- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Sweet Vanilla
![petrusadiwijaya](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/12/13/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
petrusadiwijaya
Sweet Vanilla
Spoiler for For Lucia:
Tulisan ini di tulis untuk seorang wanita terbaik yang pernah bertahta di hati ini dahulu.
Walau kita tidak pernah mungkin bersatu, ketahuilah, apabila kehidupan yang akan datang itu benar benar eksis, maka aku akan tetap mengenali dan menemukanmu.
dan aku tidak akan melepaskanmu
lagi...
Walau kita tidak pernah mungkin bersatu, ketahuilah, apabila kehidupan yang akan datang itu benar benar eksis, maka aku akan tetap mengenali dan menemukanmu.
dan aku tidak akan melepaskanmu
lagi...
![Sweet Vanilla](https://s.kaskus.id/images/2014/05/29/6776879_20140529071545.jpg)
Quote:
Prolog
Bila cinta berarti adalah merelakan
apakah itu cinta sejati?
Bila cinta sejati berarti adalah melepaskan
apakah akan ada kebahagiaan?
Apakah akan ada kebahagiaan saat salah satu pihak harus terluka..
dan lebih lebih,apakah akan ada kebahagiaan apabila penyesalan selalu datang menghantui?
Inilah kisah tentang persahabatan penyesalan dan cinta sejati
belenggu cinta yang begitu menyiksa,
tersiksa? kamu yakin itu cinta?
Bila cinta berarti adalah merelakan
apakah itu cinta sejati?
Bila cinta sejati berarti adalah melepaskan
apakah akan ada kebahagiaan?
Apakah akan ada kebahagiaan saat salah satu pihak harus terluka..
dan lebih lebih,apakah akan ada kebahagiaan apabila penyesalan selalu datang menghantui?
Inilah kisah tentang persahabatan penyesalan dan cinta sejati
belenggu cinta yang begitu menyiksa,
tersiksa? kamu yakin itu cinta?
-----
2009
Jakarta
Peter.
Quote:
Teriknya panas matahari tak mampu menghentikan langkah ku untuk pergi ke daerah selatan jakarta, tempat kami biasa berkumpul dan berlatih, maklum kejurnas tingkat sma sudah semakin dekat, kami yang menjadi harapan teman teman sekolah kami untuk membawa prestasi dan kebanggan, ya kami adalah tim basket sekolah santa angelica 02 jakarta.
Dan nama saya adalah Peter
Tahun ini duduk di kelas XI sma santa agelica 02 jakarta.
“Woi lama amat loe baru nyampe b*dat!”
teriakan yang sangat akrab ditelingaku
“nyante nyet, lo kira gue lewat atas, dari ujung ke ujung ini”
sahut ku gak kalah keras
“alasan aja kau b*dat” jawabnya
“gak usah ngegas woi monyet!”Jawabku
Begitulah aku dan tristan, dua sahabat yang sudah bersahabat dari kami bahkan baru menginjak taman kanak kanak, tristan adalah anak tunggal yang manja, orang tua nya adalah pengusaha yang lumayan besar, bergerak dibidang eskpor dan impor, wajar tristan dibesarkan menjadi anak yang bergelimang harta, hal itu menjadikan tristan anak yang egois dan kekanak kanakan, yang dimana semua keinginan nya harus dipenuhi, dan aku yang kebanyakan harus mengalah, karena aku tau karakter tristan,
bahkan untuk urusan cinta, yang kerap kali kami menyukai perempuan yang sama.
dan aku merasa tidak akan pernah bisa menyaingi tristan,tetapi belakangan ini aku baru menyadari satu hal, bukan karena aku takut bersaing dengan tristan lah yang membuat ku sering mengalah, tetapi karena persahabatan kami.
yap.. tristan sudah menjadi seperti saudara bagiku. bagaimanapun juga aku akan tetap mengalah apabila kami menginginkan satu hal yang sama
bahkan apabila itu harus berurusan dengan hati dan cinta.
Pagi hari ini begitu mendung, entah kenapa matahari tampak malu malu bersembunyi dibelakang awan hitam yang tebal, aku pun duduk termenung di samping jendela ruang kelas, hingga bel keras membuyarkan lamunanku.
Bunyi yang mungkin dibenci hampir oleh semua murid disekolahan ini
Aku dan tristan tidak satu kelas, dia berada di kelas XI-1 ips sedangkan aku di XI-8 ipa
Dengan malas ku buka tas ku untuk mengeluarkan buku pelajaran aritmatika, hari senin dimulai dengan pelajaran aritmatika dua jam.
“Anak-anak perkenalkan ini lucia, murid pindahan dari balikpapan,ibu harap kalian bise berteman dengan baik”
Jujur aku terkesima melihat murid baru ini, wajah tirus nya,dengan rambut sedikit bergelombang, hidung mancung dan bibir tipisnya,sanggup menyihirku.
Aku pun tersadar, inikah cinta pandangan yang pertama?
“salam kenal, saya lucia, mohon bimbingannya”
Damn! Senyuman nya membuat jantung ku berhenti sepersekian detik.
Sepertinya warna baru dalam kehidupanku akan segera dimulai.
Dan nama saya adalah Peter
Tahun ini duduk di kelas XI sma santa agelica 02 jakarta.
“Woi lama amat loe baru nyampe b*dat!”
teriakan yang sangat akrab ditelingaku
“nyante nyet, lo kira gue lewat atas, dari ujung ke ujung ini”
sahut ku gak kalah keras
“alasan aja kau b*dat” jawabnya
“gak usah ngegas woi monyet!”Jawabku
Begitulah aku dan tristan, dua sahabat yang sudah bersahabat dari kami bahkan baru menginjak taman kanak kanak, tristan adalah anak tunggal yang manja, orang tua nya adalah pengusaha yang lumayan besar, bergerak dibidang eskpor dan impor, wajar tristan dibesarkan menjadi anak yang bergelimang harta, hal itu menjadikan tristan anak yang egois dan kekanak kanakan, yang dimana semua keinginan nya harus dipenuhi, dan aku yang kebanyakan harus mengalah, karena aku tau karakter tristan,
bahkan untuk urusan cinta, yang kerap kali kami menyukai perempuan yang sama.
dan aku merasa tidak akan pernah bisa menyaingi tristan,tetapi belakangan ini aku baru menyadari satu hal, bukan karena aku takut bersaing dengan tristan lah yang membuat ku sering mengalah, tetapi karena persahabatan kami.
yap.. tristan sudah menjadi seperti saudara bagiku. bagaimanapun juga aku akan tetap mengalah apabila kami menginginkan satu hal yang sama
bahkan apabila itu harus berurusan dengan hati dan cinta.
Pagi hari ini begitu mendung, entah kenapa matahari tampak malu malu bersembunyi dibelakang awan hitam yang tebal, aku pun duduk termenung di samping jendela ruang kelas, hingga bel keras membuyarkan lamunanku.
Bunyi yang mungkin dibenci hampir oleh semua murid disekolahan ini
Aku dan tristan tidak satu kelas, dia berada di kelas XI-1 ips sedangkan aku di XI-8 ipa
Dengan malas ku buka tas ku untuk mengeluarkan buku pelajaran aritmatika, hari senin dimulai dengan pelajaran aritmatika dua jam.
“Anak-anak perkenalkan ini lucia, murid pindahan dari balikpapan,ibu harap kalian bise berteman dengan baik”
Jujur aku terkesima melihat murid baru ini, wajah tirus nya,dengan rambut sedikit bergelombang, hidung mancung dan bibir tipisnya,sanggup menyihirku.
Aku pun tersadar, inikah cinta pandangan yang pertama?
“salam kenal, saya lucia, mohon bimbingannya”
Damn! Senyuman nya membuat jantung ku berhenti sepersekian detik.
Sepertinya warna baru dalam kehidupanku akan segera dimulai.
-----
Jakarta
1997
Tristan
Quote:
“Papa..papa kok jarang dirumah? Tristan kangen”
“maafin papa ya nak, papa lagi cari uang untuk biayain kamu”
“tristan gak butuh uang papa..,
tristan…”
Tuut tuut tuut
“Yah papa.. telpon nya dimatiin lagi.”
Bosan.. mending gue jalan jalan naik sepeda ke taman.
“mbok, tristan pergi ketaman dulu ya”
Gak ada jawaban, berarti boleh…
Kukayuh sepeda kecil penuh makna ini, hingga mataku terpaku oleh karena ada satu orang anak yang sedang di bully oleh anak anak yang lain.
