal Aceh yang juga Redaktur Foto Harian Serambi Indonesia ini sebagai 'Fotografer Sepanjang Masa'. Penghargaan diberikan karena Bedu Saini sudah berkarya dalam dunia jurnalistik selama 25 tahun dan menjadi orang pertama yang mendapat penghargaan ini selama organisasi PFI hadir di Indonesia. Bedu Saini yang hadir langsung menerima anugerah tersebut mengucapkan terima kasih kepada pengurus PFI Pusat dan dewan juri yang telah memberikan penghargaan itu kepadanya.
Quote:
Juga teringat bocah pesisir pantai desa Tibang Syiah Kuala yang menggunakan kostum timnas Portugal nomor 10 Rui Costa, Martunis namanya. Minggu pagi, 26 Desember 2004, Martunis berencana bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan sepak bola kampung. Ia bahkan sudah memakai kostum tim nasional Portugal bajakan yang ia beli di Banda Aceh. Tiba-tiba datang gelombang tsunami. Martunis yang saat itu baru duduk di kelas III SD bersama ibunya, Salwa; kakak laki-laki, Nurul A'la (12 tahun); dan adiknya, Annisa (2 tahun), berupaya menyelamatkan diri dengan menumpang pikap tetangganya. Pada saat itu, bapaknya sedang bekerja di tambak. Saat digulung ombak tsunami, pikap pun tenggelam. Martunis, ibu, dan dua saudaranya tenggelam bersama mobil yang ditumpangi. Ibu, kakak, dan adiknya hilang terseret arus tsunami sehingga berpisah selamanya. Adapun Martunis terbawa gelombang dan muncul ke permukaan air. Foto Martunis, bocah kelas III SD yang selama 19 hari terombang-ambing di laut tersangkut di hutan bakau, beredar di dunia maya seusai bencana tsunami pada 2004. Hal yang menarik, ketika diselamatkan, Martunis mengenakan kaus sepak bola tim nasional Portugal. Ronaldo menyempatkan menemui Martunis di Aceh dan memberinya beasiswa untuk sekolah. Tapi semua itu tidak bisa mengembalikan ibundanya yang hilang tak ditemukan hingga kini, bersama Salwa, Nurul, Ala, dan Anisah saudari-saudarinya; hilang tersapu gelombang diantara 128 ribuan nyawa yang melayang dan 90 ribu jasad yang hilang entah kemana.
Martunis kemudian diberikan tiga permintaan oleh Cristiano Ronaldo pada 2015. Momen tersebut bermula saat dia mendapatkan beasiswa dari Sporting Foundations untuk belajar ilmu sepak bola dari klub masa junior Ronaldo, Sporting CP. Ronaldo memberi hadiah iPhone 7 untuk Martunis, Saat itu Martunis mengatakan bahwa dirinya kesulitan berkomunikasi jarak jauh karena belum punya ponsel. Permintaan kedua Martunis yang juga dikabulkan adalah menyaksikan langsung pertandingan Real Madrid di Santiago Bernabeu. Ketiga, Martunis meminta Ronaldo membantu pengobatan ayahnya yang menderita katarak.
Quote:
Jerit kematian dan keperihan itu masih menari di depan mata hingga hari ini, lebih dari 13 tahun setelah kejadian itu. Tapi hidup harus terus berjalan. Saudara-saudaraku di ujung Barat negeriku tetap tegar berdiri hingga kini. Menata dan menatap hidupnya bersama saudara- saudaranya di seluruh Indonesia, tidak melulu terserap ke masa lalu yang penuh seduh sedan dan berlinang air mata. Saudara-saudara kita rakyat Aceh dan sejumlah warga dunia lainnya juga tersapu tsunami, adalah orang-orang terpilih untuk berpulang bersama-sama ke Surga, karena Tuhan telah berjanji tak akan memberi cobaan yang melebihi kemampuan umat-Nya.
Ada yang pergi ada yang datang. Itulah kodrat kehidupan. Seperti juga keluarnya orang dalam hidupmu yang akan datang pengganti barunya.Saudaraku di Aceh, doa kami tak putus untukmu selalu. Badai pasti berlalu, dan damai pasti bersamamu. Tapi doa ini tidak untuk pemilik rekening gendut yang berasal dari uang haram. Resolusi 2018 kami, Indonesia yang damai, Aceh negeriku yang damai dan tidak ada toleransi terhadap sampah masyarakat: Para Koruptor.