Siapa yang tidak kenal Winston Churchill, walau anda ketiduran saat pelajaran sekolah, tetapi ada banyak film, novel bahkan games yang menghadirkan dirinya sehingga sosoknya masuk ke media mainstream. seperti yang kita ketahui Churchill adalah seorang pribadi yang kharismatik, orator yang begitu ulung dengan energi yang meledak-ledak. berkat kharisma dan pidatonya-lah rakyat inggris bisa dibangunkan dari rasa takut akan kekalahan pada PD 2 dan mampu bangkit melawan dengan sepenuh hati.

Kemampuan yang sama juga ia gunakan pada tingkat internasional dimana Churchill membangun hubungan dengan presiden amerika dan rakyatnya sehingga menjadi simpati terhadap perjuangan inggris. hal ini membuat banyak bantuan yang mengalir bahkan sebelum amerika terlibat langsung dalam PD 2.

Begitu ahli ia menggugah semangat lewat pidato sehingga rakyat inggris menjadi rela hidup dalam berbagai kesusahan perang tanpa banyak mengeluh. bukan hanya berbagai bahan kebutuhan sehari-hari yang dihemat karena digunakan untuk produksi keperluan perang, bahkan hingga menyangkut kepemilikan hewan peliharaan yang terpaksa disuntik mati agar tidak menjadi beban andaikata Jerman betulan melakukan invasi ke tanah inggris.



Tentu bukan saja ahli dalam pidato kenegaraan saja, sebagai politikus ia menggunakan keahliannya mengolah kata dalam percakapan sehari-hari. bahasanya menjadi berkelas, walau ia bermaksud menyudutkan atau mempermalukan tetapi dilakukan dengan begitu cerdas sehingga tidak terasa kasar, malah menimbulkan decak kagum pendengarnya. hal ini paling diingat ketika Chruchill harus meladeni salah satu politikus wanita pertama di Inggris.

Adalah seorang Nancy Astor, seorang wanita kelahiran amerika yang menjadi istri bangsawan inggris yang menjadi lawannya. Nancy adalah seorang pribadi yang unik, ia begitu pintar dan vokal sehingga beraspirasi menjadi anggota parlemen. kepintarannya berpolitik dibuktikan ketika ia berhasil menjadi anggota parlemen wanita pertama dan 1-1nya di inggris. tentu ia mendapatkan banyak tentangan karena mewakili kepentingan golongan yang berbeda. salah satunya adalah dari Churchill yang lebih konservatif.

walau Churchill menghargai wanita tetapi Nancy adalah sosok yang terlalu bertolak belakang dan memiliki visi yang terlalu muluk-muluk. apalagi Nancy juga begitu vokal tanpa banyak respect terhadap politikus senior lainnya. padahal Nancy adalah seorang anggota parlemen baru di bagian paling bawah sedangkan Churchill adalah Perdana menteri, tingkat teratas dalam pemerintahan.

Pertemuan mereka selalu diwarnai dengan adu debat yang meriah tapi classy.

pada suatu ketika Churchill berkata bahwa "memiliki seorang anggota wanita di perlemen sama seperti diganggu (didatangi wanita) ketika kita sedang di kamar kecil". Nancy membalas dengan sempurna, "anda tidak segitu ganteng sehingga perlu takut (diganggu wanita)".

dikisahkan Churchil pun membalas pada kesempatan lainnya. ketika Nancy berkata, "Winston, anda teler!" , maksudnya kurang lebih "mabok lu!" dalam salah satu diskusi panas diantara mereka. Churchill menjawab dengan kalem, "dan anda nyonya, adalah jelek. tetapi saya akan sadar besok pagi! (sedangkan anda akan tetep jelek)"



pada kejadian lain Churchill pura-pura bertanya, "samaran apa yang harus ia kenakan ke pesta topeng agar tidak dikenali?". pada saat itu Churchill jengkel karena diundang ke pesta keluarga Nancy yang mana berpotensi ia harus ramah tamah dengan seluruh anggota, kerabat dan keluarga Nancy. sebuah prospek pesta yang kelam bagi Churchill.

mendengar itu, Nancy menjawab sopan, "bagaimana kalau anda datang dalam keadaan sadar tuan perdana menteri?" ejekan terselubung yang dahsyat, mengatakan bahwa Churchill hanya dikenali dalam keadaan mabuk, atau tele. sehingga apabila datang dalam keadaan sadar maka tidak akan ada yang mengenali.

Karena perseteruan yang semakin panas, akhirnya mereka berdua tidak pernah diundang secara bersamaan karena bisa memicu masalah. namun sebagai politikus terkadang mau tidak mau mereka menerima undangan ke acara yang sama. pada salah satu pertemuan langka tersebut terjadi adu debat yang paling kasar diantara mereka dimana Winston memenangkannya dengan cerdik.

dalam perdebatan politis yang sengit, Nancy mencoba mengakhirinya dengan berkata, "kalau anda adalah suamiku sudah (sejak lama) saya racuni teh mu!," lalu Winston dengan semangat yang sama menjawab, "nyonya, kalau saya adalah suamimu, maka akan saya minum!" dengan artian, lebih baik mati daripada hidup bersama Nancy. ouch... :goyang



"pertengkaran" yang terjadi tentu mengundang banyak decak tawa yang tertahan di antara penonton. ternyata lawan debat terberat seorang Winston Churchill bukannya politikus senior lainnya tetapi seorang wanita bernama Lady Viscountess Nancy Astor. walau kejadian di atas tidak semua diakui tetapi juga bukan karangan karena muncul pada catatan teman-teman mereka.

Winston sendiri memang terkenal ulung dan lucu. walau sulit dibuktikan tetapi ada banyak kisah mengenai dirinya. seperti pada suatu waktu Churchill diundang ke sebuah resepsi di Kanada dan kebetulan duduk berdekatan dengan seorang rohaniawan. seorang pelayan wanita datang membawakan minuman beralkohol ringan seperti biasa. Churchil mengambil satu gelas. sedangkan sang rohaniawan menolak dan berkata, "gadis muda, saya lebih baik berbuat tidak senonoh daripada minum minuman yang memabukkan."

mendengar itu Churchill tidak kuasa membalasnya, "eh gadis kembali ke sini, saya tidak tahu kalau kita punya pilihan (berbuat tidak senonoh atau mabuk-mabukan)". sebuah reply yang pedas karena si rohaniawan salah pilih kata yang fatal.


https://en.wikipedia.org/wiki/Winston_Churchill
https://en.wikipedia.org/wiki/Nancy_...countess_Astor
https://madamedepique.wordpress.com/...s-nancy-astor/
http://www.independent.co.uk/news/uk...s-8878622.html
http://www.telegraph.co.uk/news/poli...ever-said.html