“Dasar anak miskin, nih makan bogem gueee”
“ampun kak, jangan ganggu saya kak”
Didepan mataku, untuk pertama kali aku melihat kekerasan seperti ini.
Tiba tiba dengan dorongan kekuatan dari mana akupun turun dari sepeda ku,
“woi jangan ganggu anak itu”
Sekejap saja para berandalan itu langsung menuju ke arahku..
“anjir lu, mau apa lu ? badan kecil pala botak”
Dan aku pun gemetar.
“liat noh si botak gemeteran”
Hahahaha tawa mereka sungguh membahana dan masuk kedalam otak ku.
Jujur aku sangat ketakutan.
Baru saja anak paling gendut diantara geng mereka mau maju,tiba tiba terdengar teriakan
suara menggelegar bagai mengguncang semesta
“hei anak bandel jangan ganggu den tristan woi”
teriak ibu setengah baya sambil membawa sapu kebanggaan nya
sekonyong konyong kaburlah para berandalan itu,
“dasar berandalan”
umpatnya
aku pun berdiri, karena tadi sempat terjatuh, lebih tepatnya terduduk. sakit rasanya tangan ini karena terhantam batu, dengan kaki yang masih lemas aku pun berjalan ke arah anak yang di bully tadi,
“hei kamu gak apa2 nama ku tristan, nama kamu siapa?”
tanyaku.
“peter”
jawabnya singkat
kami pun berjabat tangan erat sekali.
setelah kejadian itu, aku punya teman yang bernama peter, dan peter pun sering kerumah ku hampir setiap hari kalau tidak hujan, untuk bermain playstation bareng.
Aku tidak kesepian lagi, perlahan aku terbiasa tanpa kehadiran ayah dan ibuku, semua itu karena peter yang selalu menemani ku bermain.
“maafin papa ya nak, papa lagi cari uang untuk biayain kamu”
“tristan gak butuh uang papa..,
tristan…”
Tuut tuut tuut
“Yah papa.. telpon nya dimatiin lagi.”
Bosan.. mending gue jalan jalan naik sepeda ke taman.
“mbok, tristan pergi ketaman dulu ya”
Gak ada jawaban, berarti boleh…
Kukayuh sepeda kecil penuh makna ini, hingga mataku terpaku oleh karena ada satu orang anak yang sedang di bully oleh anak anak yang lain.
“Dasar anak miskin, nih makan bogem gueee”
“ampun kak, jangan ganggu saya kak”
Didepan mataku, untuk pertama kali aku melihat kekerasan seperti ini.
Tiba tiba dengan dorongan kekuatan dari mana akupun turun dari sepeda ku,
“woi jangan ganggu anak itu”
Sekejap saja para berandalan itu langsung menuju ke arahku..
“anjir lu, mau apa lu ? badan kecil pala botak”
Dan aku pun gemetar.
“liat noh si botak gemeteran”
Hahahaha tawa mereka sungguh membahana dan masuk kedalam otak ku.
Jujur aku sangat ketakutan.
Baru saja anak paling gendut diantara geng mereka mau maju,tiba tiba terdengar teriakan
suara menggelegar bagai mengguncang semesta
“hei anak bandel jangan ganggu den tristan woi”
teriak ibu setengah baya sambil membawa sapu kebanggaan nya
sekonyong konyong kaburlah para berandalan itu,
“dasar berandalan”
umpatnya
aku pun berdiri, karena tadi sempat terjatuh, lebih tepatnya terduduk. sakit rasanya tangan ini karena terhantam batu, dengan kaki yang masih lemas aku pun berjalan ke arah anak yang di bully tadi,
“hei kamu gak apa2 nama ku tristan, nama kamu siapa?”
tanyaku.
“peter”
jawabnya singkat
kami pun berjabat tangan erat sekali.
setelah kejadian itu, aku punya teman yang bernama peter, dan peter pun sering kerumah ku hampir setiap hari kalau tidak hujan, untuk bermain playstation bareng.
Aku tidak kesepian lagi, perlahan aku terbiasa tanpa kehadiran ayah dan ibuku, semua itu karena peter yang selalu menemani ku bermain.
-----
2009
Jakarta
lucia
Quote:
Bunyi alarm begitu membahana di seisi ruangan bernuansa biru tosca ini, deru nya memaksa saya untuk langsung membuka mata.
mata begitu berat terbuka, karena perjalanan yang begitu melelahkan dari kalimantan ke jakarta.
semua ini karena ayah yang dipindah tugaskan karena naik jabatan.
entahlah..
apakah saya harus senang ataupun sedih.
sedih rasanya meninggalkan teman-teman yang bahkan sudah berteman dengan ku sejak kecil.
ya.. tapi hidup harus move on
positive nya sekarang saya berada di ibukota, semua lengkap disini, bahkan listrik pun jarang mati, beda dengan di kota kami dahulu.
semoga aku bisa mengawali hari ini dengan baik, dan bertemu dengan teman teman yang baik.
o iya sekilas tentang aku
namaku Lucia
Tinggi 157 cm
Rambut tebal sedikit bergelombang
dengan muka tirus dan mata yang besar
bibir tipis dan hidung mancung
itulah sekilas gambaran tentang diriku.
dan hari ini aku akan memulai kisahku di tempat yang baru, di kota ini, di kota metropolitan ini.
SMA SANTA ANGELICA 02 begitulah nama yang terpampang di depan gerbang sekolah yang tampak masih begitu asing di mataku,aku berharap setelah memasuki gerbang ini, maka aku dapat langsung menemukan teman, walaupun itu rasanya tidak mungkin. hahaha
“Ya ibu harap kalian bisa berteman dengan Lucia”
kata ibu setengah baya sang wali kelas penguasa kelas ini.
“Mohon bimbingannya” ujarku
aku pun segera dipersilahkan oleh Bu yetti, wali kelasku itu untuk duduk di sebelah seorang cowok, tepat disamping jendela, karena hanya tempat itulah yang kosong.
“permisi, boleh saya duduk sini?” tanyaku
Namun bukan nya menjawab pria ini malah menatapku dalam sekali, kulihat binar di matanya.
seketika itu aku pun meyadari sesuatu
deg...
mata begitu berat terbuka, karena perjalanan yang begitu melelahkan dari kalimantan ke jakarta.
semua ini karena ayah yang dipindah tugaskan karena naik jabatan.
entahlah..
apakah saya harus senang ataupun sedih.
sedih rasanya meninggalkan teman-teman yang bahkan sudah berteman dengan ku sejak kecil.
ya.. tapi hidup harus move on
positive nya sekarang saya berada di ibukota, semua lengkap disini, bahkan listrik pun jarang mati, beda dengan di kota kami dahulu.
semoga aku bisa mengawali hari ini dengan baik, dan bertemu dengan teman teman yang baik.
o iya sekilas tentang aku
namaku Lucia
Tinggi 157 cm
Rambut tebal sedikit bergelombang
dengan muka tirus dan mata yang besar
bibir tipis dan hidung mancung
itulah sekilas gambaran tentang diriku.
dan hari ini aku akan memulai kisahku di tempat yang baru, di kota ini, di kota metropolitan ini.
SMA SANTA ANGELICA 02 begitulah nama yang terpampang di depan gerbang sekolah yang tampak masih begitu asing di mataku,aku berharap setelah memasuki gerbang ini, maka aku dapat langsung menemukan teman, walaupun itu rasanya tidak mungkin. hahaha
“Ya ibu harap kalian bisa berteman dengan Lucia”
kata ibu setengah baya sang wali kelas penguasa kelas ini.
“Mohon bimbingannya” ujarku
aku pun segera dipersilahkan oleh Bu yetti, wali kelasku itu untuk duduk di sebelah seorang cowok, tepat disamping jendela, karena hanya tempat itulah yang kosong.
“permisi, boleh saya duduk sini?” tanyaku
Namun bukan nya menjawab pria ini malah menatapku dalam sekali, kulihat binar di matanya.
seketika itu aku pun meyadari sesuatu
deg...
-----
2009
Jakarta
Peter.
Quote:
“Sumpah tan, itu cewek cakep bener dan dia duduk disamping gue tan!”
seruku.
“gila lu, bibi kantin juga lu bilang cantik, elu mah gitu orangnya ter”
sahutnya
“buset bibi kantin?, itu mah, elu yang mupeng nyet!”
balas ku tak terima
“awas aja kalau lu naksir nyet!” tambahku.
