Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Pasar Modal Jadi Penyeimbang Kelesuan Kredit


OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sektor jasa keuangan Indonesia hingga akhir tahun ini terus menunjukkan kondisi stabil dengan kinerja intermediasi yang berada pada level positif.



Stabilnya sektor jasa keuangan itu antara lain ditopang tingkat pemodalan yang tinggi serta likuiditas yang siap mengantisipasi dan mendukung ekspansi usaha industri keuangan dan perbankan Indonesia.



"Menariknya, pada tahun ini pasar modal Indonesia menjadi penyeimbang pembiayaan dari permintaan kredit perbankan yang tahun ini lesu," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pada jumpa pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK di Jakarta, kemarin.



Ia menjelaskan hal itu tecermin dalam kinerja intermediasi sektor jasa keuangan yang berada dalam level positif, terutama didukung penghimpunan dana di pasar modal yang mencapai Rp257,02 triliun, atau melebihi target pada 2017 yang sebesar Rp217,02 triliun.



"Padahal, sampai akhir tahun masih ada dalam pipeline beberapa emiten yang bakal melakukan IPO (penawaran saham perdana). Jadi, kami perkirakan akhir tahun bisa di atas Rp260 triliun. Ini sejarah, pasar modal tumbuh lebih besar daripada pertumbuhan kredit perbankan."



Stabilnya sektor jasa keuangan juga terlihat dari indikator lain yakni CAR perbankan per November 2017 sekitar 23,54%, risk base capital industri perasuransian yang tinggi yakni pada asuransi umum sebesar 310% dan asuransi jiwa (492%).



Selain itu, pertumbuhan agresif terlihat pula dari kinerja pasar modal yakni indeks harga saham gabungan (IHSG) yang meningkat.



Tahun ini, IHSG menembus level psikologis di atas 6.000.



Hingga 20 Desember, IHSG tumbuh 15,34% secara ytd dengan indeks terakhir 6.109,48.



Dengan kinerja positif itu, kata Wimboh, kredit jangka menengah panjang akan lebih aman jika pembiayaannya diberikan dari pasar modal.



"Dari awal, kebijakan OJK memang diarahkan ke sana. Ke depan ini akan jadi kebijakan agar pasar modal menjadi sumber pembiayaan utama bagi proyek jangka panjang seperti infrastruktur," tutup Wimboh.



Tumbuh lebih baik



Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menambahkan industri perbankan tetap optimistis menatap perekonomian pada 2018, yang diindikasikan dengan target pertumbuhan kredit sebesar 12,23% dalam rencana bisnis bank (RBB) yang dilaporkan kepada OJK.



OJK, kata dia, memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan mencapai 10%-12% pada 2018, tumbuh lebih baik ketimbang realisasi pertumbuhan kredit tahun ini yang diperkirakan hanya mencapai 8%-9%.



Heru pun optimistis dengan apa yang sudah dilakukan industri perbankan pada tahun ini, dari upaya restrukturisasi hingga konsolidasi akan dirasakan dampaknya pada 2018 yakni pertumbuhan kredit jauh lebih meningkat.



"Saya yakin dengan apa yang mereka lakukan selama 2017 yang disebut 'bersih-bersih' dan konsolidasi. Nanti tampak hasilnya pada 2018 sehingga mereka lebih mudah menghadapi tantangan di 2018," kata Heru seperti dikutip dari Antara.(E-3)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...dit/2017-12-22

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Lebanon Gaungkan Solidaritas Arab Untuk Selamatkan Jerusalem

- Kementerian Keuangan Paling Informatif ke Publik

- Kementerian LHK Susun Rencana Aksi Koridor Gajah

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
352
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan