Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengkritik sikap sebagian masyarakat Indonesia yang masih merasa punya status sosial lebih baik bila sudah mengkonsumsi produk dari luar negeri. Ia antara lain mencontohkan soal produk ikan olahan yang diimpor dari Jepang, padahal bahan mentahnya sebetulnya berasal dari Indonesia.

"Jadi ikan-ikan kita itu sebetulnya dua kali mati, pertama saat ditangkap lalu diekspor ke Jepang, dan kemudian sewaktu diolah dan diekspor balik oleh Jepang ke Indonesia," kata Enggar disambut tawa seratusan warga Indonesia yang berdiaspora di Jepang, Selasa (28/11/2018).

Acara dialog yang dipandu Duta Besar RI Untuk Jepang, Arifin Tasrif, itu berlangsung di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT). Turut hadir dalam acara itu Utusan Khusus Presiden Bidang Investasi Jepang, Rachmat Gobel; dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor, Nasional Arlinda.

Tapi karena tak punya paspor, Enggar melanjutkan dan kembali disambut tawa hadirin, ikan-ikan itu tak bisa ditanya sebenarnya negara asal mereka dari mana.

Politisi Partai Nasdem menyampaikan humor tersebut merespons keluhan dan tuntutan seorang pengusaha Indonesia yang biasa mengekspor ikan tuna ke Jepang. Si pengusaha perempuan itu mengeluhkan soal masih tingginya tarif yang dikenakan, sehingga kalah bersaing dengan ikan Vietnam dan Thailand.

"Kami berharap sih ya bisa diturunkan sampai nol persen," ujarnya.

Enggar mengakui, masalah perikanan dan pertanian termasuk dua isu yang akan dibicarakan dalam perundingan dengan pihak Jepang. Hanya saja dia mengingatkan dalam setiap hubungan dagang mesti ada timbal balik.

"Tapi saya tentu akan bicarakan isu ini dengan Ibu Susi (Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti) apa yang mesti kita perjuangkan, dan hal-hal lain. Nanti kita perjuangkan saat bicara dengan Jepang," ujarnya.

https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-3748017/mendag-ikan-indonesia-mati-dua-kali