“Kaga bakal!” bantah tristan
Dia pun berdiri mengambil makanan yang tadi dipesan, aku pun penasaran, kenapa si anak baru itu gak turun kekantin?
apa dia lagi diet? ah enggak,sudah kurus itu, atau mungkin malu? bisa jadi sih ya
yang jelas aku juga bakal malu kalau ngajak dia ke sini, kesan nya gimana gitu, dan tanpa sadar aku pun senyum2 sendiri.
sampai...
“woi nyet, mesem-mesum aje muke lu, abis bayangin apaan lo nyet?”
tiba tiba tristan datang sambil membawa makanan di tangan nya
“elu tuh mesum b*dat !”balas ku
kami pun segera menghabiskan semangkuk mie yamin merah favorite kami .
ah lucia.. sedang makan aja aku masih sempat-sempat nya kebayang muka mu.
aku pun ber inisiatif untuk membelikan sekotak susu dan roti, kalau si lucia nanya aku bilang aja titipan dari anak yang naksir dia , hehehe
skip..
“nih, tadi ada anak naksir kamu nitip ini buat kamu!” ucapku tanpa meliat muka nya gaya cuek level badass
“hah? siapa?” sahutnya
“itu anak kelas sebelah” jawabku
“iya siapa?”
“itu si tristan” jawabku
lah dalah? kok aku malah bilang dari tristan? saking gugupnya aku pun spontan bilang kalau itu dari tristan.
waduh bisa benjol nih pala di keplak si bodat!
“tristan? yang mana ya? tanyanya
“o iya bilang makasih ya” katanya
“oke nanti aku sampai kan “ kataku
kami pun segera duduk manis karena bel sudah membahana.
menandakan sebentar lagi pelajaran boring bakal dimulai.
aku pun duduk sambil menguap tanda males malesan
“nguap lu lebar amat” kata lucia
“anjay perhatiin aja lu” kataku
kami pun ketawa bareng
asli aku semakin tersihir sama tawanya, tawa lepas tanpa malu malu.
“eh lus lu tau gak kalau elu itu mirip sama seseorang deh?” tanyaku
“siapa emang” katanya
“itu lu tau gak? artis korea yang lagi naik daun sekarang ?”
“hah artis? siapa emang?” tanya nya
“song huek kyo!” seruku!
“kurang ajaar! katanya sambil ketawa terbahak-bahak”
tanpa kita sadari satu kelas menatap kita bahkan yang lebih menakutkan si pak budi, guru bahasa inggris killer itu kini berhenti menulis dan berbalik ke kita.
“hei peter apalah kau ganggu itu murid baru?” bentaknya
aku pun tertunduk
“sudah sana kau berdiri diluar aja sana!” perintahnya
aku pun berdiri lesu
baru saja ku angkat pantat untuk berdiri, ternyata lucia juga ikut berdiri.
“maaf pak,ini salah saya, saya yang ajak peter ngobrol, saya juga harus dihukum pak” katanya
aku pun hampir tak percaya dia bilang seperti itu
“ya sudah kalian berdua berdiri sana keluar” perintahnya
Kami pun keluar dan berdiri didepan kelas
sambil senyum ku pandangi wajahnya.
dan dia pun berbalik senyum padaku.
seketika waktu seperti berhenti berputar, daun daun berguguran dalam slow motion, oke ini lebayyy
hahahahah
kami pun berdiri sambil tersipu malu.
belahan hati,akhirnya aku menemukan belahan hati, yang selama ini kucari.
namanya..
lucia..
seruku.
“gila lu, bibi kantin juga lu bilang cantik, elu mah gitu orangnya ter”
sahutnya
“buset bibi kantin?, itu mah, elu yang mupeng nyet!”
balas ku tak terima
“awas aja kalau lu naksir nyet!” tambahku.
“Kaga bakal!” bantah tristan
Dia pun berdiri mengambil makanan yang tadi dipesan, aku pun penasaran, kenapa si anak baru itu gak turun kekantin?
apa dia lagi diet? ah enggak,sudah kurus itu, atau mungkin malu? bisa jadi sih ya
yang jelas aku juga bakal malu kalau ngajak dia ke sini, kesan nya gimana gitu, dan tanpa sadar aku pun senyum2 sendiri.
sampai...
“woi nyet, mesem-mesum aje muke lu, abis bayangin apaan lo nyet?”
tiba tiba tristan datang sambil membawa makanan di tangan nya
“elu tuh mesum b*dat !”balas ku
kami pun segera menghabiskan semangkuk mie yamin merah favorite kami .
ah lucia.. sedang makan aja aku masih sempat-sempat nya kebayang muka mu.
aku pun ber inisiatif untuk membelikan sekotak susu dan roti, kalau si lucia nanya aku bilang aja titipan dari anak yang naksir dia , hehehe
skip..
“nih, tadi ada anak naksir kamu nitip ini buat kamu!” ucapku tanpa meliat muka nya gaya cuek level badass
“hah? siapa?” sahutnya
“itu anak kelas sebelah” jawabku
“iya siapa?”
“itu si tristan” jawabku
lah dalah? kok aku malah bilang dari tristan? saking gugupnya aku pun spontan bilang kalau itu dari tristan.
waduh bisa benjol nih pala di keplak si bodat!
“tristan? yang mana ya? tanyanya
“o iya bilang makasih ya” katanya
“oke nanti aku sampai kan “ kataku
kami pun segera duduk manis karena bel sudah membahana.
menandakan sebentar lagi pelajaran boring bakal dimulai.
aku pun duduk sambil menguap tanda males malesan
“nguap lu lebar amat” kata lucia
“anjay perhatiin aja lu” kataku
kami pun ketawa bareng
asli aku semakin tersihir sama tawanya, tawa lepas tanpa malu malu.
“eh lus lu tau gak kalau elu itu mirip sama seseorang deh?” tanyaku
“siapa emang” katanya
“itu lu tau gak? artis korea yang lagi naik daun sekarang ?”
“hah artis? siapa emang?” tanya nya
“song huek kyo!” seruku!
“kurang ajaar! katanya sambil ketawa terbahak-bahak”
tanpa kita sadari satu kelas menatap kita bahkan yang lebih menakutkan si pak budi, guru bahasa inggris killer itu kini berhenti menulis dan berbalik ke kita.
“hei peter apalah kau ganggu itu murid baru?” bentaknya
aku pun tertunduk
“sudah sana kau berdiri diluar aja sana!” perintahnya
aku pun berdiri lesu
baru saja ku angkat pantat untuk berdiri, ternyata lucia juga ikut berdiri.
“maaf pak,ini salah saya, saya yang ajak peter ngobrol, saya juga harus dihukum pak” katanya
aku pun hampir tak percaya dia bilang seperti itu
“ya sudah kalian berdua berdiri sana keluar” perintahnya
Kami pun keluar dan berdiri didepan kelas
sambil senyum ku pandangi wajahnya.
dan dia pun berbalik senyum padaku.
seketika waktu seperti berhenti berputar, daun daun berguguran dalam slow motion, oke ini lebayyy
hahahahah
kami pun berdiri sambil tersipu malu.
belahan hati,akhirnya aku menemukan belahan hati, yang selama ini kucari.
namanya..
lucia..
-----
2009
Jakarta
Tristan
Quote:
“Si monyet kemana ya lama amat gak keluar-keluar
jangan jangan pacaran dulu itu anak, sialan emang mana udah janjian mau main ps.” gumamku
kunyalakan ac mobil porsche 911 ku sambil nunggu peter datang.
“Dasar tu anak dia yang nebeng dia yang lama.”
“Gw jitak palanya kalau ketemu” kataku tak terima
segera ku raih hape ku dengan tidak sabaran ku buka kontak dan segera menelpon si peter
“Woi dimana lu nyet?”tanyaku
“Sorry-sorry, lu duluan aja gw lagi ada urusan bentar” katanya
“Anjay napa gak lu bilang dari tadi?” tanyaku
“Lupa” jawabnya singkat
“Wah kamp...”
belum selesai aku bicara sudah dimatikan oleh peter, kucoba telepon lagi cuma nada tanda ponsel dimatikan yang terdengar.
“sialan emang, lagi kimpoi kali tu anak”
gumamku
aku pun segera melaju keluar dari gerbang sekolah ini, ingin rasanya ku melepas penat dengan main ps secepatnya, sampai tiba tiba...
ciiiitttt...
bunyi rem, dan ban mobil beradu di semen jalan mau keluar dari gerbang sekolah,
“sialan hampir aja jantung ku copot”
dan gue pun langsung keluar, mau meliat makhluk macam apa yang tiba tiba lari menyebrang seperti mau bunuh diri,
“Hei!” seruku
“kalau mau nyebrang liat liat dong, mau mati lu emang?” bentak ku
“elu tuh yang mestinya hati-hati udah tau masih didalam sekolah kok ngebut gitu?” balasnya
“yey siapa yang ngebut? elu tuh yang menyebrang gak liat-liat, dasar cewek sinting” balasku
tiba tiba dengan sekejap mata botol air mineral yang dipegang cewek itu mendarat mulus di kepalaku
bruaak
aku pun jatuh seketika.
“woii apa maksudmu!” kataku
dengan sambil memegang dahi yang sakit, ku coba berdiri.
“dasar cowok kasar!” katanya
Dia segera pergi meninggalkan ku yang masih shock setelah dilempar botol
sampai akhirnya tubuh mungilnya, hilang dibelokan jalan.
sebentar? mungil? lebih tepatnya bantet, bukan bantet juga sih secara anaknya kurus gitu.
Seorang wanita
dengan rambut tebal sedikit bergelombang
hidung mancung
dan bibir tipis
“Beraninya anak itu melemparku dengan botol?”
“awas aja kalau ketemu ntar...”
aku pun segera masuk mobil dan melaju menuju rumahku.
jangan jangan pacaran dulu itu anak, sialan emang mana udah janjian mau main ps.” gumamku
kunyalakan ac mobil porsche 911 ku sambil nunggu peter datang.
“Dasar tu anak dia yang nebeng dia yang lama.”
“Gw jitak palanya kalau ketemu” kataku tak terima
segera ku raih hape ku dengan tidak sabaran ku buka kontak dan segera menelpon si peter
“Woi dimana lu nyet?”tanyaku
“Sorry-sorry, lu duluan aja gw lagi ada urusan bentar” katanya
“Anjay napa gak lu bilang dari tadi?” tanyaku
“Lupa” jawabnya singkat
“Wah kamp...”
belum selesai aku bicara sudah dimatikan oleh peter, kucoba telepon lagi cuma nada tanda ponsel dimatikan yang terdengar.
“sialan emang, lagi kimpoi kali tu anak”
gumamku
aku pun segera melaju keluar dari gerbang sekolah ini, ingin rasanya ku melepas penat dengan main ps secepatnya, sampai tiba tiba...
ciiiitttt...
bunyi rem, dan ban mobil beradu di semen jalan mau keluar dari gerbang sekolah,
“sialan hampir aja jantung ku copot”
dan gue pun langsung keluar, mau meliat makhluk macam apa yang tiba tiba lari menyebrang seperti mau bunuh diri,
“Hei!” seruku
“kalau mau nyebrang liat liat dong, mau mati lu emang?” bentak ku
“elu tuh yang mestinya hati-hati udah tau masih didalam sekolah kok ngebut gitu?” balasnya
“yey siapa yang ngebut? elu tuh yang menyebrang gak liat-liat, dasar cewek sinting” balasku
tiba tiba dengan sekejap mata botol air mineral yang dipegang cewek itu mendarat mulus di kepalaku
bruaak
aku pun jatuh seketika.
“woii apa maksudmu!” kataku
dengan sambil memegang dahi yang sakit, ku coba berdiri.
“dasar cowok kasar!” katanya
Dia segera pergi meninggalkan ku yang masih shock setelah dilempar botol
sampai akhirnya tubuh mungilnya, hilang dibelokan jalan.
sebentar? mungil? lebih tepatnya bantet, bukan bantet juga sih secara anaknya kurus gitu.
Seorang wanita
dengan rambut tebal sedikit bergelombang
hidung mancung
dan bibir tipis
“Beraninya anak itu melemparku dengan botol?”
“awas aja kalau ketemu ntar...”
aku pun segera masuk mobil dan melaju menuju rumahku.
-----
Daftar Index
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Diubah oleh petrusadiwijaya 12-01-2018 15:52
![anasabila](https://s.kaskus.id/user/avatar/2016/06/30/avatar8914126_40.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
anasabila memberi reputasi
1
2.1K
Kutip
8
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan